26-jiwa yang kembali sejenak

2.3K 132 0
                                    

Rasa sakit yang sangat mendalam, Annovra rasakan, rasanya jiwanyanya di tarik paksa oleh seseorang.

Tubuhnya terasa ingin remuk, entah karena apa dia bisa merasakan ini, aneh sekali, padahal dari tadi dia hanya berdiri di depan mansion mewah ini, tanpa melakukan hal apa pun.

Seketika, jiwa Annovra melayang dari raganya, begitupun dengan mata Annovra yang tertutup sempurna.

Annovra menyerngitkan dahinya saat ia merasakan pusing. Dia mengadahkan pandangan ke seluruh tempat.

"Gue dimana? Gue siapa?" Gumam Annovra.

Sekarang ini dia sedang berada di taman yang indah, di hiasi dengan bunga-bunga harum yang bermekaran, begitupun pohon rindang.

Di sebelah kiri nya terdapat danau buatan yang cantik, dan angsa putih yang sedang berenang di danau itu.

Sedangkan di sebelah kirinya, terdapat tempat seperti pondok, namun ini terlihat lebih mewah.

Di lapisi dengan warna putih, dan tiang tempat itu di lilit dengan bunga yang bermekaran.

Annovra mencoba berdiri, di tempat ini hanya ada dirinya sendiri, sangat sunyi.

"HALOO, ADA ORANG GAK?!" Pekik Annovra.

Tidak ada sahutan membuat Annovra Bingung, sebenarnya dia sedang berada di mana?.

Kakinya melangkah ke arah danau, dia melihat ke arah air itu, dan membola kaget.

"Lah-lah? Anjir? Kok b-bisa?, I-itu-itu anjir lah tubuh gue kok bisa bergerak gitu ya? Kan gue ada disini???!!" Ujar Annovra dengan tatapan horor nya.

Di danau tersebut menampilkan rekaman dunia nyatanya, di sana terdapat Annovra, Sely dan juga Risa.

Annovra terdiam sejenak, dia menatap ke arah danau itu, kemudian melebarkan kembali matanya, dikala Annovra memeluk Risa.

"Lah? Ini gimana si?! Gue bingung!!!".

"Akhirnya aku bisa peluk mama, makasi Annovra" ucapan yang Annovra dengar barusan, membuat pikiran nya menuju ke satu arah.

"Ohhh begitu? Hm? Begitu?, Awas aja tu rara kalo sampe ketemu lagi, emang gue geprek- geprek wajahnya, seenaknya aja narik jiwa gue sampai gue pengen sekarat" cerewet Annovra, seraya mendengus kesal.

Sekarang Annovra mengerti jika dia hampir mati tadi, karena ulah Rara si roh gentayangan.

"Dah lah, gue biarin aja si Rara senang-senang di dunia, mending gue cari makan" celetuknya mengelus perutnya yang sudah lapar.

Annovra mengadahkan pandangan ke seluruh arah. Indah, satu kata yang dapat dia deskripsi kan tentang tempat ini.

Tempat yang begitu luas dan banyak pohon dengan buah yang lebat.

"MANGGA!!!" Annovra terpekik saat dia melihat pohon yang tinggi dengan buah mangga yang banyak tumbuh di sana.

Dia segera berlari, mengangkat pakaian yang ia pakai, sungguh panjang. Eh? Panjang?.

Dia menghentikan langkahnya, kemudian menatap ke bawah, kearah pakaian yang ia pakai.

Berwarna putih bersih, panjang hingga mencapai mata kakinya. "Fiks baju mbak Kunti" ucapnya seraya mengangguk.

"Trobos ae-lah Anjay" dia segera berlari kembali, tak lupa mengangkat tinggi pakaian nya.

Saat sudah sampai di pohon mangga tersebut, dia mendongak, pohon ini sangat tinggi, tanpa ada dahan, bahkan dahan pohon nya saja di atas sana.

mungkin akan sulit untuk di panjat, tapi tidak untuk Annovra.

"Cih easy ini mah" Annovra segera berpelukan pada pohon tersebut, dan mulai memanjat, dengan melompat-lompat, mirip sekali seperti monyet.

"Hiyaak!! Semangat Annovra" pekiknya menyemangati diri sendiri.

Di lain tempat, ada sosok yang baru saja datang dengan menggunakan pakaian yang sama seperti Annovra.

"Annovra dimana?" Tanya sosok itu.

Dia segera mencari keberadaan Annovra, saat sudah ketemu, dia langsung terkejut. "Annovra?! Kenapa manjat?!" Ucapnya kaget.

"Lo buta atau apa hah?, Gue manjat tu ya mau ngambil mangga lah, yakali mau nyentuh langit!" kesal Annovra tak memperdulikan sosok yang bertanya tadi.

Seketika Annovra terdiam. "Eh? Bentar-bentar, itu yang ngomong sama gue siapa?" Dia memutar kepalanya kebelakang.

Terlihat Rara si roh gentayangan. "WOI RARA"

"Eh copot-copot" kaget Rara mengelus dadanya, sudah tau dia ini sedang melamun malah di kagetin.

"Sini Lo" Annovra melambaikan tangannya, menyuruh Rara menghampiri nya.

Rara langsung menuju ke Rara dengan terebang, tentunya. Annovra berdecak kagum.

"Mending Lo tolong gue ambil tu mangga-mangga" dia menunjuk ke arah mangga yang besar dan menggoda.

Rara hanya mengangguk segera memetik mangga-mangga tersebut.

"Yang itu tuh petik yang gede"

"Nah itu juga"

"Sebelah kiri Sono woi"

"GEDE BANGET BANGKE"

"Petik yang banyak-banyak"

"Bawa plastik anjir, itu udah gak muat di tangan Lo"

"Aish Rara bego, mangga gue jadi jatuh"

Ucapan-ucapan Annovra terus saja membuat kepala Rara pusing, dia hanya pasrah mengambil mangga yang Rara minta.

"Nih tangkap mangga nya" ujar Rara dari atas dengan satu plastik penuh mangga.

Posisi Annovra saat ini masih di pohon, dengan memeluk pohon tersebut. Dia berbinar menatap mangga yang sudah terkumpul.

Rara sudah melempar plastik mangga tersebut, segera di tangkap oleh Annovra.

Bukk

Brukk

"Akhhh"

Annovra terpekik saat tubuhnya terjatuh ke bawah, tanpa menangkap plastik mangga.

Sedangkan Rara hanya menatap nya datar. "Mending kamu cepat-cepat balik ke bumi deh, kalau di sini terus, yang ada, aku yang gila" Rara menghela nafas kemudian pergi meninggalkan Annovra yang sudah terbaring di tanah.

_____________

Kasian Annovra 🗿

👇

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang