37-mencari perhatian

1.7K 122 5
                                    

Waktu jam istirahat sedang berlangsung. Annovra duduk sendirian di kantin sembari menyantap siomay yang dia pesan tadi.

Kantin yang tadinya sunyi, sekarang menjadi berisik, karena algara dan heliz yang memasuki kantin.

Tapi, bukan itu yang menjadi pusat perhatian mereka, tapi meja yang Annovra tempati.

Algara dan heliz sama-sama duduk bersebelahan Annovra. Heliz di kiri dan algara di kanan.

Posisi saat ini Annovra di apit oleh Mereke berdua, bisik-bisik di kantin langsung terdengar.

Annovra yang sedang menyantap siomay nya hanya diam, entah karena di tak peduli, atau memang tidak peka terhadap situasi.

"Lihat tu, algara sama heliz deketin Annovra"

"Gilaa gara ganteng banget"

"Heliz ya gak dulu-sekarang sama aja. Sama-sama ganteng maksudnya"

"Idih apaan banget"

"Tumben deketan sama cewe tu dua orang, biasanya aja ngejauh terus"

"Pelet apa yang engkau pakai, wahai sepuh Annovra"

"Liat, Annovra kaya ga peduli gitu ya, mana santai banget makan siomay"

"Ekhem" algara berdehem, membuat Annovra mengalihkan pandangannya.

Dengan pipi yang mengembung dengan terisi siomay, Annovra menatap algara dengan menyerngit.

Senyuman tipis menghiasi bibir algara, dia melihat Annovra yang makan seperti anak kecil, dengan kuah siomay yang comot mengenai pipinya.

"Aaaa kak gara senyum WOIII!!!"

"Sikironsot anj sikironsot!!!"

"Akhh manisss kaliii"

Heliz memutar matanya kesal, melihat algara yang selalu menacari perhatian Kepada Annovra.

Algara menyeka pipi Annovra menggunakan tisu Yang berada di atas meja.

Annovra yang di perlakukan manis oleh algara hanya bisa terdiam dengan mengerjap matanya beberapa kali.

Lalu dia kembali sibuk dengan makanan nya. Algara menganga tak percaya melihat reaksi Annovra.

Jika itu adalah gadis lain, pasti mereka akan pingsan di perlakukan manis oleh algara yang notabene nya adalah murid yang sangat menjaga jarak dengan gadis manapun.

Sedangkan heliz, hanya terkekeh licik dalam hati, melihat ekspresi wajah Algara.

Vian dan Azel, baru saja memasuki kantin, dan mereka langsung tebar pesona.

Bara yang berada di belakang mereka hanya mendengus kesal. Dia selalu berdoa agar temannya itu bisa cepat taubat.

"Kiw-kiw adek cantik" goda Azel bersiul lalu mengedipkan sebelah matanya, membuat gadis yang ia goda tersipu maloe.

"Ehh apaan tuh?" Tanya Vian menatap ke arah objek yang banyak sekali orang lihat.

Azel mengalihkan pandangannya, lalu menganga tak percaya dengan bertepuk tangan.

"Wahh gue sangat-sangat shock sekali" ucapnya dengan gelengan kepala.

Bara berjalan duluan, meninggalkan dua orang yang tadi berbicara.

"Eh tungguin bangsat" kesal Vian menarik tangan azel membawanya mengikuti bara.

Sesudahnya sampai di tempat yang mereka tujui, bara, Vian dan Azel duduk berhadapan dengan algara, Annovra dan heliz.

"Ekhem" Vian berdehem melirik ke arah tiga orang di depannya.

Dapat ia lihat ekspresi yang berbeda dari tiga orang itu. Ada yang ekspresi nya senang, ada ekspresi nya yang kesal, dan ada ekspresi wajah yang tidak peduli.

Kalian pasti bisa tebak siapa yang ekspresi wajahnya tidak peduli?.

Annovra hanya diam dengan menatap ke arah ponselnya, keadaan di meja itu sangat hening, tidak ada yang ingin membuka suara terlebih dahulu.

Namun, suara seseorang membuat satu meja mengalihkan pandangannya.

"Kak novra" sapa Azka dengan senyuman lucu nya.

"Asa??!!" Pekik Annovra semangat dengan wajah yang berseri-seri.

"Warning-warning" batin Azel dan Vian.

Azka tersenyum manis, lalu mengangguk. "Sini-sini duduk" Annovra menarik lembut tangan Azka.

Kemudian Annovra menolak tubuh heliz, membuat tubuh laki-laki itu tergeser. Sedikit lagi terjengkang.

"Hmphh!!" Azel dan Vian menahan tawanya, saat melihat ekspresi komuk heliz.

Tak jauh dari mereka, algara ikut menahan tawanya, Karena wajah heliz sudah memerah menahan amarahnya.

Azka duduk di sebelah Annovra, sangat dekat, membuat dua orang laki-laki yang melihat itu ingin sekali mencakar wajah imut Azka.

"Boti sialan" batin algara menatap tajam ke arah Azka, seolah pedang yang tajam.

"Awas Lo!" Batin heliz mengepalkan tinjunya.

"Lo liat noh, temen Lo" bisik Vian.

"Teman Lo kali anj––" bisik Azel balik dengan menyenggol lengan Vian.

"Diam!" Bara menatap tajam Azel dan Vian secara bergantian, membuat dua orang itu kicep.

"Caper" gumam algara, melirik sinis ke arah Azka yang tersenyum manis dengan Annovra.

"Tunggu tanggal main" ucap Heliz pelan, yang pastinya di dengar oleh Azka, karena memang mereka duduk bersebelahan.

Azka yang mendengar ucapan heliz, langsung mengalihkan pandangannya dan tersenyum manis.

"Oke" balasnya lalu tersenyum smirk, namun hanya bisa di lihat oleh heliz.

"Sialan, PPB" batin heliz menggeram, tangannya terangkat ingin mencekik leher Azka. Namun...

Kring kring....
Diberitahukan kepada seluruh siswa siswi untuk memasuki kelasnya masing-masing, karena bel masuk sudah berbunyi, terimakasih.

"Sialan" umpat heliz geram, membuat Giginya bergemelatuk.

"Ayo aka ke kelas, kakak antar ya" ajak Annovra yang di angguki Azka.

"Ayo Kaka!!!" Balasnya semangat dan pergi meninggalkan kantin.

Melihat dua orang yang berbeda jenis kelamin itu sudah pergi. Heliz menendang kursi di sebelahnya.

Algara yang memang sangat marah, dia langsung meninggalkan kantin, dengan perasaan yang berkecamuk.

________________

Update update 😋💘 jangan lupa vote.

👇

Transmigrasi Annovra(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang