1. Meet

217 29 3
                                    

Dalam ruangan yang penuh dengan ornamen kuno serta dominasi warna gelap sebagai warna dasar rumah sehingga terlihat begitu suram tanpa adanya warna cerah selain penerangan yang tidak seberapa dari luar. Beberapa orang berkumpul berdiri setelah pertarungan dapat dihentikan secara paksa dan kedua pelaku dihadapkan pada beberapa orang yang terlihat berkuasa.

"Siapa dan apa urusanmu, manusia" sosok dengan pakaian serba hitam dengan mata tajam mengarah pada satu orang manusia dihadapannya yang sedari tadi diam dengan pandangan terasa mencari sesuatu diantara banyak orang.

"Aku benci hal ini tapi baiklah aku Zhao dan urusanku adalah mencari dirinya!" Zhao menunjuk salah satu dari mereka. Sosok dengan tampilan rambut hitam yang setara dengan jaket dan celananya dipadukan dengan kaos putih lengkap dengan bagaimana sosok itu terkejut namun berhasil menyembunyikan ekspresi wajah dan mengganti dengan tatapan sendu.

"Kak, aku sudah bilang untuk tidak mencari ku"

"Dan membuat dirimu mengonsumsi darah seumur hidup?"

"Itu pilihan ku tolong hargai"

"Aku hargai apapun kecuali berurusan dengan sosok darah dingin seperti mereka!"

"Kak..." Wajah itu sendu dan semakin sedih tangannya digenggam erat oleh sosok tersayang disampingnya. Ia menunduk tidak kuasa melihat wajah murka sang kakak dihadapannya yang telah ia tinggal selama beberapa hari lalu.

"Kembalilah Yuno"

"Aku bahagia disini kak"

"Kau bahagia bersama pembunuh mama?" Zhao tidak mengerti apa yang disebut bahagia jika hidup bersama para pembunuh mama bahkan hampir seluruh keluarganya menjadikan rumah besar milikinya dulu penuh lautan merah serta mayat. Zhao paham ketika itu terjadi Yuno adiknya sedang ikut karya wisata sehingga meninggalkan Zhao sendiri sebagai saksi pembantaian malam itu.

Tapi dengan hidup bersama pembunuh tidak akan Zhao biarkan meski itu menghalangi kebahagiaan adiknya. Yuno sendiri hampir menangis melihat sosok kakak yang disayangi selama ini memberikan ekspresi wajah kecewa untuk kali pertama ia melihat ini.

"Kak, apa maksudmu? Jika ini kau lakukan untuk aku kembali maka bukan berkata demikian!"

"Ini fakta! Kau tidak tahu karna mengikuti karya wisata sementara aku yang menyaksikan bagaimana makhluk di sekitar mu membantai seluruh keluarga serta dia hampir menghisap habis darahmu!"

"Kak Gion tidak seperti itu!"

"Lihat pelipis yang ia tutupi rambut! Itu bekas luka yang aku torehkan ketika dia mengejar ku!" Yuno menatap Gion yang kini hanya diam tanpa suara dan lebih memilih menatap depan tanpa melirik Yuno sedikitpun. Ia berjalan menuju Zhao sebelum melepas paksa genggaman Yuno.

"'Bulan biru menyambut dunia immortal dan kami akan menyambut suatu kedatangan makhluk suci yang lama menghilang, selamat datang roh suci sang rubah'"

Setelah mengatakan itu Gion pingsan secara tiba-tiba. Zhao terkejut tapi ia lebih milih memikirkan perkataan makhluk dingin yang pingsan itu. Sang rubah roh suci datang kembali seperti dongeng yang mama ceritakan di setiap malam dan satu fakta yang ia ingat.

'Roh rubah telah berpindah dari tubuh mamanya.'

Bagaimana Zhao tahu? Dalam mimpi kecilnya ia bertemu sosok rubah cantik dan itu terjadi tepat sebelum pembantaian di lakukan. Zhao memikirkan hal ini dan ia akan kembali untuk membaca diary mama tentunya bersama Yuno.

"Bawa Gion ke kamarnya Yuno"

"Yuno.."

"Kak Zhao tempatku disini sebaiknya kakak pergi kembali karena Yuno dulu telah mati bersama dengan mama" tanpa menoleh Yuno pergi meninggalkan semua orang dengan membawa Gion. Yuno tidak peduli dengan kakaknya saat ini yang menatap dengan kecewa sangat dalam terlebih ia tidak peduli apakah nantinya sang kakak kembali atau menjadi santapan beberapa makhluk dingin sepertinya.

"Kecewa? Tapi maaf dia memang bagian kami" Zhao melirik sekilas sosok dengan pakaian serba hitam dan memilih mengeluarkan sebuah kalung berbandul merah.

"Jika seperti itu, aku akan membuang seluruh barang yang bersangkutan padanya dan aku tidak peduli sepenting apa barangnya karna kini makhluk darah dingin mengambil segalanya dariku" Zhao melempar kalung itu tepat didepan sosok serba hitam tanpa peduli wajah terkejut dari beberapa orang disana dan memilih pergi menuju pintu keluar.

"Kau tidak bisa pergi begitu saja" hal itu menghentikan langkah Zhao ketika satu langkah lagi ia berhasil keluar dari rumah itu.

"Aku memberikan kalung permata demon dan kau harusnya mempersilahkan karena untuk keluar dari sini harus memberikan sesuatu yang berharga"

"Darimana kau mengetahuinya dan kalung ini?"

"Cerewet! Tinggal terima apa susahnya?! Aku tidak ingin berurusan dengan makhluk abadi, pekerjaan ku masih banyak"

"Sang rubah pasti selalu berurusan dengan makhluk abadi" satu orang yang sedari tadi mengamati kini berjalan menuju Zhao yang tetap pada tempatnya tanpa bergerak sedikitpun.

"Ada banyak yang harus kita selesaikan sebelum kau pergi rubah kecil"

Kata terakhir yang Zhao dengar sebelum dirinya merasakan dart panah yang melesat tepat kearah lehernya tanpa bisa menghindar dan kegelapan datang menemuinya.



TBC.

Vote comment, kalo rame langsung end.

Buat story Lily of the valley kuusahain up cepet.

Terimahanbin🙏

The Dangerous RedWhere stories live. Discover now