3. Fact

156 22 8
                                    

"mengingat kembali?" Satu sosok yang tersenyum lebar itu berjalan mendekatinya kemudian menggenggam salah satu tangan Zhao seraya satu tangan lainnya mengelus permukaan lembut wajah Zhao.

"Rubah itu pasti sudah memberitahu tentang kita" sosok itu masih tetap mengelus wajahnya tanpa ingin menjauh memberi jarak kalau saja Zhao tidak menendang lutut sosok itu.

"Hey!"

"Tata Krama mu dimana? Aku tidak mengenalmu jauhi aku" Zhao memilih berjalan menuju sosok yang masih duduk di sofa dengan pandangan tajam. Zhao butuh kebenaran tentang semua ini apalagi dengan kaki kanannya yang dirantai seperti seorang tahanan.

"Lepas rantai ini aku harus pergi" sosok itu menghela nafas dan ia memilih berdiri menatap tajam Zhao lalu melangkah pergi menuju pintu kamar namun sebelum ia benar-benar keluar ia melirik sekilas pada dua orang yang menatapnya dengan berbagai tatapan.

"Tanyakan pada dia karena rantai itu dipasang olehnya aku pergi dulu"

Tepat ketika sosok itu pergi Zhao merasakan ada seseorang yang merangkul pundaknya dan tepat ia melihat ke samping kiri senyum menyebalkan terpancar rapi tanpa ada komponen yang tertinggal seperti sekarang tangan lainnya menggenggam tangan Zhao.

"Aku tidak ingin kau kabur karena urusan kita belum selesai" sosok itu menuntun Zhao duduk di sofa. Zhao sendiri menurut karena ia masih butuh informasi lebih tentang ini semua jadi untuk sekarang ia simpan seluruh tenaga dan lebih mengikuti bagaimana alur dari ini semua.

"Katakan semua yang rubah itu katakan" Sosok itu memilih menyandarkan kepalanya pada pundak Zhao yang membuat Zhao ingin bergeser memberi jarak tapi lengan sosok itu merangkul erat pinggangnya seakan menahan agar tidak jauh darinya.

"Sebelum menjawab, aku ingin kita kenalan terlebih dahulu jadi halo Zhao manis ini aku Hayden dan kita adalah soulmate" Hayden masih tersenyum dengan tangan yang menganggur kini menggenggam erat tangan Zhao. Zhao sendiri masih diam menunggu Hayden melanjutkan perkataannya karena jujur saja Zhao hanya perlu sedikit informasi dan kabur dari sini.

"Kau tidak ingin basa-basi ternyata kalau begitu aku akan bilang bahwa sang rubah datang padaku di dalam mimpi ketika pembantaian di sebuah rumah besar tepatnya pinggir pemukiman dekat hutan ada seorang anak yang sedang berlari menyusuri hutan dan ia dikejar oleh makhluk immortal" tangan kecil yang semula ia genggam kini ia mainkan jari-jari lentiknya.

"Itu kaum mu"

"Kau salah besar manis" Hayden bangun dari posisinya dan kini matanya menatap wajah Zhao yang terlihat menawan begitu cantik membuat tangan yang semula memainkan jari lentik Zhao kini beralih mengelus lembut wajah Zhao.

"Aku pemimpin dari ras vampir datang setelah ras lain berhasil membantai penjaga gerbang immortal dan saat itu terjadi kami mencari mu berdasarkan informasi sang rubah melalui mimpiku-"

"-Dan ketika kami berhasil menemukanmu, kakakku yang kau temui tadi kak Jean menghalang pembantai agar aku bisa menemukanmu tapi naasnya kau ditemukan oleh Gion sosok vampir baru yang beradaptasi dan menginginkan darahmu" Hayden menghentikan sejenak elusannya dan memilih menyelam dalam indahnya dua bola mata yang kini bisa ia lihat setitik warna biru di sekitar pupil warna coklat.

"Gion berhasil meneguk darah yang mengalir dari bahumu yang terluka, dan untungnya hanya beberapa saat Yuno adikmu datang menjauhkan Gion darimu tapi malah ia yang disantap oleh Gion"

"Meski begitu Gion ternyata merasa bersalah jadi ketika Yuno kehilangan banyak darah Gion memberi racun vampir melalui gigitan tadi dan karena itulah Yuno memilih bersama kami" Zhao hanya diam mendengarkan segala jawaban dari Hayden dan fakta menyakitkan tentang alasan Yuno bergabung menjadi bagian Vampir. Egois kah ia meminta Yuno kembali jika saat ini tahu betapa bahayanya adiknya itu?

"Kami masih mencari ras apa yang melakukan pembantaian dan rubah itu berkata seraya memilihku untuk menjadi pasangan sekaligus menjaga dirimu menyelesaikan tanggung jawab yang akan kau emban"

Tanggung jawab yang dulu diemban sang mama tanpa mengatakan apapun pada anaknya kecuali dongeng-dongeng naif di setiap malam. Apa yang harus ia lakukan sekarang ketika tahu dongeng-dongeng itu nyata bahkan ia termasuk didalamnya? Zhao tahu satu hal tentang jawaban yang akan menunjukkan segala kebenaran.

'Diary mama dan sang rubah'

"Hayden aku berterimakasih tentang fakta yang kau berikan dan akan memahami hal ini tapi bisakah kau melepaskan rantai ini? Kakiku terasa tersiksa"

"Bisa, tapi beri aku sesuatu yang manis terlebih dahulu" Hayden tersenyum lebar menatap Zhao dengan wajah kebingungan begitu menggemaskan seakan ingin ia lahap dalam sekali telan.

"Permen?"

"Bukan, tapi ini" Tanpa aba-aba Hayden menarik pinggang Zhao lebih dekat hingga kedua belah merah lembab itu bersatu membuat kejutan diantara salah satunya. Hayden lebih memilih fokus pada kegiatannya yakni memakan belah Cherry yang manis terasa di mulutnya tanpa peduli Tangan Zhao mendorong untuk menjauh tapi ia memilih menahan kepala Zhao untuk tetap pada posisi. Zhao tidak punya kekuatan lagi entah kenapa matanya terasa berat hingga ia memilih menutup mata membiarkan Hayden melumat setiap inchi bibirnya.

Hayden melepas tautan antara bibir itu hingga menyisakan bengkak di bibir dengan nafas yang terasa tenang dan kedua mata tertutup. Ia tersenyum mengangkat tubuh itu dalam gendongan nyamannya menuju kasur dan segera menyelimuti sosok manis tersebut.

Hayden mengecup pelan dahi Zhao dan memilih berbaring memeluk sosok itu tanpa peduli reaksi Zhao di esok hari.

'Kita akan melewati bersama Zhao'


TBC..

Double up soalnya sampai akhir bulan bakal jarang up. Gomen..

Ayo voment kalo rame jadi pintu rumah Hanbin (bercanda🙏)

Sekian terimayujin.

The Dangerous RedWhere stories live. Discover now