8. Face to face

106 19 3
                                    

Warning, 1,2k word!

=•=

Dalam ruangan rahasia hanya tersisa dua orang yang mana memiliki hubungan darah namun sekarang sedang terjadi perang dingin. Awalnya, ketika waktu menjadi normal kembali Zhao mengatakan ingin diberi ruang untuk berbicara empat mata dengan Yuno karena ini merupakan langkah awal menyusun strategi sebelum berdiskusi dengan lainnya. Hayden awalnya ingin tetap menemani Zhao tapi dengan diberi sedikit kecupan dan bisikan kecil oleh Zhao, barulah ia pergi dari tempat itu.

"Kak Zhao, maaf tentang-"

"Yang lalu biar lalu Yuno, sekarang saatnya aku memberitahu sesuatu penting mengingat situasi saat ini" dua orang tersebut duduk berhadapan dengan meja besar yang menjadi pembatasnya.

"Tapi tetap saja aku sudah menyakiti hatimu kak! Aku yakin kau kecewa tapi kumohon terima maaf ku"

"Penjelasan Yuno, aku tahu kau keras kepala karena itu aku akan memaafkan jika ada penjelasan dibaliknya" Zhao melihat setiap gerak-gerik Yuno seperti ada yang disembunyikan terlihat dari ekspresi wajahnya yang sedikit tegang. Dengan sedikit menghela nafas, Yuno memilih untuk menceritakannya lagipula tidak baik juga ia simpan seorang diri dan mengingat kakaknya lebih tahu daripada dirinya.

"Malam sebelum pembantaian pada keluarga kita, aku mendengar seseorang mengatakan sesuatu ketika berjalan menuju rumah" Yuno sebenarnya masih ragu tentang apa yang ia dengar malam itu tapi jika hal tersebut benar maka dalam beberapa bulan lagi akan terjadi bahaya yang besar.

"Di sebuah gang kecil sebelum perempatan ada dua orang yang mungkin kak Zhao lebih mengenalinya karena mereka pernah berkunjung ke rumah, sejujurnya aku tidak terlalu peduli-"

"Langsung pada poinnya Yuno" Satu hal yang Zhao tidak sukai dari Yuno yang mana ketika menyembunyikan sesuatu pasti akan banyak bicara bahkan poin yang akan dibicarakan tidak ada lagi karena dia pandai dalam membelokkan topik utama ke topik lainnya.

"Maaf, aku hanya tidak yakin dengan apa yang kudengar waktu itu"

"Memang apa yang kau dengar?"

Helaan nafas terdengar lagi dari Yuno yang kini tidak bisa menatap mata tajam Zhao. Yuno merasa ia akan langsung di bunuh jika menatap terlalu lama mata itu jadinya ia menunduk, menyembunyikan ketakutan akan omelan dari sang kakak tersebut.

"Mereka mengatakan kalo hak kuasa pintu immortal milik mereka dan keluarga kita hanyalah perampok ulung yang mengambil kekuatan makhluk immortal dan harta yang mereka punya-"

"Jadi dalam beberapa jam ke depan mereka sudah membuat rencana untuk membantai habis seluruh keluarga kita serta menjadikan mama sebagai budak karena hanya ia yang terkuat diantara keluarga kita"

"Jadi mereka ingin mengambil hak itu?"

"Aku rasa begitu, maaf jika ini salah" Jika benar begitu adanya, maka mau tidak mau pembantaian dua dunia yang bertujuan penaklukan akan terjadi. Pengambilan kekuasaan secara paksa dan menyebar kebohongan kepada dunia akan membuat banyak orang berada dalam kendalinya. Bahkan saat ini dia sudah menyebar berita bohong tentang keluarganya kepada beberapa orang atau mungkin juga kepada makhluk immortal yang ditemuinya.

"Mereka menyebut nama?"

"Tuan Tom, aku dengar itu dengan jelas" dapat dipastikan dengan mengikuti petunjuk dari diary mama semua sudah terungkap jelas. Tuan Tom, seorang politikus ternama yang dikenal sebagai lambang kebijaksanaan oleh orang-orang dan merupakan adik kandung mama yang ternyata menjadi otak dari pembantaian keluarganya. Zhao mengambil sesuatu dari kotak mama kemudian memberikannya pada Yuno.

Itu sebuah pin! Pin cantik dengan perpaduan rubah dan kelinci yang masing-masing memiliki dua kristal warna berbeda. Yuno menatap tanya kepada Zhao sembari memegang pin itu.

The Dangerous RedWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu