17. baikan

2.9K 88 0
                                    

Azzam turun dari lantai dua menghampiri istrinya dan mertuanya yang sedang mengobrol di ruang keluarga. Azzam duduk di samping aqila menatap ayah mertuanya yang menatapnya sinis, menoleh melirik ibu mertuanya yang hanya tersenyum tipis.

"Drama lo bagus banget akting pingsan, demam, padahal aslinya sehat" sindir umar.

Azzam menoleh menatap abang iparnya. "Astaghfirullah, saya tidak akting bang, saya benar-benar sakit karena dari kecil saya tidak kuat lama-lama hujan-hujanan makannya itu saya pingsan" jelas azzam.

Umar meneguk tehnya, mengangguk paham. "Bagaimana kalau aqila hujan-hujanan terus lo cuma lihatin aqila doang gitu? Enggak lo suruh neduh, atau lo tarik dia buat berhenti. Kena air hujan aja lo lemah apalagi mau jaga adik gue" ucap umar terkekeh mengejek.

Azzam terneyum tipis. "Walaupun saya tidak kuat dengan air hujan jika menyangkut tentang aqila saya rela tubuh saya sakit, taruhannya nyawa pun saya mau" sahut azzam.

Umar bertepuk tangan mendengar ucapan azzam. "Bagus-bagus. Selain lo suka selingkuh lo juga bisa bikin orang terharu dengan ucapan lo" kata umar.

"Umar stop!" Ucap bunda menatap umar.

Umar hanya melirik, ia kembali menatap azzam yang menunduk. "Lo udah sembuh?" Tanya umar serius.

Azzam mengangguk pelan. "Alhamdulillah lebih baik dari sebelumnya" jawab azzam ragu.

Umar mendorong pelan kunci mobilnya ke meja depan azzam "Karena lo udah sembuh lo boleh pulang, gue pinjemin mobil gue nanti biar teman gue yang ambil. Oh, ya, jangan lupa segera urus penceraian lo sama adik gue karena gue enggak sabar lihat adik gue nikah sama pria pilihannya" ucap umar panjang lebar.

DEG

Azzam langsung mendongak menatap dingin Umar. "Jaga ucapan Abang, saya dan aqila tidak akan bercerai sampai kapanpun. Tidak ada yang bisa memisahkan kita kecuali ajal menjemput kita berdua" tegas azzam.

Syakil yang sedari tadi hanya diam langsung menyahut. "Karena kamu bersungut-sungut mencintai anak saya maka saya akan merestui kamu. tapi keputusan selanjutnya ada pada aqila, dia yang menjalankannya" ucal Syakil.

"Yah, ak-----"

"Kamu diam dulu" potong bunda.

Umar mengangguk lemah.

Azzam menoleh menatap istrinya yang hanya diam menunduk. "Aqila saya sudah jelaskan semuanya kalau saya tidak selingkuh, kamu percaya saka saya, kan? Kalau kamu kurang percaya saya akan bawa wanita itu bertemu dengan kamu supaya kamu  percaya sama saya" ucap azzam berusaha meyakinkan aqila.

Aqila memberanikan diri untuk menatap azzam. "Apa yang aqila dapat kalau aqila memaafkan gus?" Tanya aqila.

Azzam diam ia tidak paham maksud istrinya apa. "M-maksudnya?" Tanya azzam.

Aqila tersenyum tipis. "Aqila ingin kembali tinggal di pesantren rumah gus, aqila tidak ingin tinggal di rumah itu lagi karena aqila tau rumah itu pasti dekat dengan permepuan itu" jelas aqila.

Azzam langsung menoleh menatap ayah mertuanya yang menatap aqila tajam. Baru hendak menjawab sudah di sela lebih dulu oleh ayah mertuanya.

"Aqila kamu jangan gila, kamu ingin tinggal di sana samanya saja kamu cari penyakit. Kamu lihat adik ipar kamu yang jahat itu dia---"

"Ayah. Aqila yakin sela berubah dia saja sudah meminta maaf sama aqila dan kalian berdua" potong aqila.

Putri menatap azzam. "Bunda tau kamu pria yang baik tapi apakah kamu bisa menjamin kalau kalian berdua tinggal di pesantren aqila tidak celaka lagi, maksudnya adik kamu tidak kembali menjahati aqila?" Tanya bunda hati-hati.

Azzam mengangguk pelan. "Azzam pastikan adik azzam tidak menjahati aqila lagi, azzam akan menjaga aqila lebih ekstra lagi" jawab azzam.

Umar menatap azzam. "Sampai adik gue celaka gara-gara adik lo gue pastikan lo enggak bakal pernah lihat aqila lagi, itu janji gue" tegas umar.

**

Aqila turun dari mobil menatap sekeliling pesantren yang ramai. Ia berjalan menuju rumah mertuanya bersama azzam Disampingnya membawa tas yang berisi pakaian mereka.

"Assalamualaikum" salam aqila dan azzam masuk kedalam rumah.

"SAMPAI AZZAM SAMA AQILA CERAI ABI TIDAK AKAN MEMBERIKAN UANG UNTUK KAMU SELAMA SATU TAHUN. ABI TAU KALAU JODOH DITANGAN ALLAH TAPI ABI TIDAK IKHLAS KALAU AQILA SAMA AZZAM BERPISAH, KAMU TAU SENDIRI KALAU AZZAM TIDAK PERNAH TERBUKA SAMA KELUARGANYA SENDIRI Z TAPI SETELAH DIA MENIKAH DENGAN AQILA DIA SANGAT TERBUKA SAMA KITA ORANG TUANNYA" bentak abi marah.

Azzam dan aqila saling berpandangan satu sama lain, azzam yang mendengar suara sela yang terus meminta maaf sambil menangis tidak tega. Ia langsung msuk kedalam. "Abi stop! Jangan marahin sela lagi" azzam memeluk sela yang menangis tersedu-sedu di lantai. "Kamu tidak papa?" Tanya azzam menghapus air mata sela.

"Hiks. Abang maafkan sela hiks, sela bersumpah sela tidak ada niat buat celakain kak aqila walaupun aqila tidak suka sama dia. Hiks, sela menyesal sela minta maaf" isak sela memeluk azzam erat.

Aqila berjalan menghampiri mereka. Menatap abi dan umi yang menatapnya kaget. "Assalamualaikum" salam aqila menyalami tangan mertuanya.

"W-waalaikumsalam. A-aqila" kaget mereka.

Aqila tersenyum tipis. "Abi jangan marahin sela lagi, aqila juga salah karena telah melempar gelas ke kepala gus azzam" sesal aqila.

Umi dan abi langsung memeluk aqila. "Syukurlah kamu mau kembali sama anak kami, umi khawatir banget kalau benar-benar mau cerai sama azzam" ucap umi mencium kening aqila.

Umi dan abi melepaskan pelukannya menatap aqila. "Kamu sudah sembuh? Ayok duduk dulu kamu pasti capek" ajak umi khawatir.

Baru satu langkah aqila dikagetkan dengan sela yang memegang kakinya sambil menangis. Reflek aqila memberhtikan langkahnya menatap sela yang menangis tersedu-sedu.

"Kak aqila tolong jangan bercerai sama bang azzam, sela janji setelah ini sela akan baik sama kak aqila. Sela janji sela tidak akan jahat sama kakak asalkan kak aqila jangan bercerai, hiks" isak sela.

Aqila membantu sela berdiri. "Aku sudah memaafkan kamu, ko. Tapi jangan diulangi lagi, ya. Kalau kamu masih jahat sama aku......aku akan benar-benar mau bercerai sama ab---"

"Aqila saya tidak suka kata-kata itu" potong azzam.

Aqila melirik azzam. "Lihat abang mu begitu mencintai aku, kalau aku tinggalkan pasti dia gila sambil berteriak. 'aqila saya mencintai kamu tolong jangan tinggalkan saya' gitu" ucap aqila menirukan suara azzam.

"Hahahah" tawa semua orang melihat wajah datar azzam.

"Yasudah duduk duduk dulu" ajak panji yang sedari tadi diam bersama istrinya.

Mereka lanjut mengobrol sampai tidak terasa sudah sore. Azzam dan aqila langsung pulang ke rumah yang ada dibelakang rumah umi, mereka langsung membereskan pakaiannya. Ah lebih tepatnya azzam yang membereskan semuanya sedangkan aqila hanya duduk dan mengawasi azzam yang sedang bersiap-siap. Azzam tidak mau istrinya kecapekan.

***

setulus cinta gus AzzamWhere stories live. Discover now