52. Nama panggilan kesayangan

1.3K 64 16
                                    

Aisyah menatap azzam dari atas tangga menatap azzam yang sedang membereskan mainannya, aisyah terus memikirkan perkataan bundanya dua hari yang lalu.

Aisyah duduk di anak tangga menatap setiap pergerakan azzam, aisyah merasakan kalau azzam akhir-akhir ini tidak terlalu dekat dengannya. Biasanya azzam mengajak nya bermain, namun akhir-akhir ini lebih tepatnya empat hari ini azzam seakan membatasi interaksinya dengan dirinya. Aisyah merasa kehilangan!.

"Mikirin apa?" Tanya yanti ikut duduk di samping aisyah.

"Eh aunty, ais kaget tau."

Yanti terkekeh kecil. "Mikirin apa?" Tanya yanti ulang.

Aisyah menunduk sedih. "Ais, anak durhaka ya aunty?." Tanya aisyah.

Yanti mengerutkan keningnya. "Anak durhaka? Maksudnya?." Tanya yanti tidak paham.

"Ais tidak mau dekat-dekat ayah om jahat, kata buna ayah om jahat itu ayah asli ais. Tapi kenapa ayah om jahat tidak pernah menemani ais waktu ais bayi?." Cicit aisyah

Yanti mengangguk paham ia mengelus rambut aisyah. "Bukan tidak menemani ais, tapi gus azzam. Ayah kamu tidak tau kamu ada, dan. Takdir memisahkan kalian, namun pada akhirnya takdir kembali mempertemukan kalian."

Aisyah mendongak menatap yanti. "Jadi ais harus apa?." Tanya aisyah polos.

"Minta maaf sama ayah kamu, janji jadi anak baik dan Sholehah. Aunty pernah dengar dari om kamu, panji. Kalau ayah kamu tuh sedih karena kamu tidak mau dekat-dekat nya. Padahal ayah kamu sayang dan cinta banget dama kamu dan bunda kamu, bahkan cintanya lebih besar ketimbang dirinya sendiri."

Aisyah mengangguk ia langsung berdiri, dan berlari menghampiri azzam yang sedang membaca buku. "Ayah om jahat." Teriak aisyah.

Azzam menoleh menatap aisyah sudut bibirnya terangkat membentuk senyum. "Aisyah, kenapa teriak-teriak?." Tanya azzam menatap anaknya.

Mata aisyah berkaca-kaca ia langsung memeluk azzam, membuat sang empu cukup terkejut. "Hiks ais minta maaf sama ayah om jahat, hiks. Ais menyakiti ayah om jahat ya?." Isak aisyah.

Azzam mengerutkan keningnya ia sedikit bingung, namun tetap membalas pelukan anaknya. "Aisyah, kenapa nangis?" Tanya azzam lembut.

Aisyah mendongak menatap azzam. "Ais minta maaf sama ayah om jahat, karena sudah menyakiti ayah om jahat."

Azzam tersenyum tipis ia mencium kening aisyah. "Kapan menyakiti ayah?" Tanya azzam sambil mengusap air mata aisyah.

"Udah lama."

"Kapan coba? Ingat-ingat coba, ayah lupa kapan aisyah menyakiti ayah."

"Lupa." Cicit aisyah.

Azzam mengangkat aisyah ke pangkuannya. "Ayah maafkan tapi ada syaratnya."

"Apa?" Tanya aisyah cepat.

"Aisyah jangan panggil ayah om jahat lagi, Panggil ayah aja, jangan ada om jahat nya."

Asiyah diam beberapa detik sebelum mengangguk pelan. "Ya. A-ayah zam."

"Ko ada zam nya?." Tanya azzam.

"Karena ais suka." Jawab asiyah simpal.

Azzam tersenyum lebar setidaknya itu nama kesukaan anaknya. "Yaudah enggak apa-apa." Ucap azzam.

***

Azzam dan aqila menemani aisyah bermain di taman santri. Mereka mengawasi aisyah yang sedang mengejar kupu-kupu. Ingatan azzam kembali pada waktu ia bertemu aisyah.

setulus cinta gus AzzamOù les histoires vivent. Découvrez maintenant