42. Ayah sakit

1.4K 63 0
                                    

Aqila tidak habis pikir dengan sikap suaminya yang sangat berbeda dari biasanya, azzam yang dulu tidak gampang tersinggung, tidak gampang marah, tidak gampang sinis. Kini merubah drastis. Bahkan bukan ke aqila saja ia kesal tapi semua orang yang menurutnya sangat menyebalkan.

Seperti sekarang ini azzam kesal dengan adiknya yang mondar-mandir tidak jelas, menurutnya sangat tidak berfaedah. "Kenapa sih semua orang nyebelin?" Tanya azzam menatap keluarganya.

Aqila menghela napas berat. "Gus, kalau marah jangan ke orang yang enggak tau masalah kita, kasihan mereka." Ucap aqila.

Azzam menatap aqila kesal. "Apa kamu?, masih mau bilang nyesel nikah sama saya hah?. Mau diulang ke kejadian waktu itu?" Kesal azzam.

Aqila memalingkan wajahnya. "Terserah deh, aku capek dari tadi aku salah mulu." Kesal aqila.

"Emang dari dulu kamu tuh enggak pernah ngertiin saya, ledek saya sering pakai sarung, terus kamu bilang sama teman kamu kalau kamu nyesel nikah sama saya. Terus kalau kamu marah pengennya dibujuk, Giliran saya yang marah aja kamu ikut marah, kesal, melebihi saya." Cerocos azzam.

Abi menatap azzam heran. "Kamu kemana sih, nak. Kamu ada masalah apa? Sini cerita sama abi, kasihan istri kamu dari tadi dia bujuk kamu." Ucap abi lembut.

Azzam menggeleng. "Enggak abi, azzam tidak memiliki masalah apa-apa, hanya dengan aqila azzam memiliki masalah. Dia semenjak di kore nyebelin banget, azzam serba salah. Terus nih, ya, azzam dibanding-bandingkan sama almarhum reyhan. Ah pokonya banyak, gimana enggak marah coba azzam." Cerocos azzam.

Aqila menatap datar azzam. "Tidak usah melebih-lebihkan, aku enggak bicara git----"

"Tuh, kan, bi. Dia selalu mengelak, jelas-jelas dia bilang gitu. Selain itu juga azzam disuruh tidur diluar waktu itu, mana dingin lagi diluar."

"Gue-----"

"Apa? Mau ngelak lagi?, perlu saya tunjukkan CCTV teras rumah hah?" Potong azzam cepat.

Aqila berusaha untuk sabar ia memilih untuk duduk di samping umi. "Yang dikatakan gus azzam tidak sepenuhnya benar, mi. Jangan percaya." Bisik aqila melirik sinis azzam yang menatapnya tak kalah sinis.

"Sudah-sudah, kalian baikan lagi cepat." Suruh abi menatap mereka berdua.

"Azzam tidak mau." Tolak azzam.

"Aku juga tidak mau." Sinis aqila ia langsung masuk ke kamar sela.

***

Malam harinya azzam benar-benar tidak bisa tidur tanpa aqila, sungguh ia rindu pelukan aqila. Sedari tadi ia hanya mondar-mandir dalam kamar berharap aqila masuk kamar, dan meminta maaf.

"Emang nyebelin." Kesal azzam.
Azzam merebahkan tubuhnya di kasur menatap foto aqila yang sedang tersenyum manis. "Cantik banget sih kamu." Puji azzam.

Tidak kuat menahan rindu azzam langsung keluar kamar menuju kamar adiknya, ia langsung masuk karena pintu kamar tidak dikunci.

"Assalamualaikum" salam azzam.

Sela yang memang belum tidur ia menoleh kaget. "Waalaikumsalam, abang." Kaget sela.

Azzam menatap aqila yang tidur pulas, terlihat jelas cara tidur aqila yang seperti biasanya. "Abang mau tidur di kamar kamu boleh?" Izin azzam menatap sela.

Sela menggeleng cepat. "Engg----"

"Nanti abang belikan ponsel baru." Potong azzam menaik turunkan pantatnya.

setulus cinta gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang