Bab 14

4.7K 332 12
                                    

Author POV

"Li, gua suka sama Kathrina."

*Uhuk*

Eli tersedak minumannnya ketika Gita selesai berucap. Sebagai salah satu orang terdekat, Eli jelas bisa melihat itu. Namun dia tidak menyangka Gita akan mengucapkannya segamblang ini.

"Kalo menurut loe, gua harus gimana?" tanya Gita.

Eli membenarkan duduknya. "Nih, kalo loe emang suka sama dia, deketin dia pelan-pelan. Loe ilangin itu sifat dingin loe. Gua liat dia juga nempel kok ke elo. Bisalah langsung di gassin." ujar Eli berpendapat.

"Pengen sih siapin moment buat nembak dia gitu, tapi lagi sibuk sama persiapan lomba. Cape gua ya ngurusin lomba, ya  kerja, ya cinta. Beuh ribet."

"Ya elo semua diembat, pikirin juga diri loe dong." Eli menoyor kepala Gita pelan.

"Gua sebenernya udah gamau ikut lomba, tapi ini tingkat nasional, kalo gua ikut walaupun ga menang sekalipun, bakal ada duit yang masuk ke rekening gua nanti. Abis itu dah fokus sekolah sama kerja aja."

Eli menepuk pundak Gita pelan, "loe ga kekurangan duit, Git. Gaji loe dari ci Shani lebih dari cukup buat makan kalian, jangan paksa diri loe, ya? Buat bisnis, untuk sekarang serahin ke gua. Gua lagi urus desain interior sesuai sama yang loe mau." jelas Eli.

"Gatau lagi gua gimana kalo ga ada loe, Li. Loe sama Chika itu penting banget buat gua setelah Christy. Makasih banyak ya."

Keduanya kini diam, Gita yang sibuk membolak balik bukunya dan Eli yang sibuk mengutak-atik laptop milik Gita.

"Oh ya, Li. Gua liat-liat loe makin nempel sama Dey. Gimana hubungan kalian?" tanya Gita penasaran.

"Gua lagi proses deketin dia sih, tunggu aja entar." jelas Eli.

"Jangan kelamaan, diembat orang nanti." Eli melempar wajah Gita dengan selembar kertas. "Ngaca loe. Dah ah sana belajar aja, ga usah nanya aneh-aneh."

*Kriingg*
Dering ponsel Gita membuat ketenangan di kamar itu pecah. Eli meraih ponsel itu dan mengangkat telfon ketika melihat nama yang tertera adalah Adel. Ia menekan tombol loudspeaker agar Gita bisa mendengar.

"Ka Git, ke rumah sakit sekarang, tolong!" Gita yang terkejut langsung meletakkan buku di tangannya dan meraih ponsel dari tangan Eli.

"Shel, loe kenapa? Mana Adel?" tanya Gita panik.

"Adel masuk rumah sakit ka, alerginya kumat." jawab Ashel.

"Kita ke sana sekarang, loe tenang." ujar Gita.

"Li, kita berangkat sekarang. Loe bawa Zee, jangan kasih tau dia sekarang. Gua ke sana duluan, dede biar sama Chika." Lanjutnya setelah mematikan ponsel.

"Loe tiati, jangan ngebut!"

Gita mengangguk paham, diraihnya jaket dan helm lalu segera berlari keluar kamar. Ia abaikan tatapan heran dari tiga orang di ruang tamu.

"Kalian semua siap-siap, ikut gua, jangan banyak tanya!" ucap Eli tegas tanpa bantahan.

Sebelum mengendarai motornya, Gita mengirim pesan pada orang tua Adel. Setelahnya ia segera memacu motor dengan kecepatan penuh. Kali ini dia tidak menepati janjinya pada Eli.

Gita berlari cepat menuju ruang rawat dimana Adel telah dipindahkan dari IGD, ia buka dengan kasar pintu ruangan itu. Ia temukan Adel yang masih terpejam dan Ashel yang tengah menatap Gita dengan mata memerah.

"Shel, gimana? Apa kata dokter?" tanya Gita panik.

"Adel udah gapapa, ka. Kata dokter dia cepet ditanganin jadi dia oke. Maafin gua ya kak, ini gara-gara gua." ucap Ashel.

Heart BreakerWhere stories live. Discover now