Bab19

4.8K 362 23
                                    

Author POV

Chika, Ara, Eli, Dey, Oniel, Indah dan satu-satunya manusia jomblo kita ini berangkat bersamaan untuk datang ke hotel dimana reuni mereka diadakan.

Kelima gadis itu tampil mempesona hingga mencuri banyak perhatian. Banyak pasang mata menatap kagum ke arah mereka. Orang-orang yang dulu tidak diperhitungkan oleh mereka, kini menjadi orang-orang yang ingin mereka kejar.

Hampir semua orang di sini, meskipun tidak mengenal secara pribadi, mereka tahu sepak terjang mereka. Bagaimana mereka memulai semuanya dari nol.

"Ka Gita!" Marsha menubruk badan Gita kuat, memeluk kakak yang sudah lama tidak ditemuinya itu. Orang-orang yang tidak mengerti hubungan keduanya-pun menatap iri pada Marsha.

"Etdah, baru juga sampe udah dipeluk cewe aj--aw" celetukan Oniel terhenti karena cubitan dari Indah di perutnya.

"Jail banget heran." gumam Indah.

"Sha kok aku ditinggalin sih? Eh? Ka Gitaaaa!" Zee yang baru saja datang langsung memeluk Gita ketika kakak sepupupunya itu merentangkan tangannya dan berakhir mereka pelukan bertiga. "Gila sih, dah balik seminggu malah kita ketemunya di sini."

"Kayanya yang pas dateng ketemu ga dipeluk kita doang ya, Chik." tanya Eli.

"Tau tuh, perasaan gua juga adeknya deh." jawab Chika.

"Bocah dasar." bukan Gita, tapi Dey yang memukul kepala Chika dan Eli bersamaan.

"Adel mana?" Zee dan Marsha saling berpandangan lalu kembali menatap Gita.

"Adel sama Ashel lagi nemenin Kathrin, ka." Gita mematung.

Kathrina, nama yang masih tersemat di hatinya sampai saat ini. Nama yang hampir tidak pernah ia dengar lagi dari orang lain sejak kabar kebangkrutan the Indarto's.

Apa kabar gadis itu sekarang ya? Mendadak, setitik rindu muncul di hatinya.

Ia dengar, Kathrina terpuruk saat kehilangannya. Ia bahkan sempat mengabaikan sekolahnya hanya untuk mencari tahu keberadaan seorang Gita Sekar Ervan. Perasaan bersalah yang diciptakan Shani itu benar-benar berguna.

"Git!" Gita tersentak ketika Oniel menepuk bahunya. Gita menggelengkan kepalanya, mengusir apa yang baru ia pikirkan.

Akhirnya mereka berpisah di acara itu. Gita, ia membersamai Indah dan Oniel. Mereka bertemu dengan teman-teman lama yang juga berkecimpung di dunia bisnis, mencoba membangun relasi di Indonesia. Sebenarnya tanpa melakukan inipun keduanya bisa dengan mudah mendapat relasi bahkan dari manca negara, hanya saja mendapat relasi dengan orang-orang seumuran mereka membuat mereka yakin kalau mereka bisa mengembangkan bisnis dengan ide yang lebih fresh.

Gita dan Oniel membangun usaha yang bergerak dalam bidang jasa. Menawarkan dan juga menyalurkan tenaga kerja dalam bidang keamanan baik itu fisik maupun nonfisik. Seperti bodyguard ataupun ahli IT.

Dengan ini, mereka bisa menyalurkan tenaga kerja mereka ke para pesbisnis lain dengan lebih cepat jika mereka membuat relasi bahkan jika sekecil lubang semut.

Gita dan Oniel terus membiacarakan bisnis yang akan mereka bangun kepada teman-teman mereka, menawarkan mereka untuk bergabung ataupun mempercayakan keamana mereka nanti.

Indah menatap kedua orang itu, jika itu Gita, Indah tidak akan heran. Tapi Oniel? Saat ini Indah bahkan tidak dapat melihat sikap slengean Oniel di saat seperti ini. Oniel hanya sibuk berbicara dengan nada yang berwibawa, pandangan tegas dan kesan yang kuat. Namun, kekasihnya itu tidak melupakan keberadaannya, Oniel terus menggenggam erat tangan Indah seolah takut kehilangan lagi. Bagi Indah, Oniel telah mencapai versi terbaiknya.

Heart BreakerWhere stories live. Discover now