11: in trap

23 6 55
                                    

"Tapi lo ngerasa aneh nggak sih?"

Hilir mudik para siswa di kantin adalah hal yang biasa. Saga dan Seth pergi lebih dulu ke sana saat mata pelajaran selesai lebih awal. Keduanya menunggu dua temannya yang lain selagi menunggu pesanan mereka dibuat. Saga banyak sekali mengoceh hari ini, benar-benar tidak jelas hingga membuat kepala Seth pening bukan kepalang.

"Apanya?" Seth menanggapi sambil membersihkan sendok dan garpu dengan tisu. Kebiasaan yang selalu cowok itu lakukan.

"Nggak, kek, semuanya gitu."

Hari-hari menghadapi celotehan tak jelas Saga adalah hal yang tidak lagi mengherankan. Sebab disana, Seth berdecak, menatap lawan bicaranya setengah jengkel. "Lo nggak jelas, anjing."

"Temen-temen kita," balas Saga tak kalah kesal.

Tak lama, pesanan mereka datang. Seth makin sebal mendengar sahutan Saga yang tak terlihat arahnya. Jadi, menghirup kuah soto ayam dengan sedapnya, ia lebih memilih untuk menikmati makan siangnya.

Seth berdecak, menyahut sebal. "Jangan kacangin gue!"

Netra Seth memandang Saga datar. "Temen-temen kita yang mana?" ia berusaha menanggapi dengan sabar. "Lo bisa nggak sih, Ga, kalo ngomong yang jelas sedikit? Maksud lo siapa? Jonathan? Adrian? Apa temen sekelas kita?"

"Ya, temen kita."

"Lo emang anak anjing," umpat Seth tak lagi bisa menahan sabar.

"Kalo Jojo sih gue nggak ngerasa ada yang beda ya karena itu orang emang aneh," kata Saga yang setiap hari ada saja berantemnya dengan Jojo, dimana yang menjadi saksi penengah adalah Seth, dan Adrian menjadi si paling menonton. Alias, Jojo sama Saga itu sama anehnya, batin Seth.

Sambil mengunyah makanannya, Seth menyahut, "Terus yang aneh Adrian?"

"Engga," jawab Saga.

"Terus siapa?"

Wajah Saga berubah meledek. "Lo."

Tangan Seth tak bisa menahan untuk melempar wajahnya dengan bekas potongan jeruk nipis. "Lo emang anak setan."

"Ya Adrian lah, pake nanya lagi. Gue sih kagak peduli sama lo," Saga menyahut puas melihat wajah jengkel dari temannya itu. "Kata si Jojo, kemarin Adrian bolos."

Satu alis Seth terangkat. "Setau gue, Adrian bilang dia izin pergi sama nyokapnya."

"Sama aja bolos."

"Terserah lo lah, monyet. Ngomong sama lo cuma bikin nguras tenaga gue doang," Seth menghela napas. "Terus kenapa kalo Adrian bolos?"

"Kayak nggak biasa aja."

"Ya emang nggak biasa, orang dia izin sama nyokapnya."

"Ngapain ya?"

"Kepo amat, bukan urusan lo."

"Namanya juga penasaran, emang nggak boleh?"

"Kagak."

"Ribut mulu ih, kayak pasangan suami istri," Jonathan datang dengan celetukannya. Dia membawa sepiring siomay dengan satu gelas es jeruk. "Ngeributin apa sih kalian?"

Saga langsung menyahut asal. "Lo."

"Loh, gue kenapa?" Jonathan bingung. "Tenang, gue nggak ada niatan jadi orang ketiga diantara kalian alias gue nggak minat jadi pelakor."

Bibir Saga langsung bergerak nyinyir. "Gue juga kalo selingkuh, najis pilihan orangnya elo."

Sudah Seth katakan, bukan? Baik Jonathan maupun Saga sama anehnya.

Metanoia | heeseungWhere stories live. Discover now