05 - Omorfos

139 70 20
                                    

                   
            Semoga kalian mengerti bagaimana
               Menghargai seorang penulis
                      Vote and coment
             
             
                       Happy reading

"Mau makan apa sayang?"

"Aku mau makan Siomay sama baso, minumannya air putih ya sayang."

"Yaudah tunggu di sini bair aku yang beli."

Clarissa mengangguk. "Iya," Gadis itu menunggu di salah satu meja kantin. Kantin yang terlihat begitu sangat ramai dikunjungi para makhluk sekolah SMA high internasional school.

Tidak lama kemudian Arselio membawa nampan yang berisi makanan lalu ia duduk di samping gadis itu sambil meletakkan nampan tersebut. "Apa aku cantik?" Arselio terkekeh pelan mendengar pertanyaan itu.

"Ayangnya aku wanita paling cantik setelah mamah, hm yaudah sini aku suapin."

Clarissa menuruti ucapan laki-laki itu. "Aaakk," Arselio memberikan suapan pada mulut gadis itu, senyum yang begitu sangat manis kini terpasang jelas di raut wajahnya. Gadis itu terus mengunyah asupan makanan tersebut ekspresinya begitu sangat menggemaskan.

Sedangkan para makhluk yang berada di kantin begitu sangat iri pada sepasang kekasih itu. Mereka tidak menyangka jika Arselio adalah laki-laki paling romantis dan terbucin. mereka baru melihat senyum gadis itu yang begitu cantik dan manis.

di lain meja ada dua wanita yang sedang memperhatikan mereka. "Pantes si Rara engga pernah senyum, eh ternyata senyumnya mahal," Ucap salah satu siswi tersebut ia adalah Ririn salah satu temannya.

"Argh gue insecure Si Rara cantik banget," Ucap Vina sambil menahan dagunya dengan kedua matanya.

"Kemana aja Lo, masa iya baru nyadar?" Saut Gibran yang berada di belakang tubuh Vina.

"Anjing kaya demit nih anak."

"Demit ganteng kan?"

"Cihh jijik gue dengarnya."

"Kalau Lo jijik kenapa Lo pacaran sama tuh demit," Protes Ririn pada Vina. Namun menggaruk menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Nah ayang jangan kaya gitu dong, kan semalam kita habis kis.." belum selesai berbicara Vina langsung menutup mulut laki-laki itu dengan tangannya. Membuat Ririn melongo memperhatikan mereka.

"Enggak usah gitu deh gue bukan anak kecil, gue juga paham kali," Sewot Ririn.

Gibran mengangguk senang. "Syukurlah kalau Lo tau."

"Jangan sedih ya Ri, hm makanya Lo harus punya pacar."

Setelah selesai menyuapi Clarissa, Arselio membersihkan bibir gadis itu dengan tisu. Laki-laki itu tersenyum penuh arti menatap gadis yang ada di hadapannya. Ia tak mampu menahannya sehingga menggigit bibirnya sendiri. Clarissa terkekeh geli melihatnya. "Nanti ya sayang," Bisik gadis itu membuat Arselio meneguk salivanya.

Keduanya bangkit dan meninggalkan kantin sekolah, Arselio selalu menggenggam tangan Clarissa di sepanjang langkahnya. Jika di definisikan hati gadis itu penuh dengan gambar love. Arselio mencuri-curi pandang pada gadis itu. Mereka yang melihatnya tak mampu berkata apa-apa selain iri.

Mereka begitu sangat patah hati karena pujaan hati nya telah menemukan wanita pilihannya tersebut.
Namun apalah daya cinta tak harus saling memiliki mereka berusaha mengikhlaskannya.

"Widih-widih engga mau jauh sama nenen," Ceplos Faisal tengah berdiri di ambang pintu kelas 12 Ips 1, setalah mengucapkan itu langsung di beri tatapan maut dari mata elang Arselio, Faisal hanya tertawa cengengesan dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Possessive With You (On Going)Where stories live. Discover now