10 - Laki-laki misterius

86 45 22
                                    

         Semoga kalian mengerti bagaimana
              Menghargai seorang penulis
                     Vote and coment

                      Happy reading

Lindia berdiri disamping meja Clarissa sambil melipatkan kedua tangannya dengan wajah songongnya. "Cih gue mah jijik sama cewek ini!" Degusnya membuat semua penjuru kelas menatap kearah Lindia.

"Gue juga jijik sama Lo!" Jawab Clarissa mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk.

"Anjir sok jagoan Lo ya, mentang-mentang pacarnya si Arsel!" Kesal Lindia menatap tajam.

"Halo Mbak, apa anda tidak sadar diri?" Nyolot Clarissa.

"Apa Lo bilang?" Lindia menjambak rambut Clarissa dengan sigap Clarissa kembali menjambak rambut Lindia. Akhirnya mereka saling Jambak membuat dan para penghuni kelas 12 IPS 1 riuh.

"AYO RA JANGAN KASIH KENDOR!"

Arselio yang sedang berjalan santai hendak memberikan sarapan pada gadis itu, namun setelah mendengar keriuhan di kelas sebelah membuat laki-laki itu berlari, dan benar saja Clarissa kini sedang ribut dengan Lindia.

"STOP!" teriak Arselio membuat semua penghuni kelas terdiam begitupun Clarissa dan Lindia.

Arselio menarik pergelangan tangan Clarissa, membuat semua orang yang berada di koridor sekolah memperhatikan mereka, rambut gadis itu terlihat berantakan. Arselio membawa langkahnya kearah Rooftop sekolah.

"Duduk!"

"Lidi yang jambak rambut Rara duluan!"

"Bukan itu masalah Gue sekarang!"

Clarissa menelan salivanya dengan kasar mendengar ucapan yang di lontarkan Arselio barusan, maksud Arsel kenapa ya?

"Gue kan udah bilang dari beberapa hari yang lalu, kenapa si engga pernah nurut?"

Gadis itu terduduk diam melipatkan kedua tangannya dengan wajah datarnya, ia sangat tidak mood untuk bertengkar dengan tunangannya ini. Gadis itu malah sibuk merapihkan rambutnya.

Sedangkan Arselio tengah menahan amarahnya untuk tidak berkata kasar pada Clarissa. Clarissa menundukan kepalanya ketika melihat tatapan tajam dari laki-laki itu.

"Arsel kenapa bohongi Rara terus si?"

"Bohong apa heh?"

"Waktu itu kan mau bantu Rara cari Bunda, tiap kenapa sampai sekarang Arsel malah diam aja? Engga pernah cariin Bunda Rara?"

Laki-laki itu terdiam diri sebelum menjawab pertanyaan Clarissa, ia kini tengah berfikir secara logis agar Gadis itu percaya dengan ucapannya.

"Engga bisa jawab kan?"

"Intinya ke masalah awal kenapa Lo keluar apartemen tanpa sepengetahuan Gue! Harusnya Lo bilang ke gue dulu kalau Lo mau kemana-mana?"

"Arsel, Rara tuh bukan anak kecil."

"Lo engga tau diluar sana bahaya!"

"Bahaya apanya lihat Rara baik-baik aja kan?"

"Lo engga nurut lagi sama gue?"

"Iya selama ini Rara terkekang!"

"Lo engga tau Ra masalah diluar, Lo tuh cuma anak kecil."

Clarissa berdiri dengan tatapan tajam mendekati Arselio, gadis itu kini merasa benar-benar marah pada laki-laki itu, ia tidak habis pikir dengan hubungannya selama ini.

"Bodo amat mau Lo terkekang sama gue, mau gue egois bodo amat intinya gue engga suka Lo keluar tanpa sepengetahuan gue! Camkan itu."

Arselio tengah menutup-nutupi sesuatu yang ia rahasiakan kepada siapapun terutama Clarissa. Bunda? Tentu ia mengetahui keberadaan Ibu nya Clarissa, namun laki-laki itu tetap menyembunyikan sampai waktu benar-benar aman. Karena kini kehidupan Clarissa sedang terancam.

Possessive With You (On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora