Bab 57. Gio and Nana

357 31 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Mari bersholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Latin : Allahumma Shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad Wa'alaa Aali Sayyidinaa Muhammad

• • •

"I wanna be yours."
—Vito Giordano





• • •




Wanita setengah paruh baya yang memiliki paras bule itu menggeret kopernya.

Di depan sana ada anak-anak laki-laki kesayangannya yang sudah menunggu cukup lama.

Senyuman manis terukir di bibir ranum itu. Rentangan tangan telah siap untuk menyambut pelukan hangat dari sang ibunda.

"Assalamu'alaikum, Mamma!" 

Mamma, panggilan untuk seorang ibu dalam bahasa Italia. Sudah bisa menebak siapa yang menyambut wanita setengah paruh baya ini? Ya, jawabannya adalah Vito Giordano. 

"Wa'alaikumussalam, anaknya Mamma!" Mamma langsung berhambur ke pelukan Vito. 

Vito menatap wajah cinta pertamanya yang dibalut dengan kain kerudung berwarna hitam. Mamma tampak cantik saat mengenakan hijab.

Setelah lima tahun menjadi mualaf, rasa syukur Vito semakin bertambah. Ia yang dulu satu-satunya menjadi mualaf, kini, Mamma dengan sang Papà memeluk agama yang sama dengannya. 

Setelah pelukan terlepas, keduanya mulai berjalan ke arah mobil Vito yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.

Mamma bertanya kepada Vito. "Are you serious about proposing to Hana?" (Apa kamu serius mau melamar Hana?)

Walaupun sedang menatap lurus ke arah depan, Vito tetap menjawab pertanyaan sang Mamma. ", Mamma." (Iya, Ibu)

"E se Hana rifiutasse la tua proposta, figliolo?" mimik wajah Mamma mulai serius dalam topik pembicaraan ini. (Bagaimana jika Hana menolak lamaranmu, Nak?)

"Forse sarò un po' delusa, ma che ci posso fare, questo fa parte del destino di Dio per me, Mamma. Vito akan bahagia kalau Hana juga bahagia." (Saya mungkin sedikit kecewa, tapi apa boleh buat, ini bagian dari takdir Allah untuk saya, Ibu)

Mamma menatap wajah Vito dari samping, memastikan apakah ucapan anaknya sungguh-sungguh atau tidak. Sebab Mamma pun tahu, tak mudah untuk mengikhlaskan seseorang yang dicintai harus bersanding dengan orang lain. 

"Kamu sudah beritahu hal ini ke Hana?" Mamma kembali bertanya. 

Vito menggeleng pelan. "Belum, Ma. Hana lagi sibuk banget akhir-akhir ini, nanti aku coba tanya dia dan orang tuanya kapan ada waktu luang." 

Abya: True LoveWhere stories live. Discover now