7 - For You

153 29 4
                                    

Chapter Tiga

Past Visitor

The world is so cruel

But once you have someone

Who protected you with his heart

You're save

7 – For You

Hujan di pagi hari kedua sekolah mereka di tahun ajaran baru itu membuat kebanyakan murid mengeluh, termasuk Kai dan teman-temannya. Kai sampai terpaksa membawa mobil agar bisa berangkat ke sekolah pagi itu, padahal dia dan teman-temannya selalu berjalan kaki karena jarak sekolah ke rumah hanya lima menit berjalan kaki.

Dan karena hari ini Nyle tidak masuk, Kai duduk di tempat duduk Nyle, di sebelah Gavin. Kai baru saja melepaskan jaket baseball putih dengan angka 88 berwarna merah di dada kirinya, menyampirkannya sembarangan di sandaran kursinya, ketika sosok Eris memasuki kelas. Kai bahkan bisa merasakan kehadirannya, mencium samar aroma tubuhnya yang entah sejak kapan menjadi begitu lekat dalam ingatannya, di sela bau hujan.

Ketika Kai menatap ke depan, dilihatnya Eris menarik tudung jaket merahnya dari kepalanya seraya berjalan ke arah Kai. Tatapan Kai lantas jatuh ke rambut Eris yang agak basah, terkena air hujan, dan dibiarkan terurai di balik jaketnya. Tatapan Kai terus mengikuti Eris ketika gadis itu berhenti di luar bangkunya.

Eris meletakkan ransel merahnya di atas meja, lalu ia melepaskan jaket merahnya, jaket merah yang sama yang dikenakannya seminggu yang lalu. Kai mengepalkan tangannya mengingat kejadian di hutan kala itu, tapi tatapannya tetap tertuju pada Eris. Dan akibatnya, ia kelabakan ketika tiba-tiba gadis itu menatapnya. Seperti sebelumnya, Kai memalingkan wajahnya untuk mencegah terjadinya kejadian yang lebih memalukan lagi.

Tapi kemudian, dia mendengar gadis itu berbicara, sepertinya padanya, "Kau duduk di situ?"

Kai menoleh ke depan dan mendapati Eris melepas earphone dari telinga kirinya, dan menatapnya.

"Kau berbicara padaku?" Kai menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang dilemparkan Eris pada teman sebangkunya kemarin. Dan tampaknya, itu membuat Eris tak senang. Mungkin, ia pikir Kai sedang meledeknya. Meski sebenarnya, Kai sendiri bahkan tak berpikir ketika pertanyaan itu meluncur dari bibirnya.

"Apa kau akan duduk di situ?" Eris kembali bertanya, lebih dingin kali ini.

Kai mengangguk. "Untuk hari ini," jawabnya.

Eris lantas tak berbicara lagi, tapi kemudian, dia mengambil ransel dari mejanya, dan berjalan ke tempat duduk Kai yang hari itu kosong, lalu ia duduk di sana. Ia bahkan tak merasa perlu meminta ijin pada Kai. Si gadis canggung yang sudah datang lebih dulu dan melihat Eris duduk di tempat Kai, menanyakan pertanyaan yang kurang lebih sama dengan yang tadi ditanyakan Eris pada Kai,

"Kau duduk di situ hari ini?"

Kai mengamati Eris mengangguk cuek sebagai jawaban, lalu kembali memasang earphonenya, sebelum kemudian melemparkan ransel dan jaketnya ke kursi kosong di sebelahnya, kebiasaan yang sama dengan Kai. Tapi gadis itu sepertinya tidak tahu, dan dia kemudian dengan cuek berusaha menghapus air hujan yang tersisa di rambutnya, sebelum kemudian mengibaskan rambutnya ke punggungnya, membuat Kai kembali teringat pada kenangan di hutan malam itu. Kai mengerang dalam hati ketika mendengar Gavin terkesiap pelan di sebelahnya.

"Dia ... gadis yang di hutan waktu itu," gumam Gavin seraya menatap Eris dengan tatapan tak percaya.

Kai tak menjawab, hanya mendesah pasrah. Ketika Gavin menoleh ke arahnya, sahabatnya itu menunjuknya dengan tatapan kaget sekaligus geli.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now