Forgive me dear

89 3 0
                                    

Hei thanks buat mau buka...

Enjoy for this story ✨

Kehidupan kali ini hanya sebatas sepasang suami istri dan anak kembar mereka

Terlihat asri dan harmonis dipandang mata

"Hali, kata dokter anak kita double kembar" ucap mu dengan senang menatap perut buncitmu yang tertutup gamis

"Syukurlah terimakasih (name) aku sangat bahagia" ucap Hali menatap wajah mu yang berseri

"Apa kau sudah tau nama mereka?" Tanya mu menatap wajah Hali yang terlihat bahagia dengan kehadiran yang ia nanti terwujud

"Mereka belum lahir sayang... masa udah di kasih nama" jawab Hali dengan kekehan kecil di wajah tampannya

"Aku penasaran" ucap mu sedikit cemberut dengan jawaban Hali

"Nanti kamu tau juga" sahut Hali yang menatap gemas ke arah mu

"Udah ayo pulang kamu pasti capek kan" sambung Hali lalu menatap wajah mu yang terdiam karena ulahnya sendiri

"Tau aja" jawab mu singkat karena kesal

"Sini ku gendong" ucap Hali menghentikan langkahnya

"Apa sih aku bisa" tolak mu dengan rona merah yang muncul di kedua pipi

"Gendong apa seret" ucap Hali menoleh dan menatap wajah mu

"Halii ! Ih kamu mulai lagi kan" ucap mu tersipu mau dengan tingkah Hali

"Sini" ucap Hali lalu menggendong mu ala bridal style ia dnegan lembut membawa mu ke gendongannya

Grep

"Ga usah malu² sama suaminya" celetuk Hali menatap wajah mu yang merona

"Mana ada"

"Itu muka mu merah"

"D-diam"


Beberapa bulan waktu sang calon ibu akan melahirkan anak kembar mereka yang pertama setelah sekian lamanya menanti kedatangan sang buah hati

"Ergh h-hali.."

"Istighfar sayang.. sebentar aku hidupkan mobil"

Tapi siapa sangka sebuah bom melesat ke rumahnya dan menyebabkan sang calon ibu tertimpa reruntuhan rumah

Duar!!

Didepan mata pria berusia 30 tahun menatap rumah mereka rata dengan tanah kumpulan asap menutupi pandangan dan ia melihat istrinya tertimpa bangunan darah mengalir dari tumpukan yang dikiranya itu adalah sang istri

"(Name)!!!" Teriak Hali menuju ke runtuhan tersebut dan menggali dengan sekuat tenaga melupakan rasa sakit yang tergores di lengan namun rasa sakit itu masih belum seberapa dengan hatinya

"Kumohon sadar lah" ucap Hali membawa mu ke pelukannya dan membebaskan diri mu dari reruntuhan

"H-hali.." rintih mu merasakan sakit di sekujur tubuh belum lagi kontraksi yang terjadi

"Bertahanlah" sesaat Hali ingin menggendong mu dengan pelan kamu menarik lengan Hali

"H-hali.. t-tun.. tun aku" ucap mu terbata bata menatap wajah Hali saat kepala mu di pangkuan Hali

Tersentak Hali terdiam ia merasakan ganjalan di tenggorokan dengan pelan ia mengatakan beberapa kata

"Asyhadu.."

Story collection Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora