4

316 25 0
                                    

Warning typo bertebaran

Happy reading~

.

.

.

"Hentikan senyum mu itu, Sasuke"
Itachi mulai jengah melihat Sasuke yang sudah tiga hari ini terlihat seperti orang gila. Dia menyadari akhir-akhir ini, Adik semata wayangnya itu tidak seperti biasanya. Dia melihat wajah adiknya sedikit.. Cerah.

Itachi mendengus sebal karena Sasuke sama sekali tidak menggubris tegurannya. Dia pun beranjak meninggalkan Sasuke yang masih dengan setia tersenyum seperti orang gila. Itachi berhenti di ambang pintu lalu berbalik.

"Ingat, besok pertemuan akhir pekan klan. Jangan sampai kau beralasan lagi dan tidak mau datang" Itachi mengingatkan bahwa hari minggu besok adalah hari pertemuan akhir pekan Klan Uchiha. Sasuke satu-satunya anggota klan Uchiha yang sangat jarang menghadiri pertemuan itu. Maka dari itu, Itachi menperingatkan agar Sasuke tidak mengelak lagi dari pertemuan itu minggu ini, mengingat Sasuke selalu lebih memilih pergi bersama teman-temannya.

"Hn" sahut Sasuke singkat, membuat Itachi menghela nafas panjang. Adiknya yang keras kepala dan susah ditebak itu memang selalu membuatnya jengah. Meskipun begitu, Itachi sangat menyayangi Sasuke.

Sasuke masih termenung, senyum di bibirnya masih belum hilang sejak tadi. Pikirannya sibuk mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

"Haha.. Rasakan kau, dobe! Batin Sasuke senang. Namun dia menyadari bahwa selepas kejadian di cafe malam itu, dia belum pernah bertemu dengan Naruto. Bahkan bayangan Naruto pun tidak pernah muncul di hadapannya. Mungkin terlalu malu, pikirnya. Sasuke tidak menyangka, satu ciuman bisa membuat pemuda kurang ajar itu kalah telak. Entah kenapa, Sasuke sangat ingin melihat wajah Naruto. Dia merindukan sosok pirang itu.

.
.
.
.

Naruto menghempaskan tubuhnya yang lelah diatas tempat tidur di kamarnya. Minggu ini memang minggu yang berat bagi naruto. Selain karena tiap malam harus pulang sedikit larut karena bekerja di cafe Sasori, akhir-akhir ini dia sedikit disibukkan dengan beberapa project ilmiah disekolah yang membuatnya pulang agak sore. Naruto kurang istirahat. Tapi hari ini dia sudah bisa bernafas lega, karena salah satu projectnya sudah di acc dan itu membuat pihak sekolah yakin bahwa mereka tidak salah memberikan beasiswa penuh pada Naruto.

"Hahh~" helaan nafas lelah sekaligus lega sesekali terdengar dari mulut  Naruto. Naruto memejamkan mata. Tangannya terulur menyentuh bibirnya sendiri. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Uchiha berengsek itu menciumnya. Naruto geram. Dia mengusap bibirnya kasar sambil terus mengumpat, menyumpahi Sasuke. Naruto memegang kepalanya yang terasa panas dan sekali lagi helaan nafas lelah terdengar dari mulutnya.

"Aku butuh mandi" desah Naruto lemas sambil beranjak dari tempat tidurnya dan langsung berjalan menuju kamar mandi.

Tiga puluh menit berlalu, Naruto sudah menyelesaikan mandinya. Dengan hanya memakai celana pendek dan kaos longgar, Naruto berjalan menuju dapur untuk makan malam. Dia tidak menemukan apapun yang bisa di makan selain ramen instan. Naruto tidak ingat kapan terakhir kali dia belanja untuk keperluan dapurnya. Naruto segera menyedu ramen instannya. Selang beberapa menit, Naruto pun segera menyantap ramen itu hingga habis.

Pemuda pirang itu berjalan masuk ke kamar saat menyelesaikan makan malamnya. Dia benar-benar lelah. Dia bersyukur Sasori memberinya libur malam ini. Pemuda berambut merah, pemilik Cafe tempat Naruto bekerja itu sedikit khawatir karena Naruto sedikit pucat. Sasori mengerti akhir-akhir ini, gadis pirang itu sedikit sibuk dan Sasori juga tidak ingin terlalu memaksakan Naruto bekerja. Boss yang sangat baik, batin Naruto bersyukur.

between, hate and love [Hiatus Dulu Guys✌]Where stories live. Discover now