10

488 40 8
                                    

Sorry typo.....

Selamat membaca~

.
.
.

Menatap jalanan dari balik kaca jendela mobil mungkin adalah pilihan terakhir untuk pemuda pirang yang kini duduk di samping kursi pengemudi mobil milik seorang pemuda yang beberapa waktu lalu masih bertatus musuh atau orang yang paling dibencinya sealam semesta.

Pemuda itu naruto, merungut dalam hati, menyembunyikan rasa malunya di balik helaian surai pirangnya yang kini sedikit memanjang. Entah kenapa sekarang naruto merasa dirinya adalah orang yang paling tidak tahu malu sedunia.
Beberapa waktu yang lalu ia dengan bengis menampar pemuda yang duduk di sampingnya itu di hadapan ratusan pasang mata dan sekarang, pemuda itu malah mengantarnya pulang. Apa sekarang ia sudah kehilangan akal sehatnya? Dimana sikap sinis yang selalu ia tunjukan kepada pemuda itu?

"Maaf"

Sial! Naruto terus-terusan mengumpat mengingat bagaimana lembutnya suara pemuda tersebut saat masih di ruang kesehatan sekolah tadi. Dan yang lebih memalukannya lagi, setelah mengucapkan kata itu, Sasuke langsung pergi meninggalkannya dengan rasa terkejut yang bahkan hampir membuat detak jantungnya berhenti. Tidak sampai lima belas menit, pemuda itu kembali membawa dua buah tas yang naruto yakini bahwa salah satu tas itu adalah miliknya. Ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi teman-temannya saat Sasuke masuk kedalam kelas hanya untuk mengambilkan tas miliknya.

Naruto ingin sekali memukul atau membenturkan kepalanya sendiri karena bisa menerima begitu saja perlakuan lembut Sasuke yang begitu tiba-tiba ini.

Terlalu sibuk dengan pikirannya yang menyalahkan dirinya sendiri, ia bahkan tidak sadar bahwa pemuda yang sedang memegang setir di sampingnya itu, sesekali mencuri-curi pandang lewat ekor matanya sambil sesekali tersenyum tipis.
Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara sepanjang perjalanan hingga sampai di depan rumah sederhana Naruto.

Pemuda pirang itu lalu mengerjap-ngerjapkan mata karena tidak sadar mereka sudah sampai. Entah kenapa perjalanan dari KHS ke rumahnya yang biasanya hanya memakan waktu dua puluh menit terasa seperti setahun. Helaan napas keluar dari mulut si pirang karena terlalu mendramatisir.
Sasuke membukakan pintu untuk Naruto dengan lebar. Mata biru Naruto menatap tepat ke kedua onyx Sasuke.

"Turunlah!" ujar Sasuke terdengar seperti perintah, tidak lupa wajah sarkastik yang ia pasang entah apa maksudnya. Naruto menganga lebar mendengar perintah si Uchiha itu. Di mana kepala pantat ayam Sasuke terbentur hingga menyebabkan pemuda itu amnesia, batin Naruto tidak percaya.

"Apa kau sudah lupa aku tidak bisa berjalan, Uchiha Sasuke-
san ?" cetus Naruto berusaha tidak terdengar sinis namun memberi penekanan di bagian suffix nama Sasuke, bermaksud membuat pemuda itu mengerti bahwa ia sedang berusaha untuk bersikap sopan.
Sasuke tersenyum sarkatis membuat si pirang benar-benar harus menahan kekesalannya dengan cara meremas ujung kemeja seragam nya. Baru saja mereka terlihat seperti pasangan romantis, Sasuke malah bertingkah menyebalkan seperti ini.

Wait!

What?

Pasangan romantis? Apa-apaan pikirannya itu? Naruto membuang jauh anggapan nistanya jauh-jauh. Sepertinya lain kali dia harus hati-hati memilih ramen instan, siapa tahu ada salah satu dari ramen itu yang membuatnya berpikir gila seperti tadi.

Sasuke lalu memposisikan tangannya di punggung dan perpotongan lutut Naruto membuat pemuda manis itu terbelalak. Ia menatap wajah Sasuke yang juga melakukan hal yang sama. Wajah mereka sangat dekat.

"Apa aku harus mengulang kalimat yang sama?" tanya pemuda itu dengan suara yang terdengar sangat sensual, Naruto hampir tidak mengenali pemuda yang kini bersikap begitu intim padanya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

between, hate and love [Hiatus Dulu Guys✌]Where stories live. Discover now