5

312 28 0
                                    

Ok
Happy reading~






Suara lenguhan menandakan sosok bersurai pirang yang sejak siang tadi tidak sadarkan diri, kini mulai kembali kesadarannya secara perlahan. Kelopak matanya terbuka pelan-pelan menampilkan sepasang manik safir yang keindahannya melebihi langit biru tanpa awan. Sosok itu mengedarkan pandagannya meneliti setiap sudut ruangan tempat kini dia berada. Dia bersyukur ternyata tempat ini adalah kamarnya, bukan tempat asing. Jujur saja, dia tidak ingin kejadian seperti seseorang  tiba-tiba bangun ditempat asing lalu diperkosa dan dibunuh seperti di film-film yang biasa ia tonton terjadi pada dirinya. Sungguh dia tidak bisa membayangkan jika hal itu benar-benar menjadi kenyataan.

Pemuda itu, naruto, dengan susah payah bangun dan mendudukan diri. Dia masih merasakan nyeri di kepalanya. Tunggu dulu! Kenapa dia bisa ada disini. Kening naruto saling bertaut. Terakhir yang dia ingat, dirinya masih berada di sekolah dan sedang menuju toilet. Dia memaksakan otaknya mengingat apa yang terjadi setelah itu, namun nihil. Yang ada malah kepalanya semakin berdenyut, dia tidak mengingat apa-apa.

CKLEK

Bunyi pintu yang dibuka membuat naruto tersentak. Dalam hati dia sudah menerka berbagai macam kemungkinan siapa yang ada dibalik pintu itu. Mulai dari pencuri yang sedang menyatroni rumahnya, pembunuh bayaran yang akan menyelesaikan tugasnya, sampai angin keras yang tiba-tiba berhembus masuk rumahnya dan membuat pintu itu terbuka. Oh ayolah, naruto hanya sedang berusaha berpikir positif.

"Oh, kau sudah bangun rupanya"

Mata biru naruto membulat sempurna saat mendapati dibalik pintu adalah sosok pemuda yang sangat di bencinya se alam semesta. Dengan santai, pemuda itu berjalan membawa sebuah nampan tanpa mempedulikan tatapan naruto yang penuh dengan tanda tanya. Pemuda itu pun meletakkan nampan yang dia bawa di atas nakas dan mendudukkan dirinya di kursi. Dengan sok kerennya dia menyilangkan kaki dan melipat tangan di depan dada lalu balas menatap sosok pirang yg daritadi menatap nya itu.

"Berhenti menatap ku seperti itu, dan cepat makan makananmu!" Perintah pemuda itu tegas.

"Apa yang kau lakukan di rumahku, Uchiha?"

Pemuda itu hanya mendengus membuat Naruto, semakin kesal.

"Begitu caramu berterima kasih kepada orang yang telah menolongmu, huh?" Cibir Sasuke membuat kening Naruto berkerut.

Sasuke menghela nafas bosan, dia kemudian menceritakan bahwa tadi siang sepulang sekolah, dia menemukan Naruto tergeletak pingsan di toilet pria. Awalnya dia ingin membiarkan Naruto tetap disana, akan tetapi saat melihat wajah naruto yg pucat dan dipenuhi peluh, dia mengingat kembali kejadian yang di alami naruto saat di telaga.
Akhirnya Sasuke memutuskan menolongnya.

Naruto yang mendengar hal itu dari Sasuke, tidak sepenunhya percaya, namun masih terdengar masuk akal karena hal terakhir yang Naruto ingat memang dia sedang ingin ke toilet. Yang dia tidak sangka, kenapa harus pemuda ini yang harus menolongnya,  Tapi setidaknya dia masih bernafas sampai detik ini, itu yang patut di syukurinya. Kemudian matanya melirik semangkuk bubur yang berada di atas nakas. Pikiran-pikiran negatif mulai berdatangan lagi di dalam otak Naruto. Bagaimana jika Sasuke menaruh racun dalam bubur itu? Naruto mengambil mangkuk itu dan mengendus baunya.

"Baunya biasa saja" Naruto membatin. Tapi dia tidak boleh percaya begitu saja. Sekarang ini sudah banyak racun canggih yang tidak berbau dan berwarna. Sasuke tau persis apa yang ada dipikiran Naruto saat ini. Sasuke mendengus lalu mendelik kearah Naruto.

"Heh, Dobe! Jika aku ingin membunuhmu, aku tidak perlu mengotori tanganku. Dengan membiarkan mu tetap berada disekolah sudah cukup untuk membunuhmu!" Sasuke mencibir.

Selain bodoh, ternyata dia juga korban drama, pikirnya. Cibiran Sasuke membuat gigi naruto bergemelutuk keras. Dengan kasar dia meraih sendok yang berada di nampan dan segera memakan bubur itu. Dalam hitungan menit bubur itu sudah hampir habis. Jujur saja, meskipun rasanya sungguh tidak enak, Naruto tetap memaksakan dirinya untuk makan karena perutnya memang sudah kelaparan. Melihat Naruto yang begitu lahap memakan bubur buatannya, Sasuke berbangga dalam hati. Hal Itu dikarenakan ini adalah pertama kalinya dia berurusan dengan dapur. Padahal seumur hidup dia sama sekali tidak pernah menyentuh kompor. Tiba-tiba ide jahil terlintas di otak Sasuke, membuat seringai tipis muncul di bibirnya.

between, hate and love [Hiatus Dulu Guys✌]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant