6

317 23 0
                                    


Selamat membaca~

.
.
.

16 Tahun yang lalu...

"Cepatlah pulang Naru-chan! Oniichan akan sangat merindukanmu" Kyuubi mencium pipi adik bayinya beberapa kali membuat adiknya menggeliat pelan. Wajah merah dan pipi tembem Naruto memang selalu membuatnya gemas, dan yang paling membuatnya takjub adalah mata biru Naruto. Ia sudah bisa menebak bahwa kelak Naruto akan mirip dengan ayahnya secara fisik.

"Ibu.. Tidak bisa kah aku juga ikut dengan kalian ke konoha? Aku tidak bisa berpisah dengan Naru-chan" wajah polos Kyuubi memelas.

Wanita yang dipanggil Ibu oleh Kyuubi, berjalan pelan mendekati kedua anaknya di tempat tidur. Senyum lembut terpatri di wajah teduh khas seorang ibu. Dengan pelan, ia mengusap rambut merah anak sulungnya tersebut.

"Kamu harus tetap disini, Kyuu. Apa kau ingin meninggalkan sekolahmu, hm?"

Kyuubi terdiam. Benar, ia tidak mungkin meninggalkan sekolah selama seminggu. Apa kata teman-temannya nanti, jika ia ketahuan merengek ikut ke konoha hanya karena tidak bisa berpisah dengan adik kecilnya, demi apapun Kyuubi tidak ingin ia di katai lebay oleh teman-temannya. Namun, berpisah dengan adik kecilnya justru terdengar lebih buruk dibandingkan di bully, menurutnya.

"Tapi ibu.."

"Kyuu, kami pergi hanya satu minggu"

"Benar, Kyuubi. Seminggu lagi kami akan kembali"

Kyuubi dan Kushina menoleh ke arah pintu dimana suara itu berasal. Minato berjalan mendekati anak dan istri tercintanya. Tangan besarnya kemudian mengacak pelan rambut merah Kyuubi.

"Jangan khawatir, kami akan segera kembali. Ingat, kamu harus tetap disini dan sekolah dengan bersungguh-sungguh agar kelak kau bisa menggantikan ayah memimpin perusahaan kita. Dan ingat, selama ayah pergi jangan berkelahi dengan Utakata."

Kyuubi menunduk dalam, entah kenapa kata-kata Minato terasa aneh baginya. Kyuubi merasakan sesak didadanya. Matanya terasa panas, ia ingin menangis. Ia menarik napas dalam. Tidak, dia tidak akan menangis mengingat dia adalah anak sulung sang Namikaze dan dia adalah seorang laki-laki.

"Semuanya sudah siap, Minato-sama"

"Ah, baiklah." Minato segera menyusul sang pelayan meninggalkan Kyuubi dan Kushina yang masih berada dalam kamar.

Kushina memeluk Kyuubi dengan erat. Seperti biasa, pelukan Ibunya terasa begitu hangat. Setelah Kushina melepaskan pelukannya, Kyuubi kemudian mengeluarkan sebuah kotak dari dalam saku celananya. Dengan pelan, ia membuka kotak kecil tersebut dan mengeluarkan sebuah kalung yang berliontin nama adik kecilnya. Dengan di bantu oleh Kushina, ia memasangakan kalung tersebut dileher Naruto.

"Cepat kembali, Naru-chan.." Bisiknya sambil mengecup pipi Naruto.

Sudah hampir seminggu setelah ayah, ibu dan adiknya pergi ke konoha. Entah kenapa Kyuubi merasa waktu berlalu begitu lambat. Kyuubi benar-benar merindukan Naruto. Satu minggu terasa begitu lama baginya. Ditemani oleh Utakata, Kyuubi yang sedang makan siang tiba-tiba dikejutkan oleh seorang pelayan yang menghampirinya dengan tergopoh-gopoh.

"Ada apa?"
Tanya Kyuubi penasaran.

Sang pelayan mengatur napas sejenak, kepalanya tertunduk dalam seperti tak sanggup untuk menatap Kyuubi secara langsung. Tangan pelayan tersebut terkepal dan bergetar. Kyuubi tak suka. Ia lalu mendesak pelayan tersebut untuk mengatakan apa yang telah terjadi. Setelah mengumpulkan segenap keberaniannya, pelayan tersebut akhirnya mengutarakan apa yang dari awal hendak ia sampaikan.

"K-Kyuubi-sama.. Minato-sama dan Kushina-sama mengalami kecelakaan maut di konoha.."

Mata Kyuubi membulat. Bocah yang belum genap berusia sebelas tahun itu terlalu terkejut mendengar hal buruk yang menimpa orang tua dan adiknya. Inikah jawaban dari firasat buruknya.

between, hate and love [Hiatus Dulu Guys✌]Where stories live. Discover now