Chapter 5

269 22 1
                                    

Senja kian berlalu. Cahaya keemasan di langit-langit sore perlahan memudar sebelum menghilang sepenuhnya. Sang dewi malam mulai mengukuhkan posisi, merambat naik dengan anggun, mengganti peran sang surya di atas sana.

Di dalam unit 5 Ascott Raffles City Chonqing, ruang tamu apartemen mewah milik Xiao Zhan kini telah disulap menjadi lokasi perayaan tanpa sepengetahuan empunya.
Dekorasi pesta kecil-kecilan yang dikerjakan seorang diri sejak dua jam yang lalu telah mencapai tahap akhir. Wang Yibo hanya perlu meletakkan beberapa bingkai yang telah diisi dengan foto kebersamaan mereka di atas meja kaca oval yang telah ditaburi kelopak mawar merah segar.

Peluh yang keluar melalui pori-pori kulit diseka menggunakan tisu. Setelah bingkai terakhir diletakkan, senyum Wang Yibo pun mengembang lebar seketika. Perasaan bangga pada diri sendiri bersemayam dalam kalbu. Sedikit tak menyangka jika hasil jerih payahnya akan menghasilkan maha karya yang indah. Tak sia-sia dia menghabiskan waktu untuk begadang semalam penuh demi mencari referensi di Baidu kemarin. Hasilnya benar-benar sangat memuaskan. Jauh dari ekspektasi.

“Semoga saja Zhan Ge suka,” Wang Yibo berujar penuh harap.

Salah satu dari puluhan photo card yang sengaja digantung bersusun di langit-langit ruangan disentuh. Itu adalah foto yang diambil saat kencan pertama mereka di taman bermain, satu tahun yang lalu.

Kilas bayangan bagaimana Xiao Zhan yang terlihat malu-malu kucing tatkala sebuah kecupan berhasil didaratkan di pipi sang dominan kembali melintas di kepala. Menimbulkan semburat merah muda yang menjalar hingga ke telinga.

Wang Yibo tanpa sadar tertawa kecil. Merasa lucu ketika mengingat kenangan indah tersebut.  Namun, tawa kecil yang tadi sempat dikeluarkan oleh bibirnya sirna seketika, saat sudut mata tak sengaja menangkap pergantian angka dari jam dinding digital yang terpasang di dinding kanan ruang tamu.

Pukul tujuh lewat lima menit! Sial, dia hanya punya waktu kurang dari satu jam untuk mandi dan bersiap-siap. Jika perkiraannya tidak meleset, Xiao Zhan pasti akan kembali pukul delapan nanti.

Segera, kaki berbalut jeans ketat hitam tersebut berlari menuju kamar. Handuk yang tersusun rapi di lemari ditarik kasar. Tanpa melepaskan pakaiannya terlebih dahulu, Wang Yibo bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Dia harus membersihkan tubuhnya sebersih mungkin, terlebih pada bagian anal yang akan menjadi santapan lezat sang kekasih nanti.

Bukankah hadiah utama malam ini adalah tubuhnya? Maka dari itu, Wang Yibo harus tampil bersih, harum dan menggoda agar tidak mengecewakan sang kekasih ketika melakukan proses unboxing.

****

Tepat pukul delapan malam, Xiao Zhan tiba di apartemen sesuai prediksi Yibo. Pria tampan itu tampak menenteng sebuah paper bag kecil di tangan kanan yang dapat dipastikan berisi hadiah spesial untuk pujaan hatinya.

Setelah kembali dari kampus sore tadi, dia langsung datang ke restoran milik keluarganya untuk meninjau secara langsung bagaimana persiapan di sana.
Rencananya, dia akan mengajak Wang Yibo romantic dinner dulu, lalu memberikan hadiah istimewa yang telah dipesan khusus dari seorang pengrajin ternama Inggris sejak enam bulan yang lalu. Namun, semua agenda yang telah disusun rapi harus menuai kegagalan, lantaran sang kekasih justru menang satu langkah lebih awal darinya.

Niat awal ingin memberi kejutan justru dialah yang dikejutkan. Bagaimana tidak, ketika pintu apartemen terbuka, Xiao Zhan langsung disambut oleh kehadiran sosok cantik yang selama ini telah mengisi hatinya tengah berdiri di bawah puluhan photo card yang menggantung di langit-langit ruang.

Xiao Zhan tak tahu harus bereaksi seperti apa. Lidahnya terasa keluh untuk sekedar berucap. Tubuhnya pun mematung kaku seakan terpaku pada bumi. Demi Tuhan, dia tak pernah berpikir akan mendapatkan kejutan spesial seperti ini dari kekasih kecilnya.

Injuries Here (Zhanyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang