Chapter 11

193 13 6
                                    

Langit kembali membiru. Awan hitam yang sedari pagi menyelimuti bumi telah menghilang sepenuhnya. Di temani secangkir kopi hangat, Xiao Zhan nampak asyik menghabiskan waktu dengan bermain game online.

Karena terlalu fokus pada layar komputer di depannya, pria tampan itu tak sadar jika Wang Yibo telah berdiri di sampingnya selama beberapa saat.

Setelah minum obat dan beristirahat, kondisi tubuh Yibo memang mulai membaik. Dia tak lagi merasa pusing dan lemas seperti tadi. Demamnya juga sudah turun. Jadi, setelah terjaga, dia memutuskan keluar dari kamar untuk melihat apa saja yang dilakukan kekasih tampannya ketika dia sedang beristirahat.

"Gege!" Wang Yibo memanggil.

Kursi gaming yang diduduki Xiao Zhan lantas diputar ke arahnya. Tindakan yang tiba-tiba tersebut menyebabkan mouse wireless yang sedang dimainkan oleh Xiao Zhan terhempas ke lantai dan berakhir mengenaskan.

Seakan-akan tidak melakukan kesalahan apa pun, bokong yang terasa masih sedikit nyeri dihempaskan ke atas pangkuan yang lebih tua. Wang Yibo duduk di atas paha sang kekasih dengan posisi mengangkang menghadap pria itu.

Alih-alih marah, Xiao Zhan justru bertindak sebaliknya. Dengan senyum yang sangat meneduhkan, dia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping  sang kekasih.

"Kenapa, hm?"

"Mau hug," jawab Yibo singkat.

(Bjir, yang mau hug Yibo tapi kenapa author yang salting brutal❤️‍🔥)


Aroma tubuh yang lebih tua dihirup rakus. Wang Yibo mendekatkan wajahnya, membiarkan hidung mancungnya bermain-main pada lipatan leher Xiao Zhan. Dia suka baunya! Sangat menenangkan dan candu.

Xiao Zhan menggeleng pelan melihat tingkah menggemaskan kekasihnya. "Gege baru tahu kalau kamu semanja ini."

Wajah yang semula tenggelam dalam lipatan leher ditarik keluar. Wang Yibo lantas bertanya dengan sungguh-sungguh, "Kenapa? Gege tidak suka, ya?"

"Mana mungkin tidak suka? Gege suka Yibo manja seperti ini. Rasa-rasanya seperti memiliki hewan peliharaan tahu."

"Memangnya ada peliharaan yang besarnya seperti aku?" timpal Yibo sembari menunjuk diri sendiri.

Xiao Zhan menganggukkan kepala. "Ada dong, Sayang," balasnya meladeni.

"Apa?"

Wajah tampan dicondongkan ke depan. Tepat di samping telinga sang kekasih, Xiao Zhan pun berbisik, "Singa betina."

Bola mata Yibo melebar. Sedetik kemudian dia menatap Xiao Zhan dengan tatapan membunuh. Cubitan kecil pun melayang di perut bagian kanan yang lebih tua. Tidak terlalu keras tapi cukup membuat ngilu.

"Shhh ... sakit, Sayang."

Wang Yibo tidak peduli. Dia lanjut menganiaya kekasih tampannya dengan menggigit pundak pria itu hingga bekas giginya tercetak jelas di sana.

Bukankah kata Xiao Zhan dia itu singa betina? Singa betina ganas bukan? Dia suka menggigit jantannya, 'kan? Ya sudah, dia akan memperlihatkan bagaimana beringasnya singa betina ketika sedang kesal.

Selain pasrah apa yang bisa Xiao Zhan lakukan? Pria itu memejamkan mata menahan rasa sakit yang menjalar di area bahu.

Ketika Yibo hendak menggigit bahu yang sebelah lagi, ponsel Xiao Zhan berdering nyaring di atas meja. Berdecak kesal, dia lantas meraih benda pipih tersebut dengan tangan kanannya.

Ketika melihat nama siapa yang tertera di layar, keduanya lantas saling beradu pandang.

"Jiejie."

Xiao Zhan mengangguk. "Angkat saja, Sayang. Nyalakan loudspeakernya."

Dengan patuh, Wang Yibo menurut. Tombol hijau di layar digeser ke kanan. Setelah sambungan tersambung, dia juga menekan icon speaker di layar.

“Zhan kamu di mana?"

Rambut lepek Yibo dimainkan. Xiao Zhan menjawab pertanyaan tersebut dengan santai, “Aku di apartemen. Ada apa?”

"Aku kesepian Zhan. Kamu ke sini, ya? Temani aku."

Ekspresi Yibo seketika berubah mendung. Dia terlihat sedih dan Xiao Zhan tak suka melihat itu.

"Maaf Anran, aku tidak bisa. Ada hal penting yang harus kuurus hari ini."

Tanpa menunggu jawaban dari Wang Chunran, panggilan langsung diputus secara sepihak oleh Xiao Zhan. Benda pipih yang telah berpindah ke tangannya dilempar begitu saja ke atas meja. Dia seakan tak peduli jika ponsel mahal itu rusak.

"Jangan sedih, Gege tidak akan pergi. Meskipun Anran sahabatku, kamu tetaplah prioritas utamaku, Sayang."

Xiao Zhan menciumnya. Wang Yibo hanya bisa memejamkan mata, menikmati sapuan lembut dari lidah basah yang bermain-main di dalam gua hangatnya.

Jiejie maaf.

(Sejauh ini masih amanlah, ya ... Bawangnya belom nongol heheheee😂)


---- To Be Continued ----

⏩ PDF Ready hari, ya ... Yang penasaran ama cerita ini dan pengen baca ampe tamat tanpa harus nunggu bisa langsung pesen PDF-nya ke Admin Zay☺️

 Yang penasaran ama cerita ini dan pengen baca ampe tamat tanpa harus nunggu bisa langsung pesen PDF-nya ke Admin Zay☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Injuries Here (Zhanyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang