ALWAYS C. 11

131 82 33
                                    

Hellow Readers!

ALWAYS C.11

_____

ALWAYS

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ALWAYS

Tiga hari berlalu..

Di jam istirahat. Kantin, tempat pelarian pertama bagi semua siswa di SMAN LENTERA BANGSA, tempat dimana mereka semua mengisi perut kosong mereka dengan berbagai makanan yang tersedia, tempat dimana mereka bercanda gurau dan bersenang senang ketika sehabis menghadapi kejenuhan di dalam kelas. Juga tempat itu pula adalah tempat favorit bagi semua siswa siswi di sana, tak jarang juga tempat itu dijadikan sebagai tempat bagi para murid brandal untuk mem-bolos di jam pelajaran.

Disisi lain, tiga bersahabat tengah duduk di salah satu kursi yang berada di sudut kantin. Mereka tampak sibuk dengan kegiatan masing masing. Amora yang sibuk menyeruput sup hangat, Falenza yang sibuk bermain game online di ponselnya, dan yang satu lagi, Alana, gadis itu tengah sibuk mengotak atik ponselnya, ia mengerucutkan bibirnya dan mengerutkan keningnya seraya terus menggerutu kesal dan memaki seseorang, entah apa yang baru saja terjadi pada gadis itu.

"Lo kenapa sih Na?"tanya Falenza yang sudah merasa muak mendengar Alana yang terus menggerutu di sampingnya.

"Tau tuh, kenapa lagi lo?"tanya Amora, gadis itu memberhentikan kegiatan makannya dan beralih meletakkan kembali sendoknya di atas mangkuk yang masih berisi kuah sup hangat. Tangannya lalu bersedekap di atas meja, ia menatap Alana, siap untuk mendengar cerita gadis itu.

"Kesel banget gue Len, Mor. Kan gini, gue punya tugas kelompok, tapi tuh rasanya kayak gak kerja kelompok, ngerti gak sih?. Karena gini, yang nyari bahan gue, yang ngerjain gue, yang begadang demi tugas itu gue, yang presentasi juga gue, gimana gue gak kesel coba,"cerutu Alana dengan wajahnya yang tampak sangat kesal.

"Gak adil tau gue yang ngerjain semuanya terus mereka cuman numpang nama, terima nilai. Udah gitu doang, yang lebih rese nya lagi nih, semua nya pada ngaku kalau mereka ngerjain juga padahal kagak," lanjut Alana, ia mengepalkan tangannya, rasanya ingin sekali ia meremuk wajah tanpa dosa para teman satu kelompoknya.

"Wah parah tuh Na, kalau gue jadi lo sih udah gue tonjok satu satu. Udah keterlaluan banget sih sumpah, bisa bisanya seorang Alana di giniin. Ck ck ck , kata gue sih mending lo labrak dah satu satu" ucap Falenza semakin memanas manasi Alana. Alana yang mendengar ucapan Falenza pun semakin di buat kesal, ia mengangguki ucapan Falenza, karena menurutnya ucapan sahabatnya ada benarnya.

"Udah, lo bilang aja dah kalau kagak ada yang ngerjain, jangan takut kalau mereka marah, dari pada lo rugi kan" saran Amora.

"Hem tap-"ucapan Alana terhenti saat tepukan ringan tiba tiba terasa di pundaknya, gadis itu menoleh lalu mendapati Samuel yang kini berdiri di belakangnya.

ALWAYSWhere stories live. Discover now