ALWAYS C. 14

121 72 85
                                    

ALWAYS C. 14

------------

------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALWAYS

Samuel, saat ini laki laki itu tengah berjalan menyusuri hutan, dirinya melangkah perlahan dengan cahaya senter yang diandalkanya sebagai penerangan disaat ia berjalan di tengah hutan yang gelap gulita. seraya berjalan ia juga terus mengukir tanda silang pada pohon dengan menggunakan benda tajam yang di bawanya, sebagai penanda agar dirinya tidak tersesat.

"ALANA! " teriak Samuel terus menerus, ia berteriak sekeras mungkin, berharap jika gadis yang dicarinya mendengar panggilannya.

"Alana lo dimana.." benak Samuel, rasa takut dan khawatir semakin tersirat dihatinya, kala ia tak kunjung menemukan keberadaan Alana.

Seraya melangkah dan berteriak memanggil Alana, ia juga sesekali menoleh ke belakang, juga matanya menerawang sekeliling mencari keberadaan Alana, namun usahanya nihil, sudah sangat jauh dirinya melangkah namun tak kunjung menemukan gadis yang dicarinya.

Tak berselang lama Samuel tiba tiba menghentikan langkahnya, berdiam diri sejenak di tempat dan kembali menoleh kebelakang , sorot matanya sendu lalu ia bergumam, "gue udah jauh, tapi gue gak juga nemuin Alana."

Ia menghela nafas, lalu perlahan mendongakkan kepalanya menatap langit malam yang terlihat di sela sela daun pohon. Tampak tak ada bintang yang bertaburan di atas sana, bahkan bulan yang menerangi malam kini tertutup oleh Awan. Ia lalu perlahan memejamkan mata, mengepalkan tangan lalu menarik dan mengehela nafas perlahan. Terus diam kala merasakan angin sejuk yang terus berhembus menyapa kulit, kini Samuel tengah mencoba untuk menenangkan dirinya, mencoba menetralkan rasa takut dan khawatir yang tersirat di hatinya.

Tak berselang lama Samuel kembali membuka matanya saat ia mendengar langit yang mengeluarkan suara gemuruh, tanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan.

"Bentar lagi hujan, gue harus cepet nemuin Alana" gumamnya, lalu dengan segera ia kembali melangkah dan berteriak "ALANA! LO DIMANA. "

➷➷➷

Tak terasa malam semakin larut, kini Gavin sudah kembali, ia berjalan perlahan ke arah Amora dan Falenza. Kepalanya tertunduk sendu serta wajahnya yang tampak penuh dengan keputus asaan.

"Mor" panggil Gavin saat ia berdiri tepat di belakang Amora, ia menepuk pelan pundak gadis yang tengah duduk termenung di samping api unggun yang menyala. Gadis yang di panggilnya sontak tersadar dari lamunannya dan menoleh ke belakang, ia segera berdiri ketika mendapati Gavin yang berada di belakangnya.

Falenza yang baru saja keluar dari tenda pun juga sontak berlari menghampiri Gavin, "Vin, Alana mana?!" tanya Falenza.

"Vin, please bilang kalau lo berhasil nemuin Alana"lirih Amora penuh harap seraya menatap Gavin yang tengah berdiri di hadapannya, suara gadis itu terdengar parau, matanya memerah dan berkaca kaca, menandakan gadis itu terus menangis sedari tadi.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang