Bab 9: Berbagi Ilmu Dalam Pertarungan

54 8 0
                                    

Halaman belakang guild saat ini telah dipadati oleh sejumlah besar orang. Orang-orang yang datang ke halaman belakang guild memiliki tujuan untuk menonton pertarungan yang akan dilakukan oleh Allen dan Rumi. Laxus juga hadir untuk menonton pertarungan tersebut. Dia sebelumnya berlatih di halaman belakang. Oleh karena itu, dia langsung mengetahui informasi pertarungan yang akan dilakukan oleh Allen dan Rumi.

"Rumah taruhan telah dibuka!" Teriakan Macao menggema di halaman tersebut. Dia saat ini terlihat sedang memegang sebuah buku catatan kecil diikuti dengan sebuah ember kayu yang digunakan untuk menampung uang yang akan digunakan untuk taruhan, "Silahkan yang ingin memasang taruhan datang langsung kepadaku! Ayo semuanya! Jangan sampai ketinggalan!"

"Taruhan?"

"Apa kamu berniat untuk melakukannya?"

"Pemenang telah ditentukan. Semua orang juga tahu bahwa yang akan menang dalam pertarungan ini adalah, Allen. Tidak ada hasil yang akan diterima selama kami mengikuti taruhan tersebut"

"Hei! Macao! Apa gunanya membuka rumah taruhan?! Hasil pertarungan juga telah ditentukan! Semuanya tidak ingin mengalami kerugian akibat pertarungan ini!"

"Keparat! Apa maksud kalian?!" Rumi berteriak dengan wajah kesal, "Apa kalian berpikir saya akan kalah dalam pertarungan ini?!"

"Itu hasil yang sudah pasti, oke?" Keigo berkata dengan santai, "Pertarungan ini sudah ada hasilnya. Kami tidak perlu repot-repot melakukan taruhan karena pasti tidak akan mendapatkan apapun. Tapi, yah, jika kamu memang berpikir kamu akan menang. Kenapa kamu tidak memilih dirimu sendiri dalam pertarungan ini?"

"Keigo bajingan..."

"Dia benar-benar memainkan Rumi..."

"Hmph!" Rumi mengendus dengan jijik menatap ke arah Keigo, "Apa kamu berpikir saya akan termakan permainanmu? Pergi sana bajingan bulu!"

"Ara, sepertinya tidak berhasil"

"Hahaha ~ Permainanmu terlalu nampak, Keigo"

"Bahkan jika Rumi memiliki otak yang bodoh. Dia pasti tidak akan termakan permainan mudah semacam itu"

"Para bajingan ini..." Rumi mengertakan giginya dengan marah, "Tunggu saja kalian! Sehabis pertarungan dengan Allen, saya pasti akan membiarkan kalian membayar semua perkataan kalian itu!"

"Oh? Kami menantinya, Rumi"

"Ayo! Ayo Rumi! Kami mendukungmu! Semoga kamu tidak kalah terlalu menyakitkan!"

Rumah taruhan yang dibuka oleh Makao akhirnya tidak berhasil. Para anggota guild tidak ada yang berniat untuk memasang taruhan. Oleh sebab itu, dia dengan cepat menutup rumah taruhan yang dibuat olehnya dan mulai fokus menonton pertarungan diantara keduanya.

"Hmph! Sepertinya mereka memiliki banyak harapan kepadamu" Rumi berkata dengan serius kepada Allen, "Apa mungkin informasi mengenaimu tidaklah salah?"

"Kamu bisa menilainya sendiri" Allen mengangkat bahunya dengan santai, "Kamu bisa memulainya kapanpun kamu ingin. Saya sudah siap menerima perlawananmu"

"Sombong atau mungkin terlalu percaya diri dengan kekuatanmu?"

"Baiklah! Pertarungan antara Allen dan Rumi! Dimulai!" Makarov yang ditunjuk menjadi wasit langsung membuka pertarungan diantara keduanya.

Rumi dengan cepat langsung memobilisasi energi sihir yang dimiliki olehnya. Dia menggunakan energi sihir tersebut untuk meningkatkan kekuatan tubuh dan kekuatan kaki yang dimiliki olehnya. Dia kemudian dengan kecepatan penuh melesat menuju ke Allen.

"Kecepatan yang bagus. Tapi, masih terlalu lambat"

"Lunar Bertubi-Tubi!"

Hanya butuh waktu sepersekian detik bagi Rumi untuk tiba di depan Allen. Dia langsung melepaskan serangan menggunakan kakinya dengan kecepatan tinggi. Lintasan serangan milik Rumi telah diketahui oleh Allen bahkan tanpa bantuan Haki Pengamatan miliknya. Meski serangan yang dilepaskan oleh Rumi ini sangat cepat dimata orang lain. Bagi Allen, kecepatan serangan yang dilepaskan oleh Rumi masih terlalu pelan.

Fairy Tail - Penyihir Berambut PutihWhere stories live. Discover now