TTM 07 - KELAP KELIP

57 16 12
                                    

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.



Seharian mereka belajar, kini jam telah berakhir. Para murid mendesah lega dan girang akan selesainya pembelajaran hari ini. Namun, rasa lega dan girang itu lenyap ketika melihat di luar tampak hujan deras.

Langit terlihat menghitam disertai angin yang sedikit kencang. Tampaknya, alam tak mengizinkan mereka untuk pulang terlebih dahulu. Para murid keluar satu persatu, bergerombol di luar kelas menikmati hujan.

Tak ketinggalan dengan kelas Alvia sendiri, mereka juga sudah bergerombol di luar kelas menatap air hujan yang berlomba turun ke bumi. Di sana, Alvia menatap hujan dengan diam. Kedua tangannya tiba-tiba menyilang, mengusap lengannya yang terasa dingin karena angin.

"Masuk aja kalau kedinginan," ujar Gilang yang ada di sebelahnya.

Alvia menoleh dan mengangguk. Gilang menaikkan satu alisnya terheran melihat Alvia yang tenang dan kalem saat disuruhnya masuk ke dalam kelas. Di dalam, Alvia mengambil ponsel di tas. Mengabari ibunya jika ia mungkin akan terlambat pulang karena derasnya hujan.

"Aaaa!"

Suara petir yang keras membuat beberapa murid yang berada di kelas termasuk Alvia menjadi kaget dan berteriak. Gadis itu memejamkan mata, memekik kaget sampai menutup kedua telinga.

"Lo nggak papa?" tanya Gilang yang sudah berdiri di depan.

Alvia berdecak kesal. "Iihh ... lo, tuh, jangan tiba-tiba di depan gue begitu!" serunya. "Awas minggir!" Gadis itu kembali menaruh ponsel ke dalam tas, mendorong Gilang ke belakang dan pergi begitu saja keluar kelas.

Laki-laki itu mengedipkan mata, terdiam dengan kejadian barusan. Padahal, tadi ia hanya khawatir bertanya.

***

Hujan tak kunjung berhenti. Jalanan depan kelas mulai terlihat tergenang air yang cukup lumayan. Dari genangan air itu pula, para murid yang lain mendadak menjadikan sebuah arena bermain air dadakan.

Di ujung kelas, Alvia mendapati Liana melakukan seluncur dengan alas kardus bekas yang entah dapat darimana kardus tersebut. Kardus bekas yang dijadikan alas untuk duduk dengan kedua tangan dipegang oleh Fatah kemudian diseretnya kencang ke depan sampai Liana oleng ke samping dan tergelak.

Derrel sebagai ketua kelas hanya bisa melihat dan mengawasi tingkah teman-temannya. Terkadang sesekali tertawa melihat keseruan mereka tetapi, tatap Derrel beralih ke kardus bekas yang masih terlihat lumayan bagus itu menjadi beralih fungsi.

"Via! Cobain, deh, seru!" pekik girang dari Liana berusaha berdiri kesusahan dengan sisa tawa yang masih ada. Melihat Liana membuat Alvia ikut penasaran karena tak hanya Liana saja yang bermain seperti itu. Kelas sebelahnya pun ikut bermain seperti itu.

Tetangga Tapi Mesra [TERBIT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ