13. Kejutan... 🐺

253 37 6
                                    

Tandai yang Salah  

Happy reading readers, don't forget to vote, comment and share this story to make me even more enthusiastic.

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •











Hujan yang rintik membuat suasana begitu dingin di sekitarnya, pakaian sekolah yang melekat pada tubuhnya tidak terlalu tebal sehingga rasa dingin terasa begitu nyata adanya, di tambah lagi dengan suara rengekan di seberang telfon sana yang membuat gadis itu memijat plipis nya dengan gusar.

"Jinny tolong maafkan aku, jika hari ini aku memenangkan permainannya, aku berjanji akan membagi hadiahnya dengan mu!!" Ujar di seberang sana berseru memohon pada gadis yang tak lain adalah Jinny.

"Sialan kau Dev, seharusnya hari ini aku ada di toko dan pulang lebih awal" Decak Jinny dengan kesal pada pria yang ia sebut dengan nama 'Dev' tersebut.

"Ayolah... Hitung-hitung kau beramal kebaikan pada ku"

"Ya, kau memang gelandangan yang perlu di berikan kebaikan"

"Sial! Apa maksud-"

Tut!


"Pria menyebalkan, akan ku bunuh kau jika sampai ketemu esok" Ujar gadis berambur sebahu itu sembari meninju-ninju angin yang ada di sekitarnya.

Mungkin jika ada yang melihat kondisi Jinny saat ini, pendapat pertama mereka adalah.. Jinny seorang siswi yang tengah mengalami, depresi?

Baju sekolah yang sudah tidak memiliki bentuk yang baik karna gadis itu berlari-larian untuk segera menuju gudang, rambutnya yang sedikit acak-acakan karna rasa kesalnya pada pria bernama Dev tidak tersalurkan dan ia menggusak rambutnya sendiri tanpa ada niatan membenahi rambutnya kembali.

"Memang pria baj-"



BUAKH!!



"AKH!"

Tanpa di sangka-sangka oleh Jinny, entah berantah apa yang terjadi, ia tiba-tiba saja terpental cukup jauh ke dalam sebuah lorong kosong berisikan rongsokan di mana-mana, belum lagi rasa nyeri di perutnya, ia merasa tulang rusuk kanannya seperti ingin lepas saja karna saking sakitnya menghantam tong sampah besi yang cukup besar.

"Sudah mengumpat nya nona?"

Jinny tertegun, ia yang tadinya memandang nyeri perutnya, kini tatapan itu beralih pada sosok yang ada di hadapannya.

Ya Tuhan... Pria ini tampan, tapi tatapannya sangan mematikan.

"Sudah cukup juga memandang ku bukan?" Mendengar hal tersebut Jinny tersentak, ia mulai sadar dan mengamati pria di hadapannya, seragam sekolah yang sama, tandanya mereka satu sekolah bukan?

The Warewolf Castille | &Team (Hiatus!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang