Chapter 31: Beach Visitor

48 3 0
                                    

Zach

Aku terdiam sejenak mencerna pertanyaan Lara. Sepertinya dia mencurigai sesuatu, dia mulai mempertanyakan mengapa harus ada kepentingan jika hal itu digunakan untuk menyempatkan waktu bersama. Benar bahwa aku tak pernah mengajaknya makan malam atau berlibur untuk membicarakan satu hal yang penting. Biasanya kita hanya akan makan malam di rumah atau hanya pulang lebih awal untuk berbincang mengenai suatu hal. Ku pikir setelah sekian lama hubungan pernikahan kami tidak diromantisasi, aku ingin mengajaknya berlibur sekaligus membahas sesuatu. Namun, pertanyaannya justru membuatku sedikit takut. 

"Zach, kau terdiam saja? Apa yang terjadi? Katakan kepadaku. Aku tidak ingin melihatmu bersedih atau hanya terdiam ketika aku bertanya kepadamu." ucapnya sembari menyalakan televisi. Dia jarang sekali menganggu dirinya dengan media lain ketika berbicara kepadaku. Kami selalu berbicara dengan kepala dingin, dengan nurani dan pemikiran atas dasar ilmu pengetahuan tanpa gangguan dari siapapun dan media apapun.

"Mengapa hanya menatapku begitu? Aku sedang bertanya kepadamu." ucapnya mengulangi pertanyaannya. "Setelah sekian lama aku berpikir kita harus berlibur, menyempatkan waktu berdua dan membicarkan sesuatu, sayang. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan tanpa ada gangguan dari siapapun dan apapun itu." Aku mengambil remot televisinya kemudian, mematikannya. 

"Aku tidak bisa-"

"Mengapa tidak? Aku akan meluangkan waktu dan kau pun harus melakukan hal yang sama. Ada apa denganmu? Apa yang membuatmu berubah begini?!" tanyaku dengan nada amarah. Aku bahkan belum memberikan kesempatan untuknya agar melanjutkan kalimatnya. Aku merasa bersalah karena kelepasan marah ketika dia sedang berbaring dan sakit. Dia juga sedang hamil calon anakku.

"Aku minta maaf karena membentakmu. Aku ingin kita menyempatkan waktu berdua saja sama seperti dulu." pintaku kepadanya, dia hanya menatapku dengan tatapan tenang tanpa ada amarah sedikitpun. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Aku akan meluangkan waktu untuk kita. Kita berdua, Zach." ucapnya tenang.

"Baiklah, aku akan menemanimu sampai kau pulih kembali. Aku merasa bersalah karena telah meninggalkanmu selama ini, Lara. Aku selalu sibuk dengan pekerjaanku dan jarang pulang, ketika pulang itupun terlalu larut." ucapku lirih. 

Dia hanya mendengarkan setiap kalimat dengan nada kesedihan yang ku ucapkan. Lara tidak boleh menaruh curiga atau sampai mempertanyakan kesibukan apa yang selama ini aku jalankan. Selain urusan pekerjaan, ada beberapa urusan pribadi yang membuat aku terpenjara dengan sesuatu. Rasanya tak bisa ku tinggalkan hal itu, sudah selama berbulan-bulan ini dia menghibur kekesalan dan amarahku. Salah atau benar itu bukan menjadi sebuah hal yang penting. Aku hanya perlu sedikit evaluasi bahwasannya selama aku masih bertanggung jawab menjadi suami yang baik, semua itu tidak menjadi masalah. 

Sama seperti biasa, aku menemani Lara tiap hari sampai dia benar-benar pulih dan diizinkan untuk pulang. Aku tak ingin dia stress berat, itulah alasan mengapa untuk sementara ini aku pulang di jam yang sama seperti dirinya. Aku menemaninya berdiskusi, makan malam, sarapan atau sesekali menjemputnya di kampus seusai dia mengajar. Aku juga sering membelikan dia bunga dengan ucapan kata cinta setiap hari. Aku melakukan sesuatu yang dulu sering kami lakukan, dia bahagia sampai menerima ajakanku untuk berlibur dengan senang hati.

Maldives merupakan sebuah tempat yang sering aku kunjungi karena kebetulan aku memiliki investasi pada salah satu proyek di tempat ini. Dulu aku sering mengunjungi hotel-hotel di sini bersama biru. Sekarang, aku datang bersama dengan istri dan calon anakku. Lara terlihat lebih fresh setelah seminggu berada di rumah dengan pekerjaannya yang cukup padat. Aku juga lebih sering memperhatikan dirinya saat ini dibanding dulu ketika aku lebih senang membahagiakan diriku sendiri. Ayahku sebenarnya memperingatkan aku untuk tidak mengabaikan Lara sebab dia sedang mengandung calon anakku. 

Married to His LiesWhere stories live. Discover now