06 - Makasih, Bro!

201 97 115
                                    

Sudah di penghujung Desember. HAPPY NEW YEAR!💐
Semoga tahun 2024 ini, kita semua di berikan kebahagiaan yaa. Aamiin🤲🏻💌

__________________

Setidaknya di hari ke-dua ini aku merasakan rasanya di anggap dan di hormati sebagai anak PKL, bahagia-nya melebihi apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setidaknya di hari ke-dua ini aku merasakan rasanya di anggap dan di hormati sebagai anak PKL, bahagia-nya melebihi apapun.

Anggana muncul dari bilik kamar mandi, mengusap rambutnya yang basah sehabis keramas dengan handuk yang terlilit asal di lehernya. Sekarang tepat pukul 10 pagi, gadis itu memilih untuk mandi lebih awal di bandingkan mandi mendadak sebelum berangkat ke rumah sakit.

Kakinya melangkah melewati meja makan dan juga dapur. Anggana melihat disana Mama tengah mencuci piring sehabis memasak. Senyum di bibir-nya terbit ketika melihat lauk favourite-nya tersaji cantik di meja makan, Anggana sangat lapar, dirinya tidak sempat untuk sarapan pagi bersama yang lain.

Tadi pagi-pagi jam 6, entah terkena benturan apa kepala-nya itu, ia memutuskan untuk jogging santai. Padahal biasanya gadis itu sangat malas apabila menyangkut pautkan kesehariannya ber-olahraga. Dan alasan yang ia katakan kepada orang tuanya adalah agar tidak bosan dan stress terus di rumah, lebih baik jalan-jalan. Ck! Anak itu.

"Maa..." wanita paruh baya yang di panggil itu menolehkan kepalanya ke arah putri sulung-nya.

"Eh, Ka. Udah selesai, cepet sini sarapan dulu. Tadi'kan perut kamu belum ke isi apa-apa." Anggana mengangguk singkat, "Oke, bentar ya, Ma." lalu berjalan menaiki anak tangga menuju kamar untuk bersiap diri.

Ini adalah hari ke-dua gadis itu melaksanakan praktik kerja lapangan. Kemarin Bu Sopian bilang bahwa selama 3 hari selanjutnya, jadwal shift masih sama seperti hari pertama. Maka dari itu, dari pagi sampai jam sekarang dirinya masih santai untuk bersiap-siap. Tidak seperti kemarin, jam segini saja Anggana sudah kewalahan mempersiapkan isi ransel-nya, untuk itu-lah satu rumah di buat geger olehnya.

Dret dret dret!

Anggana melihat ponsel-nya yang sedari tadi berdering di atas ranjang, memang sengaja ia membiarkan-nya tanpa mengangkat panggilan itu, karena Anggana paling anti sekali dengan panggilan telepon.

"Ck! Siapa sih." Desis-nya pelan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GENGGAMAN LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang