10.kecewa

348 36 16
                                    

~Author

Matahari sudah terbit dari ufuk timur. Memancarkan cahaya indah nya. Menghangatkan seluruh penghuni di bumi.

Leo yang sudah siap dengan seragam putih abu nya sedang berdiri di depan cermin dekat pintu kamar mandi sambil menyisir rambut nya lebih rapi lagi.

Setelah ia kira rambutnya sudah rapi ia kini menatap cermin sambil sedikit tersenyum. Ia menatap matanya yang sudah ada lingkaran hitam layak nya mata panda. Ini akibat ia begadang semalaman dan tidur di jam 4 pagi.

"Tok

'Tok

Suara ketukan pintu kamar mengalihkan perhatian Leo. Dari kamar mandi ia langsung bergegas keluar dari kamar mandi dan langsung menyambar tas hitam, Hoodie, dan juga kunci motor yang terletak di atas sofa kamarnya.

"Den Leo sarapan dulu!" Ia tau itu suara bik Siti. Yang jadi pertanyaan kemana Abang nya? Bukankah tugas Abang nya untuk membangun kan diri nya di setiap pagi? Lantas mengapa tidak di lakukan pada pagi ini?

"Ia bik, Leo keluar sekarang" Balasnya ia dengan cepat menuruni anak tangga menuju meja makan.

Sesampainya di meja makan ia langsung di sambut dengan ucapan Mamah nya.

"Oh ini yang semalam ngedrama sok sok an gak mau buka pintu kamar! Bikin heboh serumah aja! Gimana sekarang udah kelar bersemedi nya?" Ucap Mama nya yang membuat pagi Leo hancur begitu saja.

"Bersemedi kok di kamar? Di goa sana!" Timpal Sing.

"Hahaha maklum anak yang haus perhatian! upsss.." Ucap Mamah nya di akhir kalimat berpura-pura menutupi mulutnya seolah ada perkataan yang tidak sengaja di ucapkan.

Leo pun tanpa kata permisi langsung keluar dari rumah nya. Untuk apa ia berlama-lama lagi kalau hanya untuk di rendahnya harga dirinya?

Dari tangga Zayyan pun turun ke bawah menuju meja makan melihat punggung adik nya yang mulai menjauh.

"Loh Mah, Leo udah sarapan? Kok udah langsung pergi aja?" Tanya Zayyan. Ya memang dirinya yang meminta bik Siti untuk memanggil Leo di kamar nya. Sebab ia harus bersiap-siap untuk ke kantor di karenakan pada pagi ini dirinya sedikit telat bangun pagi. Maka dari itu ia tidak sempat untuk membangunkan kedua adiknya.

"Tau tuh adek kamu baru turun langsung cabut aja. Kan emang gak ada sopan santun dia tuh ketimbang bilang permisi pun kagak sama sekali. Apa itu salah satu kelebihan adik kesayangan mu itu sehingga pengen kamu belain habis-habisan?" Ucap Nita secara terang-terangan yang membuat Zayyan pun terheran heran dengan ucapan mama nya ini.

"Mah! Stop ngebenci Leo dia itu anak mama juga sama kayak Zayyan dan juga Sing. Tolong perlakuan Leo selayaknya mamah memperlakukan Zayyan dan juga Sing! Apa susah nya sih mah bersikap adil? Gimana dengan almarhum papa pasti papa sangat sedih ngelihat salah satu anak nya di perlakukan tidak adil seperti ini mah!!" Ucap Zayyan dengan rasa sabar. Ia lelah dengan semua ini.

"Udah seberapa gede kamu sekarang hah? Bisa-bisanya nasehati orang tua! Tau apa kamu tentang semua ini? Ini semua gak akan terjadi kalau adik kamu yang kurang ajar itu tidak membiarkan Sing kecelakaan hingga koma berhari-hari. Kamu tau dunia mama hampir runtuh ketika melihat putra kesayangan mama terpasang alat medis di sekujur tubuh nya. Kenapa itu semua tidak terjadi sama anak sialan itu? Kenapa harus Sing yang menderita hah? Sedangkan anak sialan itu bisa bebas bersenang-senang dan tidak tau cara minta maaf!"

"Mah! Itu semua tidak ada sangkut pautnya dengan Leo! Leo tidak bisa di salahkan atas peristiwa itu! Kalau itu yang menjadi penyebab Mama bisa ngebenci Leo sih udah gak masuk logika mah!"

"Entar kamu juga akan tau sendiri! Mama capek berdebat sama kamu Zayyan. Mama pergi dulu! Sing belajar yang rajin jangan jadi seperti anak sialan itu!" Ucap Nita dan Sing pun menyalami tangan Mama nya. Nita pun langsung pamit pergi.

3 SIBLINGS || XODIAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang