13.Hukuman

283 41 17
                                    

~Author

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lumayan jauh, kini pemuda yang berkulit putih ini pun sudah tiba di perkarangan rumah nya. Sang pemilik motor pun langsung segera turun dari motornya.

Ia pun terlihat tengah mengambil ancang-ancang untuk masuk rumah.
Terlihat jelas bahwa pemuda ini merasa takut untuk masuk kerumahnya, sebab sedari tadi ia terlihat sangat memuas muas kan diri untuk mengatur pernafasan.

Ia pun memejamkan matanya dan berucap hal-hal positif agar bisa menguatkan dirinya sendiri.

"Leo Lo bisa, Lo pasti bisa hadapi ini semua. Tidak ada ketakutan yang datang percaya ini semua hanyalah sebentar dan tidak akan terjadi apa-apa!" Ucap nya pelan, guna untuk menghilangkan rasa ketakutan yang ia rasakan. Jujur jantung nya kini sedang berdetak kencang, ia takut menghadapi Mama nya. Namun tidak ada pilihan lain ia harus menerima resiko atas apa yang ia perbuat.

Akhirnya pemuda ini pun memberanikan diri untuk memasuki rumahnya ternyata di dalam rumah nya sudah berkumpul semua di ruang tamu. Ia pun tidak lupa untuk mengucapkan salam.

"Assalamualaikum" ucap Leo sambil berjalan sedikit pelan dan menundukkan pandangan nya kebawah.

"Wa'alaikum salam" hanya Zayyan yang menjawab.

Leo terdiam kikuk ditempat karena dari melihat raut waja Mama nya yang seperti orang memendam kemarahan dan Sing yang nyengir, sedangkan Zayyan hanya diam saja sambil memperhatikan dirinya.

"Mama,," ucap nya gelagapan. Ia terlihat sangat gugup berhadapan dengan Nita.

"Dari mana aja?" Nita terlihat bangkit dari posisinya dan menatap Leo dengan tatapan tajam.

"Ma,,, maaf Mah, Le-leo--"

"Maaf-maaf! Kau dari mana hah? Keluyuran malam-malam bikin keluarga malu aja bisa nya!! Pulang sekolah langsung pulang ke rumah gak usah keluyuran gak jelas gini, bisa gak?? Dan ini apa lagi hah? Surat pemanggilan orang tua? Udah ketauan ya kau ini sekolah seenaknya dan semaunya! Pakek acar bolos sekolah lagi. Kau ini ya bener-bener jadi anak yang bandel dan gak tau di untung ya!" Ucap Nita yang terlihat sangat kesel terhadap putra bungsu nya itu.

Leo menelan saliva nya kasar
"Maaf Ma"

PLAkkk!

Satu tamparan mulus mengenai pipi Leo, yang membuat rasa panas menjalar begitu saja di pipinya. Sing sedikit terkejut melihat interaksi itu, namun tidak berniat untuk melerai.

Zayyan yang menyaksikan langsung pun ikut panik. Ia tidak menyangka Mama nya bisa senekat itu, dan ia pun mencoba mendekati Leo.

"Leo Lo gak papa? Mana yang sakit?" Ucap Zayyan sambil mengelus pipi Leo yang sakit.

"Sing, bawa Zayyan ke kamar!" perintah Nita, sebab ia tidak ingin Zayyan menghalangi nya untuk memberi pelajaran untuk putra bungsu nya itu.

Sing pun tanpa berlama-lama langsung menarik pergelangan tangan Zayyan, guna membawanya pergi dari situ.

"Ma! Mama! Udah cukup jangan sakiti Leo lagi, Zayyan ikut sakit melihat Leo di tampar kek begitu Mah, bila perlu Mama hukum Zayyan aja, Zayyan mau gantiin posisi Leo!" Ucap Zayyan sambil menahan tangis. Hatinya hancur melihat adik yang ia sayangi dan cintai di perlakukan seperti itu.

"Sing cepat bawa Zayyan!" Ucap Nita dengan nada membentak. Ia sudah memprediksi bahwa Zayyan pasti akan berlaku seperti ini.

Sing pun kembali menarik lengan Zayyan dengan kencang, dan Zayyan pun terpaksa pergi dari situ.

"Oke Zayyan pergi Mah, tapi Zayyan mohon Stop sakitin Leo dengan cara seperti ini atau bahkan sampai lebih dari ini!" Ucap Zayyan, ia sedikit menepuk-nepuk punggung Leo secara perlahan guna untuk menyalurkan energi nya, sebelum akhirnya pergi.

3 SIBLINGS || XODIAC Where stories live. Discover now