11. Kekasih Rahasia

505 26 0
                                    

Bagian 11 - Kekasih Rahasia

👠👠👠

Jakarta, 7 tahun lalu

Setelah satu bulan lebih menghabiskan waktu mengerjakan proyek di Manado, kami sudah kembali ke Jakarta lagi seminggu yang lalu. Berkutat dengan pekerjaan lagi yang tiada habisnya.

Namun ada yang berbeda sepulangnya dari Manado. Aku membawa sesuatu yang tak kasat mata. Yaitu aku membawa hubungan dengan Mas Darsa. Ya... setelah malam itu Mas Darsa semakin gencar mendekatiku dan aku yang merasa memang lagi sendiri tentu menerima saja pendekatan yang di lakukan Mas Darsa. Hingga sehari sebelum kepulangan kami ke Jakarta, Mas Darsa mengajakku berpacaran dan seharian itu kami berkencan berdua tanpa sepengetahuan anak-anak tim.

Sejauh ini belum ada yang mengetahui hubungan kami karena memang baik aku maupun Mas Darsa sepakat untuk menyembunyikan status kami. Jadi, sebisa mungkin dalam lingkungan kantor kami sedikit menjaga jarak. Atau kadang kalau kami tidak sengaja berpapasan, maka aku akan segera melengos pura-pura tak lihat, begitu pun dengan Mas Darsa yang hanya akan melempar senyum tipis lalu ikut berpura-pura.

“Besok ada acara makan malam tim, Mas ikut kan?” tanyaku ketika kami sedang berdua di dalam mobil Mas Darsa.

Hari ini kami pulang bareng karena habis lembur. Tepatnya, sih, aku sendiri yang lembur sedangkan Mas Darsa hanya menemaniku lantaran khawatir aku kenapa-napa. Tentu hal itu kami lakukan dengan kucing-kucingan. Pun ketika akhirnya aku bisa semobil dengan Mas Darsa lantaran kami yang janjian bertemu di depan halte tak jauh dari kantor.

“Ikut. Tapi, saya paling cuma sebentar disana. Enggak bisa sampai selesai.”

Aku langsung memberikan raut kecewa. “Kenapa?”

Mas Darsa menoleh seraya tersenyum tipis lalu lurus menatap jalanan. “Saya ada acara keluarga besok malam, Sayang.”

Kalau Mas Darsa sudah mode lembut dan memanggilku 'sayang' hatiku paling cepat meleleh. Ada bunga-bunga yang beterbangan di perutku saking bahagianya.

“Aku sendirian, dong nanti disana,” aku merajuk manja.

“Ada anak-anak tim, Yang.”

“Aku maunya kamu, Mas.”

“Lusa, deh kita kencan berdua. Mau?” tawarnya yang tentu tak bisa kutolak. Mumpung libur kerja, bisa lah.

Aku mengangguk setuju. “Besok kalo aku mabuk, gimana?”

Senyum lembut Mas Darsa seketika hilang membuatku agak was-was.

“Kamu jangan sampai mabuk lah!” seru Mas Darsa cepat. “Kamu kalau lagi mabuk sangat agresif.”

“Apaan! Mana ada aku agresif, kamu aja kali yang agresif. Nyosor bibir sampe grepe-grepein badanku.”

Seminggu menjalin hubungan rahasia dengan Mas Darsa sudah mampu membuatku hapal banget dengan segala tingkah lakunya. Mas Darsa ternyata orangnya mesum. Setiap saat kalau kami berduaan pasti selalu meremas bokongku, dadaku sembari mengecup bibirku mesra. Bahkan beberapa kali Mas Darsa seperti memberiku kode ingin lebih jauh, bukan sekedar saling meraba. Namun, aku selalu menolak dengan sejuta alasan yang untungnya dia terima dan akan berakhir dengan aku yang mengoral miliknya jika memang Mas Darsa tidak bisa tahan.

Hubungan kami memang masih baru, tetapi dalam seminggu kami sudah sejauh itu berhubungan. Terlihat murahan memang, tapi selama aku masih nikmati, masih perawan dan sama-sama mau, menurutku tidak apa-apa mencoba.

Mas Darsa terkekeh mendengar gerutuanku. Sangat santai mengemudi mobilnya.

“Disana juga kita enggak bakalan berduaan, Lika.”

7 Years MarriedWhere stories live. Discover now