Segelintir cerita keseharian keluarga Mahardhika. Cuma menceritakan kepusingan Papi menghadapi ketiga anaknya yang semakin hari semakin besar.
Justin, Sky dan Binar ketiganya saling sayang dan peduli namun termakan gengsi yang begitu tinggi. Karena...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
-💌-
Tumpahan air terdengar samar membuat Sky yang sedang menyusun buku menoleh sedikit sebelum kembali fokus pada tugasnya.
"Sky, itu tolong di pel dong."
Delikan sinis terlihat membuat orang yang menyuruhnya memamerkan gigi sambil tertawa kecil.
"Gue tau kok yang paling rajin disini itu gue, tapi gue bukan babu lo ya, anjing." Umpatnya.
Osis itu memang definisi babu sekolah, seperti saat ini tiba-tiba mereka disuruh mengangkut buku-buku yang baru saja datang ke perpustakaan sekaligus menyusunnya.
Tapi tidak apa karena itu sebanding dengan nilai tambahan yang di peroleh, entah sejak kapan Sky jadi ambisius dan selalu ingin dapat nilai sempurna, padahal Papi sama sekali tidak menekan untuk anak-anaknya menjadi nomor satu saat di sekolah. Cukup belajar semampunya namun anak keduanya ini memang sangat terobsesi dapat nilai sempurna.
Sky si anak rajin, selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, kerjaannya paling cepat dan rapih. Pokoknya enak deh kalo satu kelompok sama Sky.
Anaknya baik tapi agak sedikit galak dan sinis.
Selalu menatap orang dengan tatapan datar terkesan sinis, banyak orang yang salah paham akan itu, Sky orangnya gak sok cool kok tapi wataknya emang begitu jadi susah diubah.
Sky sering di bilang kakel cool tapi sebenernya kalau kenal lebih dekat gak ada kesan cool-nya sama sekali.
Cerewet nya bukan main! Ceramahnya tidak akan berhenti saat ada yang berbuat kesalahan ataupun melakukan sesuatu yang salah.
Paling tidak suka sama orang amburadul dan tidak punya jalan hidup yang jelas seperti Abangnya, Justin itu tipe yang sangat Sky hindari. Keduanya tidak cocok bersama, sifatnya bertolak belakang maka jangan heran jika mereka ribut terus.
"Bangsat." Keluhannya saat melihat dapur rumah berantakan. "Siapa yang abis pake dapur tapi gak dirapihin!?"
Emosi dia tuh kalau liat barang-barang berantakan dan nggak di susun di tempatnya, paling cinta kebersihan beda banget sama Justin yang malah numpuk sampah di dalam kamar.
"Susu tumpah?! Gila aja sampe di semutin gini." Sky beres-beres sambil misuh kesel.
Sky terkesan kalem memang namun mulutnya paling sering melontarkan umpatan-umpatan, bahkan lebih parah dari Justin.
Sky introvert namun tidak se-introvert Adiknya, Binar. Sky suka berorganisasi, senang melakukan kegiatan bersama-sama namun masih membatasi diri dengan pergaulan serta memilih teman dengan hati-hati.
Dengan langkah lebar Sky menghampiri si bungsu yang sedang asik menonton karun.
"Binar!"
Binar yang sedang makan sereal di sofa pun menoleh menatap Sky dengan bingung. "Apa?"
