BAB 11

363 63 17
                                    

Berisik dan bau rokok adalah hal yang paling Sky gak suka. Karena pernapasannya juga ada sedikit masalah jadi Sky benar-benar menghindari asap rokok.

Sky tutup hidung dalam hati menyesal karena gak bawa masker.

Sumpah Sky benar-benar nyesel ikut Justin! Dari tadi mulutnya benar-benar gatal ingin menyumpah serapahi Justin yang sekarang sedang asik tertawa dengan teman-teman geng motornya itu.

Andai aja Sky tau kalo perginya bareng-bareng teman-teman Justin, dia pasti bakalan nolak! Sky benar-benar gak betah sama suara berisik serta ocehan mereka.

Hoodie milik Sky di tarik kecil. "Kak..pulang aja yuk.."

Rengekan kecil dari samping terdengar membuat Sky menoleh kecil, tangan Sky semakin erat menggenggam tangan Binar.

Iya, kali ini Binar ikut! Entah kenapa tiba-tiba si bungsu mau ikut keluar malam. Suatu keajaiban.

"Sabar, Bang Justin lagi ngobrol sama temennya." Sky berucap sambil mengelus tangan Binar.

Binar cemberut, kalau aja wi-fi di rumah gak eror mana mau dia ikut keluar malam bareng Abangnya. Binar tanpa internet gak akan bisa tahan karena anaknya gampang gabut.

Disini ramai banget ngebuat Binar risih dan sesak. Terbiasa dengan keheningan membuat Binar gak suka saat berada ditempat ramai.

Punggung Justin di tepuk pelan. "Tumben lo ajak Adek-adek lo, Just."

Justin senyum aja, padahal dalam hati kaget karena dia lupa kesini sama kurcaci-kurcacinya. "Oh, haha..iya biarin aja biar mereka rasain angin malem tuh gimana."

Setelah itu kepala Justin sibuk nyari Sky dan Binar, sempat panik dikit saat nggak nemuin keduanya. "Gue kesana dulu ya, bro." Justin berucap.

"Nanti ke arena balap daerah sini, Just." Ucap si ketua.

Justin melangkah menuju stand gulali tempat Sky dan Binar yang lagi duduk sambil pasang wajah jutek. Pas sampai di sana Justin langsung kena semprot sama mulut Sky yang langsung berceloteh ria memuntahkan seluruh unek-uneknya dari tadi.

"Kenapa lo gak bilang kalo perginya bareng geng lo sih, Bang!" Kesal Sky.

"Ya lo gak nanya, lagian kenapa sih lo alergi banget kayanya." Sahut Justin.

"Ck." Sky berdecak kecil lalu melirik Binar yang lagi masang ekspresi murung sambil liatin beberapa anak remaja yang lagi main. "Dari tadi gue udah mau pulang sama Binar tapi siapa sangka kalau tempatnya ternyata jauh banget!" Ucapnya.

Sky gak nyangka kalau ternyata tempat festival nya jauh padahal Justin bilangnya deket. Sky belum lama bisa naik motor jadi agak sedikit takut kalau di jalan raya besar, tadi aja tangannya sedikit gemetar saat jalan kesini.

"Ngapain pulang, gue ngajak kalian kesini tuh untuk nikmatin suasananya! Senyum dong, muka kalian malah di tekuk gini padahal banyak orang lagi senang-senang."

Justin nggak ngerti kenapa kedua Adiknya ini gak suka sama suasana ramai, apalagi keduanya ini introvert.. entah dari mana sifat ekstrovet Justin ini.

"Ayo keliling." Justin menggenggam sebelah tangan kedua Adiknya, sekarang dia udah kaya pemandu tour anak-anak sekolah.

Ketiganya pergi ke stand mainan, banyak banget mainannya membuat Binar berseru dalam hati.

Sky udah meleset pergi main tapi Binar masih diem aja sambil pegang baju si Abang. Justin menepuk pelan pucuk kepala Binar. "Sana main." Ucapnya.

Binar mau tapi canggung, dia gak nyaman karena disini banyak banget anak-anak seusianya. "Nanti aja, Bang." Ucapnya.

Sky main mesin capit, kelihatan serius banget. Sky orangnya emang ambis bahkan sama mainan sekalipun. "Ck, ini mesinnya curang." Decaknya.

AbhiprayaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum