BAB 13

255 59 0
                                    

Agaknya kedatangan tante-tante pirang yang menetap di depan rumah membuat ketiga anak Papi ketar-ketir sendiri.

Binar yang memang setiap hari ada di rumah lagi ngintip di kaca jendela, dengan wajah menekuk dia ngeliatin Papi yang lagi ketawa-ketawa sama si tante pirang itu. Kelihatan akrab banget, gak jarang keduanya pegang-pegang tangan membuat Binar mendidih sendiri.

"Apa sih, Papi genit banget." Ucapnya nyolot.

Katanya sih keduanya itu teman kerja, gak jarang mereka berangkat bareng kalau kerja. Tapi omongan orang yang lagi jatuh cinta itu gak bisa dipercaya, penuh tipu muslihat!

Saat Papi hendak beranjak masuk Binar buru-buru menutup tirai dengan kesal, Binar bergegas masuk kedalam dan memilih menunggu Papi di sofa empuk sambil menyilangkan tangan dan pasangan wajah songong.

"Eh Adek, nih Papi bawa pisang goreng dari tetangga depan." Papi dengan semangat menunjukkan pisang goreng yang baru aja mateng, kelihatan enak tapi Binar gak mau nyentuh karena gengsi.

"Nggak! Aku gak mau makan makanan dari musuh." Ucapnya ketus.

Papi sih santai aja, sedikit nahan ketawa karena kelihatan banget kalau ketiga anaknya berpikir yang enggak-enggak sama kedekatan Papi dan si tetangga. Padahal mereka cuma temenan, tapi sifat julid anaknya gak hilang dan terus negatif thinking. Mau Papi jelasin sampai muntah pun kayanya mereka gak akan percaya karena ketiga anaknya itu kepala batu.

Ngeliat Papi makan pisang dengan lahap kan Binar jadi mau, mata Binar lirik-lirik kecil ke piring berisi pisang goreng..mau ngambil satu tapi malu. "Papi gak takut ada racunnya?" Tanya Binar.

"Gak ada lah, dek. Kamu mah aneh-aneh aja." Papi berucap diselingi tawa kecil, lucu aja denger Binar ngomong gitu.

"Ya kan siapa tau ada, Papi makannya jangan banyak-banyak takutnya rentan mati soalnya udah berumur. Ini pisang untuk Binar semua ya, aku kan masih muda jadi kalau makan racun ya paling pingsan doang." Ucapnya dengan senyum lima jari.

Papi geleng kepala. "Yaudah makan aja tuh semua, Papi udah kenyang."

Asik menikmati pisang namun gangguannya selalu datang disaat yang gak tepat. "Bang Jus! Apa-apaan sih, jangan dihabisin!" Ucapnya.

"Laper, lagian lo pelit amat sih." Justin padahal cuma ngambil pisang yang potek doang tapi respon Binar berlebihan banget, tapi Justin seneng sih karena Adiknya mulai banyak ngeluarin ekspresi.

Biasanya Binar ini kalem dan cendrung pendiem, kaya baru dikasih nyawa tapi akhir-akhir ini Binar mulai banyak ngeluarin ekspresi dan protes, agak ngeselin tapi gapapa.

Papi menyeruput kopi sambil liat Justin yang lagi gangguin Binar. "Tumben balik, biasanya pulang malem." Ucapnya.

"Bosen ah main di luar."

Akhir-akhir ini secara mengejutkan Justin jadi sering ada di rumah, kegiatannya merusuh aja sih.

Jahilin Binar dan buat Sky kesel adalah kegiatan Justin setiap hari, hohoho.


🌻🌻🌻


Sore ini adalah tugas Sky menyiram anak-anak barunya Papi.

Sky lagi nyiram tanaman dan menyempatkan diri untuk mampir mengobrol bersama si Tante pirang teman Papi.

Kebetulan si Tante itu juga lagi siram tanaman, Sky gak akan berhenti untuk membocorkan hal-hal random tentang Papi.

"Tante jangan mau sama Papi, dia itu kalau tidur berisik dan suka nendang. Nanti badan Tante ungu-ungu semua karena jatoh dari kasur."

Ketiganya benar-benar ngelakuin untuk bongkar semua aib Papi, ngomong hal-hal yang harusnya gak di bongkar supaya orang yang dekat dengan Papi ilfil dan menjauh secara sukarela, ketiganya sering ngelakuin ini dan berhasil tapi Tante pirang di depannya sama sekali nggak terpengaruh.

AbhiprayaWhere stories live. Discover now