Bab IV: Raja Benteng Domino

1 0 0
                                    

Ketika Rayga, Saori, Sarah dan Briana sampai kembali di depan kamar wanita, tidak terlihat para penjaga pintu. Keempatnya memutuskan untuk membuka pintu kamar.

Setelah dibuka terlihat Leonard, Kyoshiro, Suery, Komang, Jabal dan Jay yang berpakaian wanita sudah ditahan oleh para penjaga kerajaan Domino. Terlihat Raja dan Menteri yang masih menggunakan pakaian tidur duduk di samping mereka.

Walau tidak melihat siapapun tetapi karena pintu terbuka, menteri berteriak: "Kembalikan batu sihir milik kami atau keenam teman kalian akan kami bunuh di tempat."

Jay berteriak: "Saya sudah bilang kita melawan saja tetapi Leonard dan Kyoshiro menolak dan berkata untuk menunggumu."

Setelah itu dia membuka pakaian wanitanya untuk bersiap bertarung. Rayga menghentikan kemampuan cincin Prim sehingga mereka bisa berdiskusi dengan tenang dan damai.

Ketiga teman wanitanya melihat ke arah Rayga untuk mendapatkan arahan. Tetapi ternyata Rayga juga terlihat bingung dengan keadaan tersebut. Rayga berpikir sejenak.

Raja berbicara dengan tenang dan menjelaskan situasi sebenarnya: "Batu elemen Batu tersebut adalah batu sihir yang memberikan kekuatan pelindung bagi seluruh benteng. Jika kalian berhasil membawa keluar batu sihir tersebut dari pintu gerbang benteng maka segel sihir pelindung kami akan lenyap. Tentara ghoulard, naga pedang dan Raja Naga Hitam akan dapat melakukan serangan besar untuk menghancurkan kami. Maka ribuan penduduk dan prajurit akan mati sia-sia. Tidak akan ada yang tersiksa."

Leonard ikut berbicara: "Dari tadi saya sudah menjelaskan bahwa jika besok kami berhasil mengalahkan Raja Naga Hitam maka kami juga akan minta batu sihir sebagai hadiah. Tetapi mereka tetap menolak dan hendak mengusir kami malam ini juga."

Giliran Menteri ikut berbicara: "Betul! Kalian sudah kami berikan tempat istirahat malah berusaha mencuri batu sihir milik kami. Tindakan kalian itu harusnya membuat kalian dihukum mati."

Pembicaraan semakin panas, belum sempat Rayga menjawab terdengar panggilan dari sebuah telepon informasi di kamar wanita. Semua melihat ke arah asal suara itu terdengar.

Kyoshiro berkata: "Rayga, ini sudah kedua kalinya telepon berbunyi. Sepertinya Shaman Bharata mengalami kesulitan."

Baru selesai Kyoshiro berbicara, sebuah prajurit masuk ke dalam kamar dan berkata: "Yang Mulia Raja dan Menteri, ada beberapa pemuda dan pemudi yang meminta masuk ke dalam gerbang benteng karena diserang oleh Raja Naga Hitam, naga pedang dan pasukan berkuda ghoulard."

Mendengar perkataan prajurit tersebut membuat semua menjadi panik.

Jay malah berkata: "Wah biarkan saja mereka! Dengan ini maka Shaman Bharata akan kalah. Kita tidak bersalah kepada mereka. Sebab mereka sendiri yang memilih untuk menginap di luar benteng."

Semua peserta melihat Jay dengan muka sinis karena perkataanya yang terlalu egois bahkan Jabal yang dari tadi diam sampai ikut menegur rekan setimnya tersebut.

Rayga masih tetap diam dan berpikir. Rupanya dari tadi dia memilih berdiskusi di dalam hati dengan Prim dan Genie.

Rayga berkata: "Sebetulnya jika kita membunuh mereka tidak akan ada poin merah tetapi saya takut ada jebakan tambahan di dalamnya."

Primus memberi saran: "Saat ini sangat mendesak, saranku adalah One problem at a time. Kamu memilih menyelamatkan Shaman Bharata atau fokus kepada batu elemen tersebut."

Genie menjawab: "Saya memilih menyelamatkan Shaman Bharata. Sebab jika batu elemen tanah milik Brahm diambil musuh atau sekolah lain maka itu akan sangat merugikan kita."

Rayga berkata: "Baiklah kalau begitu pakai ide awal kita saja. Kita serahkan batu elemen ini kepada Raja dan biar dia yang memutuskan nyawa dan negerinya."

Angels Battle 6 DraconianDonde viven las historias. Descúbrelo ahora