Why?#4

89 8 1
                                    

"thanks ya," ujar Dewi, kemudian mengusap air matanya. Setelah itu dia menatap sekeliling. Apa yang baru saja terjadi, kenapa barang-barang bisa terlempar dengan sendirinya?
"ada apa?" tanya Afriza
"nggak ada apa-apa, ayo cepat keluar dari sini" jawab Dewi, lalu dia bangkit dari kursi.

Setelah keduanya keluar dari gudang sambil berjalan, Dewi memulai pembicaraan.

"kok lo bisa tau gue ada di gudang?" tanya Dewi
"kebetulan aja nggak sengaja lewat denger teriakan orang, oh ternyata itu lo" jawab Afriza
Dewi mengangguk mengerti. Setelah hampir sampai menuju kelasnya, dia sadar perasaan cowok yang baru saja menolongnya terus saja mengikutinya.

"kelas lo dimana?" tanya Dewi, berhenti sejenak
"kita kan sekelas" jawab Afriza, ikut menghentikan langkahnya
"lo murid baru?"
"nanti pas udah istirahat, ikut gue ke kantin bareng"
Jawaban Afriza tidak nyambung dengan pertanyaannya baru saja, setelah itu dia malah melangkah mendahuluinya.

Dewi berfikir jika dia murid baru, kenapa bisa tahu mereka berdua sekelas? Entahlah, Dewi pun menyusul pergi ke kelas.

Sesampainya di ambang pintu kelas, dia melihat Callista, Fara, dan Gresya, menunjukkan tatapan harimau untuknya. Dia menunduk, lalu berjalan ke belakang menuju tempat duduknya. Sesampainya disitu dia terkejut, kursi di sebelahnya yang selama ini kosong di isi oleh cowok itu.

"kok lo duduk di sini?" tanya Dewi
"udah dari dulu kebagian duduk bareng lo" jawab Afriza
Dari dulu?

"absen 1?" tanya Bu Wulan
"kan katanya lagi home school di korea bu" jawab Callista
"oh iya, maaf Bu Wulan lupa"

"oh jadi lo yang namanya Afriza, nomor absen 1?" tanya Dewi, lalu memposisikan duduk di kursinya
"iya, salam kenal"
Dewi merasa senang akhirnya sekarang memiliki teman sebangku. Dia juga terlihat baik, terbukti saat menolongnya tadi. Soal Afriza bisa mengenalinya, mungkin karena setelah melihat badge kelasnya.

Sementara ketiga nenek lampir itu melirik sinis ke arah Dewi.

"kok Dewi bisa bebas? Siapa yang udah berani-beraninya nglepasin dia?" bisik Gresya, pada Fara yang duduk di belakangnya
"awas aja kalo si cupu itu sampe berani cerita ke siapapun soal di gudang tadi" sambung Callista, yang duduk di sebelah Gresya

Dewi hanya sedikit melirik ke arah mereka, lalu lebih lama menundukkan kepalanya. Dia sangat trauma dengan kejadian di gudang tadi. Sementara Afriza menyadari apa yang sedang dirasakan oleh Dewi.

Sebelum memasuki gerbang tanpa sengaja Afriza mendengar percakapan antara Callista, Fara, dan Gresya.

"tadi malam kalian nge chat gue, maksain hari ini buat masuk sekolah, karna mau ngomongin hal penting. Emang apaan sih?" tanya Callista, sebenarnya dia malas masuk ke sekolah, karena masih berduka atas kepergian Henky, namun dia penasaran ada hal penting apa yang mau di sampaikan oleh kedua temannya.
"Elisa tau soal penyebab kematian Henky yang sebenarnya" jawab Gresya
"Elisa? Maksud lo Elisa anak IPS?" tanya Callista lagi
"iya, kemarin sehabis pulang dari pemakaman, posisi gue jalan sendiri mau ke arah rumah, dia nyamperin gue di jalan terus ceritain semuanya"
Gresya menceritakan semuanya sesuai info yang dia dapat dari Elisa
"Elisa bukannya temenan baik sama Dewi? Kok kesennya kek jatuhin gitu?" tanya Callista kesekian kalinya

"eh itu malah ngobrol!" teriak pak satpam, melihat mereka masih berdiri di samping gerbang, setelah di teriaki seperti itu mereka langsung masuk ke dalam

Afriza membuntut mereka dari belakang karena sudah menyadari niat jahat yang akan dilakukan oleh mereka terhadap Dewi. Dugaannya ternyata benar, selang beberapa menit kemudian mereka menghalangi jalan Dewi dan membawanya pergi entah kemana karena sialnya saat itu juga, dirinya kehilangan jejak. Akhirnya dia pergi mencari Elisa, untuk menanyakan dimana mereka pergi membawa Dewi.

Rahasia AliceWhere stories live. Discover now