Tragedi panggung#6

68 4 1
                                    

"lo nggakpapa?"
"nanti pas udah istirahat, ikut gue ke kantin bareng"
"lo persis temen gue, dia introvert, hobi baca buku juga"

Kata-kata itu masih teriang di telinganya, serta ketampanan wajahnya tidak luntur dalam ingatannya. Baru mimpi apa Dewi semalam? Padahal seperti biasanya, berangkat sampai ke sekolah suasananya akan terasa biasa-biasa saja, bahkan menjadi lebih buruk menikmati perundungan yang di lakukan oleh Callista beserta teman-temannya. Entah kenapa takdir seakan mengatakan, mulai detik ini akan ada hal yang berbeda di hidupnya. Apa karena kehadiran sosok pangeran penyelamat untuknya? Tidak itu berlebihan, cowok setampan Afriza apa akan bisa jatuh cinta dengan si buruk rupa sepertinya? Pasti dia hanya ingin sekedar berteman saja.

Dia seseorang yang baik dan tulus, coba saja dekati dia

"nggak mau ah, gue kan cewek masa iya deketin cowok duluan? Apalagi gue tu harus sadar diri, cakep kagak, jadi pasti tipe selera Afriza itu tinggi"

Sebentar, apa di kamar ada seseorang lagi selain dirinya? Ibunya sedang melipat baju di dalam kamarnya sendiri. Jadi itu tadi suara asing siapa? Dari tempatnya berada duduk di kasur, dia mengamati sekeliling.
Hantu? Aaa!!
Dewi keluar dari kamar, dengan sudah mengenakan tas slempang kecilnya.
Ibuu!!
"apa sih teriak-teriak?" tanya Ani, tengah meletakkan lipatan bajunya ke dalam lemari excel. Dia menoleh kebelakang, melihat putrinya masuk ke dalam kamarnya.
"hehe nggakpapa buk, Dewi mau pamit dulu"
"mau pergi kemana malam-malam udah rapi gini?"
"mau nonton konser, boleh ya please.."
"iya, tapi nggak boleh sampai lewat dari jam 9, pokoknya harus cepet pulang"
"yes, makasih buk.."
"bentar," Ani membuka laci pada lemari kecil untuk mengambil dompetnya
"nih, buat jajan" Ani memberi selembar uang 50 ribu kepada putrinya
"makasih ya buk, eh buk tau nggak? Sekarang temen sebangku Dewi udah pulang loh dari korea"
"terus? Seneng dong sekarang udah punya temen sebangku,"
"mau tau dia itu siapa? Ternyata selama ini Dewi duduk sama cowok ganteng mirip oppa-oppa korea, ya ampun buk gantengnya bukan main, putih banget gila.."
"suka itu wajar asal cukup berteman saja, nggak usah pacaran dulu karna kamu masih sekolah"
"iya-iya Dewi ngerti, yaudah pamit dulu buk, assalamualaikum" ujarnya, sembari bersalaman dengan ibunya
"walaikumsallam, hati-hati di jalan"

***

"ini kita beneran mau datang ke konser?" tanya Fara, kepada kedua temannya, posisi mereka berada di teras depan rumah
"ya iyalah, emang kenapa? Orang udah pada dandan rapi begini" tanya Gresya, keheranan melihat sikap Fara
"aduh gimana ya, cancel aja yuk" ujar Fara, sambil menggaruk kepalanya
"hem... tadi aja kalian berdua repot ngajakin gue, sekarang giliran udah mau otw malah ngajak di cancel" sindir Callista
"lah kan si Fara, lagian kenapa sih lo Far? Kita itu tadi dari rumah, terus jemput Callista kesini dan udah siap mau berangkat, eh.. elo nya malah tiba-tiba plin plan nggak jelas begini, kenapa sih lo?" tanya Gresya, dengan nada kesal
"coba deh, kalian ingat pesan Bu Wulan tadi" ujar Fara

"Saya peringatkan, mulai sekarang lebih baik berhati-hati, dimanapun kalian berada".

"iya juga sih, gue sebenernya dari tadi juga kepikiran soal omongannya Bu Wulan, pasti dia juga tau sesuatu tentang permasalahan kita, tapi tau dari siapa?" tanya Callista
"cuma Elisa, terus Dewi yang tau soal ini, apa mungkin salah satu di antara keduanya cerita sama Bu Wulan?" tanya Gresya
"nggak masuk akal banget kalo Elisa sampe cerita ke Bu Wulan, apa ngaruhnya cerita tentang ini sama guru? Bukannya udah cukup ke kita aja, karna ini penting ada kaitannya sama kita semua?" jawab Fara
"penting buat kita semua? Sekarang gue paham, kayaknya Elisa selama ini emang bener-bener nggak suka sama Dewi, mangkannya keliatan sedia bantuin kita" ujar Callista
"ini udah tentu Dewi yang ngadu ke Bu Wulan, karna gara-gara kita sekap dia di gudang tadi, awas aja ya lo. Udah mending gini ya nggak usah lebay, kita mikir yang positif aja, come on! Sekarang kita itu lagi butuh refreshing dan terutama bantu nyenengin temen kita satu ini biar nggak sedih terus" ujar Gresya, dia mengalihkan suasana yang semula tegang menjadi rileks kembali

Rahasia AliceWhere stories live. Discover now