01. MASA SMP

581 386 133
                                    

HALO SEMUANYA!
GIMANA KABARNYA HARI INI? SEMOGA BAIK SELALU YA, SEMOGA KALIAN SUKA SAMA PART KALI INI.

— HAPPY READING —

"AKH!" pekik seorang gadis sembari memegangi salah satu lengannya yang sudah penuh dengan luka-luka sayatan beserta tetesan darahnya.

Sementara itu, di hadapannya duduklah seorang gadis lain dengan posisi berjongkok. Berbanding terbalik dengan Alura yang mengekspresikan rasa sakit, gadis itu justru terlihat begitu bahagia melihat orang lain terluka.

"Kenapa? Sakit? Maaf ya, kasian banget deh," ujar Fiona dengan nada mengejek.

Alura Febby Ashani-Gadis berumur 15 tahun yang sejak awal masuk SMP selalu di bully oleh teman-temannya, terutama teman sekelasnya sendiri—Fiona Bellviour.

SREK!

Sekali lagi, dengan teganya gadis berseragam putih-biru itu kembali menggoreskan ujung cutternya pada lengan Alura.

"FIONA!" Alura berteriak merasakan rasa sakit kembali menjalar di sekujur lengannya.

Bayangkan, setiap hari selama di sekolah, ia terpaksa menerima setiap perlakuan tak manusiawi dari Fiona. Pukulan, tendangan, dan sayatan, semua itu seolah sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Alura.

Fiona menyeringai jahat, rasa puas telah memenuhi setiap ruang dalam hati nya. Ia beralih menjambak rambut Alura kuat-kuat, hingga Alura mendongak ke atas. "Tatap mata gue."

"Oh No... Lo nggak pantas menatap gue kayak gitu, ingat ya, lo itu nggak lebih dari anjing peliharaan bagi gue."

DHAK!

Dengan kejamnya, Fiona membenturkan kepala Alura ke arah dinding belakangnya. Belum selesai dengan itu, ia kemudian mengambil sebuah tali lalu mengikat kuat kedua tangan Alura dengan tali tersebut.

"Dan... Selesai." Fiona menghela nafasnya lega sebelum akhirnya pergi begitu saja meninggalkan Alura di gudang sekolah sendirian. "Gue pulang dulu ya, matahari udah mau tenggelam," ucapnya seraya menepuk pundak Alura beberapa kali.

Alura merasakan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya terutama di bagian kepalanya. Kejam, sangat kejam, Fiona benar-benar menyiksanya habis-habisan hari ini.

Apa yang bisa Alura lakukan sekarang? Tubuhnya sudah kaku, tidak bisa di gerakkan sedikitpun.

Pandangan Alura berangsur-angsur memburam, tubuhnya juga semakin melemah, dan darah-darah yang semakin mengalir deras hingga membasahi baju dan lantai di bawah duduknya.

Mendadak, pandangan yang semula hanya memburam itu, kini berubah menjadi hitam sepenuhnya. Samar-samar Alura masih bisa mendengar suara-suara kicauan burung di sore hari, namun ia sudah tidak bisa melihat ataupun menggerakkan tubuhnya sama sekali.
Ya, Alura pingsan.

••••

Langit sudah menggelap, sementara Alura baru saja terbangun dari pingsannya. Darahnya sudah mengering, namun ia masih bisa merasakan rasa sakit dan pening yang menggerogoti seluruh tubuhnya tubuhnya.

Alura masih menunduk lemas, samar-samar ia mendengar suara langkah kaki seseorang masuk ke dalam gudang. Seketika itu ia menoleh ke sumber suara guna memastikan bahwa yang datang bukanlah Fiona. "Alura!"

Hellena Daneswara atau yang lebih akrab di sapa Hellen-dia adalah sahabat masa kecil Alura, keduanya sudah menjalin hubungan persahabatan sejak usia 4 tahun.

BALAS DENDAM Where stories live. Discover now