07. HE RETURNS

276 196 109
                                    

HALO SEMUANYA!
GIMANA KABARNYA HARI INI? SEMOGA BAIK SELALU YA, SEMOGA KALIAN SUKA SAMA PART KALI INI.

— HAPPY READING —


Ia mulai menangis sesenggukan, lagi dan lagi, kenapa harus dia yang merasakan hal seperti ini. Setelah Ayahnya, kini Ibunya juga ikut pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Tidak adil, memang tidak adil, tapi apalah daya karena ini sudah menjadi takdir semesta.

Kini pikiran Alura kembali tertuju pada satu hal, tentang siapa yang tega menembak sang Ibu. Alura lantas menatap sekelilingnya, berusaha mencari seseorang yang di anggapnya mencurigakan.

Dan benar saja, ia mendapati seorang gadis berpakaian serba hitam dengan tudung hoodie yang menutupi kepalanya, serta masker hitam yang menutupi setengah wajahnya. Terdapat pula bekas luka goresan bertuliskan 'LOST' di dahinya. Gadis itu berdiri tepat di tengah-tengah pintu aula, dengan memegang sebuah pistol berjenis SIG Sauer P226.

Alura sangat yakin, gadis itulah yang telah menembak Ibunya hingga tewas. "HEI! LO YANG NEMBAK IBU GUE, YA?!" teriak Alura penuh amarah. Ia berjalan cepat menghampiri gadis itu.

Gadis itu masih berdiri di tempatnya, tak bergeser sedikitpun. Ia hanya menatap Alura remeh bersama senyum miring di balik maskernya.

Kini, keduanya sudah berhadap-hadapan. Tanpa aba-aba, Alura langsung menarik masker yang menutupi wajah gadis itu.

Begitu terkejutnya ia, setelah mengetahui wajah di balik masker itu, wajah yang tidak asing baginya.

"Fiona?"

Fiona semakin mengembangkan senyumnya. "Apa kabar? Gue datang buat membalas kematian Ibu gue," ujar Fiona tanpa rasa bersalah.

"APA MAKSUD LO, HAH?!" Alura menjambak rambut Fiona dan menendang perutnya beberapa kali hingga Fiona jatuh tersungkur di hadapannya.

"Kurang ajar!" Fiona yang sudah jatuh tersungkur hendak menodongkan pistolnya. Namun, saat pistol itu tepat menghadap Alura, Alura tanpa ragu menangkup ujung pistol itu dan langsung membalik arahnya menghadap Fiona.

"KENAPA HARUS IBU GUE KORBANNYA, HAH?! NGGAK CUKUP LO DULU NYIKSA GUE, KENAPA SEKARANG LO BUNUH IBU GUE, BANGSAT?!"

"ANJING LO! LO PIKIR DULU IBU GUE MATI KARENA APA?! KARENA DI BUNUH IBU LO, TOLOL!" sarkas Fiona tersulut amarah, ia sangat emosi ketika mendengar perkataan Alura yang seolah menjadi satu-satunya korban, padahal Fiona juga adalah korban dari Nura yang membunuh Falla beberapa bulan yang lalu tanpa sepengetahuan Alura.

"OMONG KOSONG! NGGAK MUNGKIN IBU GUE BUNUH ORANG—"

"Shttt.... Jangan berisik, sayang."

Nura memberi isyarat pada anaknya untuk diam. Saat ini, keduanya tengah bersembunyi di sebuah gang kecil yang gelap gulita. Mereka bersembunyi dari kejaran sekelompok mafia yang mengejarnya.

"Kenapa mereka mengejar kita, Ibu?"

"Nanti Ibu jelaskan, sekarang kamu tunggu di sini dulu ya, tutup mata kamu dan jangan pergi dari sini sebelum Ibu kembali."

Alura mengangguk, kemudian menutup matanya dengan kedua tangannya seperti arahan sang Ibu.

Setelahnya, Nura segera pergi keluar dari gang sempit itu, meninggalkan Alura yang masih duduk bersandar di tembok seraya menutup matanya dengan kedua tangannya.

Kini, Nura berhadapan dengan 5 orang berpakaian serba hitam dengan berbagai macam topeng yang mereka kenakan, masing-masing dari mereka memegang sebuah pistol.

BALAS DENDAM Where stories live. Discover now