Chapter 5

970 157 5
                                    

Atasa dalam perjalanan menuju mansionnya. Dia selesai melakukan pekerjaannya dan tengah sibuk mengangkat panggilan dari beberapa client nya.

Bukannya atasa tidak memikirkannya gadis itu, akan tetapi sudah tiga bulan belakangan ini dia tidak mengetahui dimana gadis itu. Siapa dia mencoba untuk mencari? Semua tertutup rasa gengsi yang tinggi dan keingintahuan yang tertutup rapat tentang gadis itu.

Ada perasaan dan batin yang terikat pada gadis yang sedang mengandung anaknya disana.

"Ya baiklah.... Sampai jumpa" atasa menutup panggilannya dan menyimpan kembali ponselnya saat dia berada di dalam mobil menuju mansion besarnya.

Orang tuanya sempat kembali kemarin dan pergi lagi meninggalkannya untuk urusan bisnis di tempat lain.

Duduk di kursi belakang melihat keluar jalanan dengan pikiran pikiran yang seharunya tidak dia pikirkan tapi gadis itu memenuhi otaknya. Oh kenapa dengan dia?.

Lampu merah menyala, mobilnya berhenti sejenak menunggu hingga itu kembali berwarna hijau. Mata atasa terkunci, melihat sesosok gadis yang biasanya dia temukan setiap harinya. Gadis yang sedang berlari di pikirannya saat ini.

Itu yerim, yang menangis di halte bus dengan rintik an hujan yang deras. Kenapa gadis itu disana? Apa yang terjadi? Tampaknya gadis itu terlihat kacau dan lusuh dengan pakaian yang basah.

"Bam? Tepikan mobil kita" ujarnya pada sang pemgawal yang duduk di sisi supir.


Dan yerim...

Dia menangis tersedu sedu meratapi nasib yang terjadi dengannya sekarang. Ini adalah pilihan sulit baginya karna dia harus memilih antara kelanjutan hidupnya yang bahagia atau menyelamatkan bayinya dari semua oranh yang mungkin membencinya termasuk ayahnya sendiri. Yerim tidak mengerti, mengapa bayi tidak berdosa yang belum lahir di benci banyak orang?.

Hujan deras dengan angin kencang membasahi kota. Yerim kedinginan di luar tanpa sesiapapun perduli padanya. Bahkan langkahnya pun tidak tau mau kemana.

Tapi sesuatu menarik perhatiannya saat sebuah payung melindungi tubuhnya. Yerim mendongak dan melihat siapa orang yang ada di hadapannya.

Atasa... mata itu terkunci, melihat pemilik payung yang meneduhkannya. Mereka bertatapan dalam beberapa detik hingga pemudi itu mulai angkat bicara.

"Sedang apa kau disini?" Ujar pemudi itu dengan dahi yang mengerut.

Yerim segera menghapus air matanya dan seolah tidak perduli dengan ucapan pemudi yang sudah mengusirnya tiga bulan lalu dan menyuruhnya untuk menggugurkan bayinya. Jelas itu masih tercetak jelas di pikiran yerim.

"Bukan urusanmu!" Ucapnya tanpa menatap pemudi itu.

"Kau di usir?" Tak ada jawaban dari mulut yerim.

Sepertinya jawabannya adalah ya?.

Helaan nafas terdengar dari mulut sang mantan tuan. "Ayo ikut aku" ucapnya membuat yerim reflek menoleh menatapi nya. Untuk apa? Siapa dia perduli padanya?.

"Tidak, terima kasih" yerim beranjak dari duduknya dan akan pergi sampai pemudi itu menahan tangannya.

"Tolong, ikut lah denganku sebentar" ucapnya membuat yerim menatapnya seketika.

********

Atasa membawa yerim ke mansion nya kembali. Dia memberikan kamar untuk sementara yerim tidur malam ini dan pakaian hangat untuknya. Dia di jamu dengan baik karna atasa iba melihat gadis itu yang terlantar di jalanan dengan tas besarnya.

"Kau bisa istirahat malam Ini disini.,." Ucapnya saat dia mengantar yerim ke kamar tamu.

Yerim meliriknya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Setidaknya dia bisa tidur dengan baik malam ini dengan janinnya tanpa harus berfikir akan tidur di mana malam ini?.

The darkness love you Where stories live. Discover now