Chapter 10

1.1K 131 8
                                    




**************

"Ahhh shhhh"

Kedua pasangan itu tengah bercumbu mesra di pagi hari sebelum mereka berangkat beraktivitas.

Atasa, memompa sang istri dari belakang saat dirinya tergoda oleh tubuh yerim telanjang akibat permainannya semalam. Atasa belum puas dan tidak akan pernah puas jika hanya sekali dengan sang istri.

Yerim tidak bisa menolak karna ini adalah perintah dan keinginan suaminya, dia akan berdosa jika membantah keinginan atasa.

"Ahhh Ahhh ahhh shhh" yerim menenggakan kepalanya sambil berpegangan pada dua ujung meja riasnya.

Satu bulan bersmaa sama membangun rumah tangga yang harmonis, yerim semakin percaya atasa ada di pihaknya.

"Shhh... sudahkah sayang? Aku tak kuat" ujar yerim menganga Saat tubuhnya di setubuhi sang suami.

Atasa belum keluar, dia harus mengeluarkan miliknya dahulu baru dia akan berhenti.

"Aku belum selesai sayang" katanya dan yerim menundukan wajahnya sambil menahan dirinya yang terguncang akibat pompaan atasa cukup kuat.

Tangisan putra mereka terdengar. Dastan terbangun ketika dia mendengar bising kedua orang tuanya. Dia menangis di box bayinya dan beridiri di sana memandangi kedua orang tuanya yang sedang bercinta.

Yerim menoleh, menggigit bibir bawahnya sambil menahan paha atasa yang menyentuh bokongnya.

"Sayang? Berhenti sebentar ne.. dastan bangun" ucapnya dan atasa tidak mendengarkan itu.

"Sebentar sayang.. tanggung Ahhh" ujarnya menikmati pijatan di miliknya. "Dastan sayang.. sebentar ok? Papa perlu keluar nak.. sebentar" ujarnya sambil menatap sang anak yanh memangis memanggilnya.

"Pa- pa- pa~~~" tangisnya semakin nyaring saat keduanya tidak mendekatinya.

"Ahhh.... Sabar dastan.. Papa bikin adik dulu ok? Sabar.. Hah..." atasa menghembuskan nafasny dan mempercepat gerakannya.

Dia keluar, menyemburkan cairan cintanya di rahim sang istri. Yerim melemas dan hampir terjatuh sampai atasa menahannya dan membantunya duduk di ranjang.




Setelah selesai bercinta, mereka mandi bersama putra mereka dan atasa perlu bersiap untuk pergi ke kantor.

Yerim memasangkan dasi di leher atasa ketika dastan merengek ingin di gendong sang Papa. Dastan merangkak di lantai dan menarik celana atasa untuk menarik perhatian papanya.

"Apa sayang? Papa ingin pergi bekerja" ujarnya kemudian memggendong sang putra yang terkikik saat dia menciuminya.

"Dirumah dengan Mama ne.. Papa pergi kerja dulu" ujarnya. Dastan mengira bahwa atasa mengajaknya bicara itu sebabnya dia memukul mukul wajah atasa sambil terkikik.

"Pwa- pwa- pwa-" dastan mencium hidung Papanya sambil terkikik.

"Aku harus pergi ke kantor sayang" atasa berkata dan yerim akan mengambil putranya sampai dastan berpegangan kuat pada jas atasa .

"Pa pwa~~~~" jeritnya tak mau pisah.

"Papa pergi kerja dulu ok? Nanti Papa pulang.." atasa mencengkam sang anak yang menjerit di gendongan ibunya. Ya ampun.. yerim kewalahan.

"Astaga.. Papa kerja dulu!" Yerim memperingatinya yang membuat anak itu semakin menjerit.

Atasa buru buru pergi sebelum dastan tantrum. Dia mencium istrinya cepat dan sang anak kemudian pergi.

Yerim membawa putranya masuk ke dalam kamar dan membiarkan putranya menangis sesuka hati nya disana.

"Ya menangis lah.. ayo menangis.. kamu menangis seperti di pukul saja.. Papa hanya bekerja.. nanti Papa pulang" yerim memberitahunya dan dastan kini menangis memandangi ibunya.

The darkness love you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang