Chapter 11

1.1K 109 18
                                    




*************

Atasa mengunjungi mansion orang tuanya. Sesuatu ingin dia katakan, ini tentang pernikahannya dengan sang istri. Atasa tak ingin meninggalkan yerim dan akan memberitahu orang tuanya tentang ini.

"Sayang? Kamu pulang? Darimana saja kamu?" Pertanyaan yang keluar dari mulut jennie saat dia menyambut sang anak yang baru saja datang.

"Mom? Dad? Sesuatu ingin ku katakan. Tapi aku mohon tolong jangan marah dahulu" ujarnya membuat keduanya mengerutkan kening mereka.

"Apa itu?"

"Aku tau mommy dan daddy tidak bisa menerima seseorang yang tidak sederajat dengan kita. Tapi faktanya? Aku mencintai yerim.. aku sangat mencintai wanita itu... aku tidak ingin meninggalkannya" ujarnya dan itu cukup membuat jennie terkejut.

"Apa maksudmu? Kau ingin mengkhianati kami?"

"Tidak, akan tetapi aku ingin kalian menerimanya... yerim sedang mengandung bayi kedua kami. Aku harap kalian membiarkan kami membangun rumah tangga kami" ujarnya membuat jennie tak habis fikir.

Jennie ingin meledak sampai lisa menahannya.

"Kau bisa pergi dari sini atasa.. jangan tampakan wajahmu di hadpaan kami" ujarnya dan atasa dengan berat hati berbalik untuk pergi.

****************

Keluarga kecil atasa dan yerim tengah bersiap untuk berkunjung kerumah paman dan bibi yerim. Bukan tanpa Alasan mereka kesana, itu dikarenakan paman dan bibinya ingin bertemu si kecil dastan. Mereka sangat merindukan si kecil, dan lagipula yerim perlu memberitahu kabar gembira lainnya pada paman dan bibinya bahwa dia tengah mengandung anak kedua mereka.

"Oh tampannya anak Papa... kamu tampan.." atasa menggendong putranya ketika mereka tengah menunggu yerim selesai bersiap.

"Mama mu lama sekali.. apa yang dia lakukan?" Ujarnya bertanya pada putranya yang berusia 8 bulan.

"Pa- pa- ma- ma-" dastan menepuk nepuk wajah papanya lalu kemudian terkikik ketika papanya menggelitik perutnya.

Yerim keluar dari kamar dan dia sudah siap dengan dress selututnya sambil membawa tas bayi dastan yang dia kaitkan di punggungnya. Atasa mematung, melihat kecantikan istrinya yang tak ada tandingannya. Sangat cantik...

"Sudah.. ayo pergi?" Yerim merapihkan dressnya kemudian mendekati suami dan anaknya.

Senyum lebar terukir di wajah tampan pemudi itu, bagaiaman tidak? Dia tidak salah pilih dalam memilih istri.

"Yepeuda.." ujarnya membinarkan kedua bola mata coklatnya membuat yerim mengerutkan keningnya.

"Ck! Bukan waktunya menggombali ku.. aku tak punya waktu harus telanjang sekarang" ujarnya dan itu membuat pemudi itu tertawa. Tidak mungkin juga dia akan menelanjangi istrinya sekarang saat mereka akan pergi.

"Tidak sayang... ayo pergi?" Ujarnya dan kemudian menggandeng tangan sang istri untuk pergi keluar dari unit.

Mereka terlihat seperti pasangan yang sangat serasi dimana keduanya semakin mesra dan harmonis bersama.




Membutuhkan waktu hampir dua jam untuk sampai di kediaman paman dan bibi yerim.

Atasa membantu sang istri untuk menggendong putranya saat mereka harus keluar dari dalam mobil. Dastan menjadi rewel karna tidurnya tidak nyenyak ketika atasa membangunkannya saat mereka tiba.

"Pwa~ pwa~~" tangisnya memecahkan gendang telinga atasa. Dia mencoba mendiamkan sang putra dengan mempuk puk punggungnya.

Paman dan bibi yerim sudah menyambut keduanya di ambang pintu. Tentu saja paman yerim segera menyambut cucu pertamanya yang sangat dia rindukan.

The darkness love you Kde žijí příběhy. Začni objevovat