Bab: 23

766 106 19
                                    

Partnya lumayan panjang, kalau ada typo mohon koreksi ya ...

.
.
.

Selamat membaca ...

.
.
.

Pagi ini Aera diantar sang bunda ke sekolah. Sebenarnya gadis itu terpaksa sekolah, ia ingin berasalan tidak enak badan tapi bundanya memaksanya sekolah bahkan turun tangan mengantarnya.

Semakin ke sini semangat Aera semakin menurun. Kelas 12 ini terasa berbeda baginya, perlahan waktu mengubah segalanya. Aera lebih sering menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan. Ia jarang berkumpul dengan Karina apalagi Arga yang sejak mempunyai pacar sahabatnya itu lebih sering bersama kekasihnya. Begitu juga dengan Karina yang sering bersama Yudha. Aera merasa sendirian, sehingga ia menutup diri dengan cara bersembunyi dan mencari tempat yang sepi.

Tanpa mereka sadari, Aera yang mereka kenal telah berubah. Waktu mengubah sifatnya. Hubungan mereka renggang, sibuk dengan dunia masing-masing. Perlahan waktu mengubah segalanya, mereka yang dulunya sangat dekat dan akrab tiba-tiba menjadi asing seakan tidak saling mengenal. Hal itu cukup membuat Aera sedih, ia sangat tidak menyangka ini terjadi pada hubungan persahabatannya. Dan ia tidak tahu, sejak kapan hubungan mereka mulai merenggang. Meski ada masalah, Aera cukup pandai menutupi masalahnya dan kesedihannya dari keluarganya. Aera yang mereka kenal masih tetap sama, hanya saja akan berbeda jika sudah berada di lingkungan sekolah.

"Aera pergi dulu ya, Bunda ..." Aera mencium punggung tangan Airin lalu mencium pipi sang bunda.

"Nanti pulang chat bunda, biar dijemput," ucap Airin.

"Siap, Bu Bos!" Setelah berpamitan Aera keluar dari mobil sang bunda lalu masuk menuju gerbang sekolah.

Aera tidak langsung menuju kelasnya, ia bersembunyi di balik tembok di samping pagar sambil memperhatikan mobil bundanya. Setelah mobil pergi Aera menghela napas lega, ia sedang tidak mood untuk sekolah jadi ia berniat membolos hari ini.

Namun saat hendak berjalan mengendap-ngendap, Aera terlonjak kaget, ia nyaris terhuyung ke belakang karena seseorang menarik tasnya.

"Kak El mau kemana?" tanya pria itu yang menjabat sebagai ketua OSIS.

"Eh, Dedek Arvan ... Bisa lepasin gak tas kakak?" pinta Aera.

Arvan menurut, ia menyilangkan tangannya di dada menatap Aera. "Kakak mau bolos ya?! Kalau iya aku aduin ke Tante Airin!"

Aera berdecak kesal, ia ketahuan adik sepupunya. "Izinin kakak bolos ya, Van? Sekali ini saja ... tapi kamu jangan ngasih tau bunda sama Tante Ratna."

Arvan menggelengkan kepalanya. "Enggak. Sekarang Kak El masuk, buang jauh-jauh niat Kakak yang mau bolos!" ucap pemuda itu.

Aera mengerucutkan bibirnya, melangkah pergi sambil sesekali menendang batu-batu kecil menuju kelasnya.

"Pagi Kak Aera ..." sapa adik-adik kelasnya.

"Pagi juga," jawab Aera tersenyum lebar namun, senyumannya memudar saat tak sengaja melihat Arga yang pagi-pagi sudah duduk berduaan dengan pacarnya.

"Kak Aera kenapa?" tanya salah adik kelasnya menyadari perubahan raut wajah Aera.

Aera langsung menggelengkan kepalanya. "Gapapa kok." Dia memalsukan senyumnya. "Kakak mau ke kelas dulu. Kalian yang semangat belajarnya!" Setelah mengatakan itu Aera kembali melangkah menuju kelasnya.

"Pagi Aera," sapa Arga tiba-tiba sudah berada di sampingnya, hal itu cukup membuat Aera kaget.

"Pagi, Ga," balas Aera. Mereka berdua berbarengan memasuki kelas.

I'm Not Crocodile GirlWhere stories live. Discover now