Hanya Mimpi: 35

769 102 14
                                    

Hari ini Aera tidak kuliah karena tidak ada kelas, libur kuliah ia gunakan waktu paginya untuk mengajar para santri. Pagi ini Aera mengajar dikelas Alea, kelas 1A.

"Yang sudah hafal boleh kok maju ke depan," ucap Aera. "Kakak harap semuanya hafal biar pertemuan selanjutnya kita lanjut pelajaran baru."

"Alea katanya sudah hafal, Kak!" ucap gadis yang duduk di samping Alea.

"Ih, enggak! Aku gak bilang gitu!" Alea menatap tajam ke arah temannya itu.

"Alea mau maju?" tanya Aera.

Alea menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak ... Enggak, Ale belum hafal!"

"Hafalin! jangan ngobrol!"

"Iya, Kak ... Iya." Alea langsung mengambil kitabnya dan membacanya.

Aera tidak tahu apakah adiknya itu benar-benar sedang menghafal. Alea pintar namun kadang adiknya itu malas.

"Ana mau maju, Kak." Seorang gadis bermata hazel mengangkat tangannya.

"Sini, Ais ..." ucap Aera sambil tersenyum menatap gadis itu. "Mohon diam sebentar ya adik-adik, kita dengarkan Ais."

Kelas hening, mereka menuruti permintaan Aera. Aera ustadzah favorit mereka, banyak santri-santri yang menyukainya karena cara mengajarnya yang santai dan tidak pernah marah.

"Alhamdulillah ... Ais hafal. Kakak kasih nilai lebih karena Ais maju pertama."

"Woah, terima kasih, Kak!" ucap gadis itu tersenyum lebar mendengarnya.

"Sama-sama," balas Aera. " Mau pertama sampai kesepuluh dapat nilai tambahan dari kakak. Tapi nilainya beda ya sama yang maju pertama kedua dan ketiga."

"Ana mau menghadap, Kak!"

"Ana dulu ana dulu ..."

"Ana duluan!"

Aera terkekeh melihat mereka yang rebutan ingin maju ke depan. Nampaknya, mendengar kata nilai tambahan membuat mereka bersemangat. "Gantian ... Gantian, jangan rebutan."

"Kakak yang milih siapa yang maju duluan."

"Oke kalau gitu, tapi jangan protes ya?"

"Iya, Kak ..."

"Ya udah kalau gitu Risma deh maju duluan." Aera melambaikan tangannya memanggil gadis bernama Risma.

"Yeay! Ana duluan."

Aera asik menyimak hafalan santri, saat matanya tertuju pada adiknya, ternyata gadis itu tertidur.

Setelah selesai satu santri yang menghafal, Aera langsung menghampiri adiknya itu sambil membawa penggaris kayu yang panjang.

"Alea Khansa Amerta, bangun!" ucap Aera memukul pelan meja dengan ujung penggaris.

Alea mengangkat kepalanya yang tertunduk. "Sudah selesai jam pelajaran Kakak?" tanyanya sambil mengucek matanya.

"Kenapa malah tidur? Ambil wudhu!" Aera menatap tajam adiknya.

Dengan malas Alea bangkit dari duduknya dan menuruti perintah kakaknya.

"Yang ngantuk wudhu dulu biar segar."

"Kak, izin ke kamar mandi."

"Silakan." Aera kembali duduk ke kursinya. "Ayo lanjut siapa yang mau maju."

Lonceng pertanda istirahat tiba sudah terdengar. Aera mengakhiri pelajarannya dan berpamitan, setelah itu keluar dari kelas 1A.

"Kiw ... Kiw ... Pengantin baru baru keliatan," ucap Aera tersenyum menggoda Naura.

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang