Ngumpul: 50

678 102 19
                                    

Suasana di halaman samping rumah Aera terlihat ramai. Aera dan teman-temannya sedang barbequean, tidak banyak yang bisa hadir, hanya ada Karina, Sindi, Andi, Yoga, Arga dan Cantika. Ini pertama kalinya mereka barbequan setelah Aera kembali ke Surabaya.

"Mau sate usus gak?" tawar Gavin menatap Aera, pria itu mendapat tugas membakar.

Sudah tiga hari Gavin berada di rumah Aera. Lusa ia kembali ke Banjarmasin.

"Sudah matang, Bang?" tanya Aera.

Gavin mengangguk. "Iya."

"Mau!"

Gavin langsung mengambilkan tiga tusuk sate usus untuk Aera lalu memberikannya. "Nah."

"Makasih." Aera tersenyum.

"Kamu mau sosis gak, Ra?" tawar Arga.

"Bakso bakar juga sudah matang, kamu mau gak?" tawar Gavin lagi.

"Mau jagung bakar?"

Kedua pria itu terlihat memperebutkan perhatian Aera. Hal itu membuat Karina tertawa melihatnya.

"Aera mau semuanya katanya, cepat ambilkan! Bawa semua yang sudah matang!" ucap Karina.

Para gadis-gadisnya hanya duduk manis menunggu sambil menggosip, karena tadi mereka yang membeli dan menyiapkan bahan-bahannya.

"Lo kapan pulang?" tanya Arga berdiri di samping Gavin.

"Pengen banget ya aku cepat pulang?" sahut Gavin terkekeh.

"Kek gak punya rumah aja lama-lama di rumah orang."

"Rumah Aera juga, bukan rumah kamu kan?"

"Lo suka Aera?" tebak Arga.

Gavin menyunggingkan senyumnya. "Siapa sih yang gak suka Aera. Aku suka, suka banget. Makanya aku datang ke sini cuma pengen ketemu Aera," jawabnya.

Arga mendengus pelan dan tidak berbicara lagi.

"Ra, ditempat lo ada lowongan kerja gak?" tanya Cantika.

"Ada kok," jawab Aera. "Siapa yang mau?"

"Adik sepupu gue."

"Suruh aja datang ke pabrik. Kamu kasih nomor ku, suruh dia chat aku." Aera mengaduk-aduk minumannya.

"Oke!"

"Nunu ..." teriak Sindi melihat kedatangan Nurul.

"Guys ... Maaf ye gue telat," ucap Nurul.

"Gapapa Bu dokter," sahut Cantika.

"Lo bawa apa?" tanya Karina.

"Martabak manis sama martabak telur. Gue baru gajian."

"Pantes auranya beda, ternyata baru gajian. Boleh dong gue pinjem seratus hahaha ..." ucap Sindi.

"Kek gak punya uang aja."

"Aku ambil piring dulu," ucap Aera bangkit dari duduknya melangkah menuju dapur.

Nurul menaruh plastik di tangannya di tengah-tengah. Ia ikut duduk, bergabung bersama mereka.

Beberapa menit kemudian semua makanan yang mereka bakar sudah matang. Para prianya ikut duduk di atas tikar dan makan bersama-sama.

Suara musik dari speaker sebagai pelengkapnya, namun tidak terlalu nyaring agar tidak menganggu tetangga karena hari juga sudah malam.

"Teman Aera ganteng juga," ucap Sindi sedikit berbisik sambil menatap Gavin yang duduk berhadapan dengannya.

I'm Not Crocodile GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang