BAB 1

413 50 90
                                    

Namanya Nadine Ratu kalila, ngakunya introvert tapi cenderung tergesa-gesa. Ngakunya feminim tapi cenderung sering berkata kasar. Pokoknya yang dia akui selalu berbalik dengan fakta.

Ada yang bilang kelompok umur manusia itu dibagi empat kelompok. Yang pertama kelompok kanak-kanak yang terdiri dari umur 5 tahun sampai 11 tahun. Kedua, remaja terdiri dari umur 12 tahun sampai 25 tahun. Ketiga, dewasa terdiri dari umur 26 tahun sampai 45 tahun dan terakhir, lansia terdiri dari umur 46 tahun sampai 65 tahun. Sedangkan seterusnya, mungkin disebut sepuh? Tapi, menurut kebanyakan orang umur hanyalah angka.

Perempuan yang beberapa hari lagi berusia 26 tahun akan mengakhiri masa remajanya. Tapi, di usianya yang sudah bisa dibilang dewasa, dia seringnya berkelakuan seperti remaja tantrum, tanpa disadari.

"Woy ah sialan!" hardiknya.

"Kenapa? Kenapa? Lo kalo mau ngatain bilang-bilang sih! Gue mikirnya pure buat gue taik!"

Nadine berdecak, melihat tampilan layar ponselnya, tertera Kenaka – manusia yang sudah berteman dengannya sejak zaman SMP.

Nadine rebahan di atas kasurnya, menatap langit kamar dengan sengit. "Ada karyawan baru, ya emang jabatannya agak lebih tinggi, tapi cuman nol sekian persen, dia bilang intinya gue tomboy. Padahal ya, gue udah semaksimal mungkin dandan cantik, pake baju cewek banget, matanya katarak pasti."

"Siapa si karyawan baru itu?"

"Si Radit banci!"

Otomatis disana, Kenaka tertawa terbahak-bahak. "Napa si Radit kesasar sampe ke tempat kerja lo sih? Ya ampun... gila aja, dia masih suka ganggu lo ya semenjak dari SMP. Gak ada capek-capeknya."

"Gak tahu tuh bocah!"

"Tapi Radit gak ada salahnya juga. Soalnya dari SMP sampai lo kuliah semester 2, gaya lo kan emang gak karuan, bisa dibilang maskulin bisa dibilang langka. Jadi kayaknya itu udah terpatri deh di matanya si Radit, mau setebel apapun dandan lo. Hahaha..... gila ya si Radit, ngusik lo gak main-main."

"Taik emang!" hardiknya lagi.

"Hahahaha.... Dimana sih cewek ngaku feminim tapi sukanya bilang taik, sialan, anying, gogok ketimbang nyebut astagfirullah, subhanallah, masyaallah kayaknya lo doang deh."

"Ken! Lo mah ah! Gitu banget jadi temen! Lo sendiri juga jadi cewek kok lebih sosoan tomboy! Gaya boleh tomboy hati lo kayak hello kitty. Sukanya baca novel cinta-cintaan yang gak masuk akal!" gerutu Nadine. "Pokoknya gue kesel banget sama si Radit!"

"Iya.. iya... btw soal novel, gue baru beres baca novel si Trenz sama Ritz."

"Oh... novel itu? Apa sih judulnya... kalo gak salah Takdir Cinta di Akhir Nestapa?"

"Iya. Lo mau minjem? Nanti weekend gue ke rumah lo."

"ENGGAK! Judulnya aja kacau, nestapa banget. Itu penulisnya ngapain sih kok bisa-bisanya ngasih judul senestapa itu."

"Heh! Mulut lo! Ini penulisnya sama kayak novel yang pernah lo baca, Grace Love sama Seriously? I'm a Villainess?"

"Oh cerita itu? Gak masuk akal, masa bisa masuk ke dunia novel sih! Gak cewek banget. Harusnya cewek banget tuh bacanya yang klasik kayak Gone With Wind, Pride Prejudice, Anna Karenina."

"Lo beli terus yang gituan dibaca kagak! Akhirnya itu buku berakhir di rumah gue."

"Ck, pokoknya enggak deh makasih. JUDULNYA SEBRUTAL ITU! Gue gak suka! Cocoknya itu judul buat cerita azab. Gak suka ah! Apalagi cerita yang terakhir kali masuk dunia novel."

"Mulut lo! Gue sumpahin ya lo masuk juga ke dunia novel! Biar ngerasain gimana jadinya si Malika!"

"Gak mungkin! Udah ya, gue mau mandi keburu magrib nih."

TRANSMIGRASI? NOVEL? ENGGAK!!Where stories live. Discover now