BWY 4

237 41 13
                                    

Ketika bel tanda istirahat berbunyi, Xiao Zhan buru-buru merapikan peralatan belajarnya ke dalam laci. Tadi Xing Fei sempat mengajaknya makan bersama di kantin jadi dia tidak sabar untuk segera menemuinya di sana.

Tanpa Xiao Zhan sadari di bangku sebrang ada Wang Yibo yg menatapnya dengan wajah datar, memperhatikan gerak-gerik Xiao Zhan yg terlampau senang seketika membuat hatinya perih.

"Aku duluan!"
Ujarnya pada Ji Li, Yu Bin dan Wang Yibo lalu bergegas meninggalkan kelas. Yu Bin yg baru mendongak karena dia sejak tadi tidur itu hanya mengangkat bahu lalu melanjutkan tidurnya lagi, dia masih butuh tidur akibat semalaman bergadang bermain game online.

"Mau ke kantin bareng?"
Ajak Ji Li namun Wang Yibo menggeleng.

"Aku mau ke perpus."
Balasnya datar lalu ikut meninggalkan kelas.

"Oke. Jadi aku sendiri? Hm.. nasib..nasib.."

***

#Xiao Zhan POV

Aku mendengus sebal lantaran acara makan bersama Xing Fei di kantin tadi harus mendapat gangguan dari teman Xing Fei yg mengajaknya pergi, katanya guru kesenian di club yg di ikuti dia memanggil padahal makanan juga belum habis tapi Fei Fei sudah harus pergi lagi. Ia terlihat merasa bersalah padaku tapi sudah ku katakan aku baik-baik saja walau sedikit bete.

"Ji Li?!"
Aku berteriak pada Ji Li di koridor menuju kelas, ia menoleh padaku lalu aku segera mendekat padanya.

"Kenapa kamu sudah kembali? Mana Xing Fei?"
Tanyanya. Entah kenapa aku jadi bete lagi.

"Dia di panggil gurunya. Terpaksa aku kembali."
Ji Li hanya mengangguk-angguk. Aku memperhatikan kedua tangannya yg memegang roti dan susu kotak, aku bertanya dalam tatapan, dia mengerti dan langsung menjawab.

"Untuk Yu Bin."

"Bocah itu main game semalaman lagi ya."

"Yaaa.. begitulah. Ngomong-ngomong Yibo belum kembali dari perpus, 10 menit lagi bel masuk lho."

"Terus?"
Tanyaku menaikan sebelah alisku. Sudah tidak aneh kalau seorang Wang Yibo kebanyakan menghabiskan jam istirahat nya di dalam perpustakaan. Padahal dia sudah pintar bahkan jadi anak emasnya para guru, aku yg anak perunggu ini malah jadi musuh bebuyutan para guru. Sungguh masa sekolah yg tidak adil.

"Susul dia, Zhan."

"Lho ko aku? Kau saja ah!"
Untuk apa menyusulnya, dia kan bukan anak TK. Tentu dia akan segera kembali ke kelas begitu mendengar bel masuk bukan?

"Xiao Zhan.."

"Oke, oke, aku akan menyusulnya. Tatapanmu kaya ibu tiri."
Dengusku yg akhirnya melengos menuruti Ji Li untuk menemui Wang Bo di perpus, aku gak sanggup di pelototi seperti itu oleh Ji Li.

***

Sesampainya di perpus, aku melongok ke dalam. Seperti dugaan, perpustakaan sangat sunyi senyap seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Aku berjalan mengitari rak-rak buku menuju ke arah paling pojok tempat dimana Wang Bo selalu berada. Aku heran kenapa dia suka sekali membaca buku di pojokan paling sunyi, aku saja merinding rasanya bila berlama-lama disini.

Nah, benar kan dia ada disana dengan setumpuk buku di depannya. Aku mendekat dan menatap Wang Bo yg ternyata tertidur di atas meja. Aku yg berniat untuk memanggilnya malah ikut duduk di depannya memperhatikan Wang Bo yg tidur. Perasaan jahil tiba-tiba muncul di otakku, aku mengambil pena di tangan kanan Wang Bo secara perlahan lalu bersiap menggambar kumis dan kacamata di wajahnya.

BE WITH YOU - YiZhanWhere stories live. Discover now