BWY 16

197 33 17
                                    

"Ibuu.. hueee.. ibuu.."
Seorang anak laki-laki terduduk di trotoar sambil memegangi lututnya yg terluka, sebelumnya ia melompat-lompat di trotoar sambil bersenandung mengejar capung dan kaki kecilnya tak sengaja menginjak batu- akhirnya ia oleng lalu terjatuh dan lututnya mendarat lebih dulu.

"Xiao Zhan.. ya tuhan.. mana yg sakit sayang?"
Sang ibu berlari dari arah pedagang kaki lima yg menjajakan beberapa jenis buah dan sayuran tak jauh dari tempat Xiao Zhan kecil jatuh. Padahal sebelum mampir untuk membeli buah, ibunya sudah memperingatkan agar Xiao Zhan menunggu di dekatnya tapi karena Xiao Zhan kecil sangat mudah bosan, dia akhirnya berjalan-jalan sendiri sambil mengejar seekor capung.

"Hueee.. ibu, lututku berdarah.."
Katanya sambil menunjukan lututnya yg berdarah. Sang ibu segera memeluk Xiao Zhan berusaha untuk menenangkannya tapi nihil, Xiao Zhan kecil tak juga menghentikan tangisnya padahal lukanya tidak besar hanya saja mungkin akan memar sedikit.

"Ada apa ibu Xiao? Kenapa Xiao Zhan nangis?"
Itu ibu Wang yg datang sambil menggandeng Wang Yibo kecil.

"Lutut Xiao Zhan berdarah, dia jatuh. Dia gak mau berenti nangis."
Jawab ibu Xiao sambil tetap mempuk-puk punggung Xiao Zhan yg terus bergetar. Wang Yibo yg melihat itu ikut mempuk-puk punggung Xiao Zhan.

"Anak laki-laki gak boleh nangis. Apa lagi sampai ingusnya keluar."
Itu Wang Yibo kecil yg bicara. Xiao Zhan menoleh lalu menatap Wang Yibo.

"K-kenapa? Kan sakit.. huee.."
Jawabnya disela tangisan nya.

"Sini liat lututnya, aku bacakan mantra biar cepet sembuh."
Mendengar itu ibu Xiao dan ibu Wang tersenyum kecil lalu membiarkan dua anak kecil itu berinteraksi. Xiao Zhan melepaskan diri dari pelukan sang ibu lalu berdiri tertatih di depan Wang Yibo yg kini menunduk lalu entah apa yg di ucapkan anak umur 5 tahun ini yg jelas setelah mengucapkan mantra- Wang Yibo meniup lutut Xiao Zhan tiga kali lalu mendongak sambil tersenyum manis pada Xiao Zhan.

"Sudah sembuh. Sekarang ayo pulang, nanti aku kasih liat mainan Ultraman yg dibelikan ayah kemarin."
Ucap Wang Yibo sambil berdiri.

Ajaib, Xiao Zhan kecil langsung berhenti menangis dan berganti dengan senyum ceria sambil mengangguk.

"Sini pegang tanganku."
Tambah Wang Yibo. Xiao Zhan mengulurkan tangannya dan langsung di genggam oleh Wang Yibo.

"Terimakasih ya, sayang.."
Ucap ibu Xiao pada Wang Yibo dan Wang Yibo menjawabnya dengan anggukan.

~

"Xiao Zhan! XIAO ZHAN!"
Xiao Zhan tersadar dari lamunannya, ia menoleh pada Ji Li sambil beberapa kali mengerjapkan mata.

"Kelas udah bubar, kamu gak mau pulang?"

"Ah ya.."
Jawab Xiao Zhan, ia segera merapikan peralatan belajarnya lalu mengikuti Ji Li dan Yu Bin keluar kelas.

Ternyata sejak tadi dia terus melamun sampai tidak memperhatikan pelajaran sama sekali. Pandangannya kosong menatap keluar jendela, pikirannya terus berputar ke kejadian masa lalu dan saat ini yg saling berganti.

Di pikirannya masih sangat jelas bagaimana tatapan menyayat dari Wang Yibo saat dia menatapnya tadi, begitu sakit, begitu pedih dan sesak. Xiao Zhan tak mampu mendeskripsikan nya tapi sekali lagi inilah yg harus dia lakukan, menolak Wang Yibo dengan keras agar dia tidak terus-menerus berharap padanya. Menurut Xiao Zhan inilah cara terbaik untuk membuat perasaan Wang Yibo menyerah padanya.

Perasaan ini salah, sangat salah apalagi di negara yg masih sangat menentang hubungan seperti ini. Apa kata orang nantinya? Wang Yibo orang yg pintar harusnya dia bisa memahami segala kemungkinan buruk yg akan terjadi nantinya tapi kenapa dia begitu bodoh dan ceroboh?

BE WITH YOU - YiZhanWhere stories live. Discover now