recalling

874 12 3
                                    

#kembali lagi dgn cerita random serandom randomnya👐

Keesokan harinya terlihat titik coklat di jalanan kompleks beraspal, titik itu terlihat sedang berjalan. Dan ternyata titik itu adalah Disa sang kecoak jadi-jadian. Ia belum makan sama sekali sejak semalam dia di depak keluar dari rumah oleh ibunya. Kini ia luntang- lantung di jalanan mencari makanan yang sekiranya masih bisa di makan tapi di pertengahan jalan ada seekor belalang sembah yang terlindas oleh ban motor

Disa menatap ngeri kejadian itu, menurut hewan kecil seperti nya itu adalah kasus tabrak lari terparah yang ia temui, bagaimana tidak? Tubuh belalang itu kini sudah terkoyak dan terbelah menjadi dua. Disa menghampiri mayat belalang itu untuk memberi penghormatan terakhir. Penghormatan untuk sesama serangga

Tapi apa yang terjadi selanjutnya adalah tentang insting hewannya, tatapannya melihat belalang seperti orang yang sangat kelaparan sedang melihat makanan menggiurkan. Tapi seketika langsung ia tepis pikirannya

"Anji*g Disa, Lo bisa-bisa nya ya 
 berpikir mau makan teman sesama
 hewan loh. Gak boleh, itu namanya
 kanibal, memakan yang sejenisnya"

Meskipun sudah menahan hasratnya sekuat tenaga, tapi insting hewan yang kini sudah melekat padanya melebihi tekadnya. Dan terjadilah peristiwa 18+ yang tidak bisa di jelaskan

"Aaaaaa gak mau aaaaaaaaa
t*loooooooool"

Disa meraung-raung namun tak ayal dia tetap memakan rekan seperjuangannya itu. Setelah beristirahat cukup lama dari trauma yang di timbulkan oleh adegan tadi, ia duduk di batu jalanan yang kini di jadikan tempat duduk, ia mulai bernostalgia tentang kehidupan masa lalunya

*********
******
***

3 hari sebelum kejadian

"Mah, pah Disa berangkat dulu ya"

Disa yang dulu masih menjadi manusia turun dari tangga rumahnya dengan senang hati, ia segera mengambil roti dan bersaliman dengan kedua orang tuanya. Disa adalah anak satu-satunya. Ia di besarkan dengan cinta tak ayal sifatnya menjadi cukup manja dan pekerjaannya di rumah hanya lah bermalas-malasan

Ia tidak pernah berpikiran untuk belajar, terkecuali hari ujian dan ulangan. Bisa di bilang SKS (sistem kebut semalam) tetapi meskipun seperti itu Disa selalu mendapatkan juara 3 besar dari SD sampai sekarang.

"Eh iya, jangan buru-buru sarapan
 dulu sini, makanya kalo malem itu
 langsung tidur bukannya liat
bujang-bujang Korea mulu"

Risa yang sedang meminum teh buatannya itu menggerutu dengan kelakuan anaknya. Beda dengan Teo ayah Disa, dia hanya tersenyum karena sudah terbiasa dengan situasi ini

"Yasudah hati-hati dis, hari ini kamu
naik angkot dulu ya, soalnya kan motor kamu belum bener. Masih di bengkel"

Teo memang pendiam, ia hanya bicara jika hal itu penting. Tapi itu tidak membuat Teo menjadi ayah yang lemah. Ia memang selalu menuruti permintaan anaknya, tetapi ia juga masih memberi batasan kepada Disa. Salah satunya tidak boleh pacaran sebelum kuliah, makanya si Disa belum pernah ngerasain pacaran. Padahal mah ga usah dilarang juga si, orang anaknya emang gak laku ko

"Iyaaaaaa"

Toa Disa menggema di seluruh penjuru  rumah nya, Keluarga Disa memang bukan keluarga yang kaya. Tetapi orang tuanya selalu berusaha mencukupi semua kemauan dan kebutuhan nya. Ia bahagia karena beruntung bisa menjadi bagian dan sumber kebahagiaan kecil bagi orang tuanya

Debu dan polusi sudah di pastikan menempel pada seragamnya kini, sekarang ia sedang di pinggir jalan tempat orang-orang menunggu angkutan umum. Dia mulai menciumi ketiaknya yang sudah tercium bau semerbak. Ah ini semua memang kesalahan nya karena lupa memakai deodorant. Udah gitu gak mandi lagi karena kesiangan

"Hufft"

Helaan nafas putus asa dari seorang siswi SMA. Tak berselang lama jemputan nya sudah datang. Disa segera menaiki angkot dan duduk di pinggir pintu, ia sengaja memilih lokasi tersebut. Karena lokasi itu sangat strategis, bisa keluar tanpa berdesakan, tak perlu takut berkeringat karena ada AC alam yang menemani dan yang terpenting tidak dekat-dekat dengan yang bukan mahrom. Saelah sok agamis banget lo Dis

15 menit berlalu, angkot yang fi naiki Disa kini sudah berhenti di depan gedung sekolah yang menjadi tempat Disa bersekolah. Ia memberikan uang receh 3 ribu rupiah dan langsung melenggang pergi, mamang angkot yang menerima uang ternyata tidak sesenang Disa, di akibatkan karena uang 2 ribu dan seribu yang berasal dari dia.
  
"Udahmah duitnya lecek, bau lagi ck
  hadeh-hadeh"

Si mamang angkot hanya bisa meratapi nasib sialnya karena hari itu, ia bertemu mahkluk seperti disa.

    1 menit sebelum Disa turun dari angkot

"Njirt, pagi-pagi gini emang enaknya
 ngejailin mamang angkot si"

Sebelum Disa turun dari angkot ia menempel-nempelkan uang kertasnya itu di ketiak basahnya. Tak lupa sebelum ia memberikan uang tersebut. Dirinya sudah memastikan dulu bahwa uangnya memang sudah ter stemple dengan benar

 "HUAHAHAHAHAHAHA"

Suara hati Disa yang sangat senang di atas penderitaan orang lain. Tak lupa dengan smirk nya yang bukan menambah kesan kejam pada wajahnya, melainkan membuat orang-orang disekitarnya melihat nya ngeri karena wajah nya tambah g*blog

*See you next part
*Jan lupa tinggalkan jejak

KECOAK BERGOYANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang